Beranda Berita Nasional Smelter Freeport di Gersik Gunakan Teknologi Pengubah Karbon Menjadi Oksigen

Smelter Freeport di Gersik Gunakan Teknologi Pengubah Karbon Menjadi Oksigen

4670
0

NIKEL.CO.ID, 28 MARET 2023 – Direktur Utama PT Freeport Indonesia (PTFI), Tony Wenas mengatakan, program sustainability di pabrik smelter PT Freeport yang sedang dalam proses pembangunan di Gersik Jawa Timur menggunakan teknologi yang dapat mengubah karbon dioksida (CO2) menjadi oksigen. 

Hal ini disampaikan Dirut PT Freeport Indonesia, Tony Wenas menjawab pertanyaan anggota Komisi Vll DPR Dyah Roro Esti dan Ratna Juwita Sari dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi Vll DPR RI dengan PTFI dan PT Smelting, Senin kemarin di DPR Senayan, Jakarta. 

“Kami itu merencanakan untuk meletakkan beberapa peralatan yang cukup banyak. Peralatan yang ada teknologi menyerap karbon di udara dan kemudian dia mengkonversi menjadi oksigen,” kata Tony saat RDP dengan Komisi VII DPR RI.

Menurutnya, lokasi pabrik smelter PT Smelting yang sedang di bangun di Gersik Jawa Timur untuk mengolah konsentrat PTFI merupakan kawasan yang sangat minim oksigen. 

“Jadi yang dapat kami lakukan adalah membuat pengeluaran emisi karbon yang paling sedikit,” ujarnya. 

Atas jawaban Dirut PT Freeport Tbk Tony Wenas tersebut, Anggota Komisi Vll DPR RI Ratna Juwita Sari mempertanyakan darimana anggaran dana untuk membeli teknologi yang akan digunakan untuk mengubah karbon menjadi oksigen.

“Dana untuk mengubah karbon menjadi oksigen untuk belanja teknologinya apakah sudah termasuk dalam anggaran proyek atau dana baru?” tanya Ratna. 

Ratna memperkirakan peralatan teknologi tersebut sangat mahal sehingga Freeport seharusnya sudah memiliki rencana terlebih dahulu, termasuk biaya anggaran tersebut seharusnya sudah dimasukkan dalam perencanaan anggaran. 

“Seperti yang kita ketahui kan bahwa hal yang semacam ini sangat mahal harganya. Jadi kalau di sini belum ada plan-nya, terus Bapak punya rencana kayak gini! Berarti itu ada upgrading biaya atau bagaimana?” Ratna kembali bertanya. 

Tony Wenas menjelaskan bahwa biaya anggaran pembelian teknologi untuk g mengubah karbon menjadi oksigen sudah dimasukkan dalam plan pembangunan pabrik smelter di Gersik, Jawa Timur, di bidang sustinability atau keberlanjutan. 

“Jadi kalau yang sekarang itu untuk development, untuk pembangunan IPC, tapi ini kan dalam rangka operasional sekarang memang kita belum pakai. Jadi ini dalam rangka operasional nanti pada saat dilaksanakan,” jelasnya. 

Tony memaparkan, program suistanibility PT Freeport Indonesia dalam pengelolaan lingkungan dilakukan dengan cara khusus untuk menekan karbon mencapai net zero emisi. Di wilayah-wilayah lokasi pabrik Smelter PT Freeport Tbk., Gersik, Jawa Timur, di bagian paling akhir (tailing) ada sekitar 1000 hektare yang telah direkomendasikan untuk dipergunakan dalam reklamasi. 

Rencananya, pihaknya akan menanam pohon mangrove di lahan seluas 100 hektare di bibir pantai. Pohon mangrove dipilih karena mampu menyerap semua jenis logam berbahaya dan membuat kualitas air menjadi lebih bersih. 

“Dan kita menarget 10.000 hektare pada tahun 2041, dan kami udah komit untuk menurunkan emisi karbon 30% pada tahun 2030,” paparnya.

Sekadar informasi, PT Smelting adalah smelter pertama PTFI yang yang dibangun tahun 1996 bersama konsorsium Jepang yang dioperasikan Mitsubishi. Dalam target untuk perluasan pabrik smelter PT Freeport atau PT smelting di Gersik yang di target akhir 2023 selesai merupakan fasilitas smelter tembaga pertama di Indonesia. 

PT Smelting mampu memurnikan dan mengolah konsentrat tembaga PTFI sebanyak 1 juta ton per tahun menjadi 300.000 katoda tembaga per tahun untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam maupun luar negeri. Untuk komposisi saham PT Smelting sebanyak 75% dikuasai oleh Konsorsium Jepang dan sebesar 25% dimiliki oleh PTFI.

Dari kapasitas smelter ini, PTFI telah mampu mengolah dan memurnikan sebanyak 40% dari keseluruhan konsentrat tembaga yang di produksi di Papua. Adapun produk utama smelter ini adalah katoda tembaga yang diaplikasikan untuk kawat dan kabel. 

Selain itu, ada juga produk sampingan seperti asam sulfat, anode slime, copper telluride, gypsum dan copper slag. (Shiddiq)