Beranda Berita Nasional Dekan FEB UI: Mitigasi Solusi Masalah Kurangi Kenaikan Emisi CO2 Akibat Realisasi...

Dekan FEB UI: Mitigasi Solusi Masalah Kurangi Kenaikan Emisi CO2 Akibat Realisasi Investasi

1001
0

NIKEL.CO.ID, 27 MARET 2023 – Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Teguh Dartanto mengemukakan bahwa mitigasi adalah solusi dari akar masalah ketika terjadi peningkatan realisasi investasi pasti selalu menimbulkan masalah kenaikan emisi karbon (CO2). 

Hal itu disampaikan Teguh Dartanto dalam sebuah acara bertema “Dampak Realisasi Investasi Terhadap Perekonomian, Sosial dan Lingkungan Hidup” yang diselengarakan oleh Kementerian Investasi/Badan Koordinator dan Penanaman Modal (BKPM) baru-baru ini, di Jakarta.

“Hal ini karena Indonesia masih membutuhkan dan juga perlu meningkatkan investasi. Tetapi yang perlu kita lukakan adalah how to mitigate,” kata Teguh dalam acara tersebut. 

Menurutnya, realisasi investasi tidak bisa lepas dari isu emisi karbon (CO2) yang harus dikurangi untuk menjaga lingkungan hidup dan planet bumi, tempat semua manusia tinggal.

“Hal ini penting karena Indonesia berkomitmen, punya janji, punya place, punya target bahkan target penurunan emisi kita dinaikkan,” ujarnya.

Ia menjelaskan, kegiatan investasi yang semakin tinggi maka hal itu semakin baik karena memberikan beberapa manfaat, mulai dari peningkatan ekonomi, kesejahteraan ekonomi. Namun di sisi lain kemajuan itu memiliki potensi penyebaran polusi udara yakni, kenaikan emisi gas karbon (CO2).

“Jadi realisasi investasinya naik, emisinya juga naik. Di beberapa daerah seperti di Jawa, Sumatera masih tertinggi dari sisi segi emisi CO2-nya,” jelasnya. 

Lebih lanjut, ia menerangkan bahwa beberapa daerah seperti di Riau, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara terjadi kenaikan emsisi karbon CO2 yang cukup tajam. Hal itu disebabkan adanya kegiatan realisasi investasi diantaranya di sektor industri pertambanagan.

“Akibat pemerintah mau menggenjot realisasi investasi tapi emisi kita naik. Terkadang kalau kita berpikir dua hal ini seperti bertentangan,” cetusnya.

Teguh mengungkapkan, untuk menghilangkan pertentangan itu maka harus ada upaya yang dilakukan agar keduanya dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Realisasi investasi dapat meningkat pesat dan memberikan kemajuan ekonomi pada bangsa dan negara. Kemudian emisi karbon CO2 dapat berkurang bahkan hingga mencapai nol persen sehingga lingkungan hidup dapat terjaga dengan baik dan lestari.

“Menurut saya ini memang seolah-olah kontradiksi dan saya sendiri sebagai ekonom juga nggak pengen konfrontasi antara kepentingan investasi yang memang untuk kesejahteraan masyarakat dan juga kepentingan lingkungan,” ungkapnya.

Ia menegaskan bahwa setiap aktifitas investasi pasti ada aktifitas produksi yang meninggalkan jejak karbon yang meningkatkan emisi karbon. “Tetapi yang perlu kita lukakan adalah bagaimana kita bisa melakukan mitigasi,” tegasnya.

“Nggak mungkin kita menyetop investasi, kita masih butuh. Ngga mungkin secara teori kamu menyetop investasi untuk bisa tetap tumbuh berkembang dan juga untuk kesejahteraan,” sambungnya.

Kemudia, ia menuturkan, dalam mitigasi Kementerian Invesatasi/BKPM telah bekerja sama dengan peneliti Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia untuk melakukan pembahasan terkait dampak ekonomi, sosial dan lingkungan hidup dalam setiap triwiulan.

“Ternyata dengan data-data ini bukan berarti kita harus menyetop investasi tetapi bagaimana melakukan mitigasi agar dampak CO2 ini ngga besar,” tuturnya. 

Namun demikian, Teguh memaparkan bahwa dalam melakukan mitigasi dibutuhkan data terlebih dahulu. Seperti one step forward dari Kementerian Investasi/BKPM yang sudah melakukan studi dari dampak CO2 seberapa besar dan dari situlah emisi karboan dapat di mitigasi.

“Jangan-jangan nantinya polusinya di Jawa sudah over misalnya, emisinya sudah terlalu tinggi bisa jadi nanti kebijakannya investasi yang sama jangan-jangan bisa dipindahkan ke tempat yang lain,” tukasnya. (Shiddiq)