Beranda Berita Nasional Ekosistem Kendaraan Listrik Upaya Percepatan Transisi EBET dan Industri Kendaraan Listrik

Ekosistem Kendaraan Listrik Upaya Percepatan Transisi EBET dan Industri Kendaraan Listrik

930
0
dok.fakta news

NIKEL.CO.ID, 12 Desember 2022 – Anggota Komisi VII DPR RI, Arkanata Akram mengatakan, ekosistem kendaraan listrik merupakan salah satu upaya untuk mendukung percepatan transisi energi baru dan energi terbarukan (EBET) dan industri kendaraan listrik di Indonesia. Program ini selaras dengan Rancangan Undang-Undang Energi Baru dan Terbarukan yang tengah dibahas di Komisi VII DPR RI.

Hal itu disampaikan Anggota Komisi VII DPR Arkanata dalam kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI ke PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, baru-baru ini. 

“Persiapan ekosistem kendaraan listrik ini juga merupakan salah satu langkah bahwa Indonesia memiliki komitmen untuk mengurangi emisi karbon atau bahkan bisa mencapai kondisi net zero emission di Indonesia,” kata Arka sapaan akrabnya yang dikutip laman resmi dpr.go.id.

Menurut Arka, hilirisasi industri nikel yang digencarkan pemerintah bertujuan untuk mempersiapkan Indonesia menjadi negara industri terutama industri kendaraan listrik. Untuk menjadi negara industri kendaraan listrik maka pemerintah harus mempersiapkan ekosistem kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB).

“Hal tersebut sesuai dengan amanat Presiden Republik Indonesia melalui Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan,” ujarnya.

Ia menegaskan, kunci untuk menjadi pemain di industri kendaraan listrik dibutuhkan pembangunan ekosistem yang kuat. Tanpa itu, maka Indonesia akan sulit bersaing dengan negara lain dalam membangun industri mobil listrik.

Melatarbelakangi hal itu, Komisi VII DPR RI yang membidangi masalah energi, melakukan kunjungan ke PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) sebagai obyek Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI.

Arka mengutarakan, HMMI merupakan pabrik manufaktur kendaraan listrik pertama di Indonesia dengan rencana produksi 1.000 mobil listrik per tahun dengan nama Ioniq 5. 

Oleh karenanya, Komisi VII DPR RI mendukung penuh langkah pemerintah untuk menjadi pemain dalam global supply chain di industri mobil listrik. 

“Negara kita memiliki sumber daya mineral yang sangat besar untuk pengembangan industri mobil listrik. Kita punya nikel, kita punya kobalt, sebagai material penting untuk baterai litium,” lanjutnya. 

Arka menambahkan, selain nikel dan kobalt, Indonesia juga mempunyai bauksit yang bisa diolah menjadi aluminium dan kemudian dapat dimanfaatkan untuk kerangka mobil listrik serta tembaga yang dibutuhkan untuk baterai dan sistem kabel-kabel di mobil listrik. 

“Hilirisasi bahan-bahan mentah mineral kita harus dilakukan agar nilai tambahnya meningkat, memberikan nilai tambah yang optimal,” tambahnya.

Arka menuturkan, kunjungan itu dilakukan sebagai bentuk dukungan Komisi VII DPR RI dalam tiap investasi kendaraan listrik di Indonesia dan juga tentunya dukungan terhadap pengembangan industri hulunya terutama industri baterai. 

Ia berharap bahwa mobil listrik itu nantinya akan menjadi mobil listrik pertama yang dibuat di Indonesia yang diproduksi untuk memenuhi pasar Indonesia maupun pasar ekspor.

“Untuk bisa merealisasikannya maka semua stakeholder terkait harus bisa bersinergi, berkoordinasi, dan berkolaborasi agar pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dapat berjalan semaksimal mungkin,” paparnya. 

Oleh sebab itu, Komisi VII DPR RI berharap dengan pertemuan tersebut akan lebih meningkatkan sinergi antara Komisi VII DPR RI dengan para mitra kerja dalam rangka menjalankan tugas-tugas konstitusional Komisi VII DPR RI. 

Adapun yang hadir dalam kunjungan itu antara lain, Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian RI Taufik Bawazier, Dirjen EBTKE Kementerian ESDM RI Dadan Kusdiana, Direktur Manajemen Proyek & EBT PT PLN (Persero) Wiluyo Kusdwiharto, Direktur Produksi PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) Wayan, serta Direktur External Affairs PT HMMI Tri Wahono.

Sementara itu, dilansir halaman resmi Instagram @tina_talisa bahwa perusahaan asal Taiwan Foxconn berencana berinvestasi di Indonesia sebesar Rp 120 triliun untuk proyek kendaraan listrik.

Hal itu dikatakan staf khusus dan Juru Bicara Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Tina Talisa dalam perbincangan dengan CEO Chairman Foxconn Young Liu. 

“Chairman Liu memimpin Foxconn, yang merupakan produsen elektronik terbesar di dunia,” ucapnya. 

Tina menjelaskan bahwa Foxconn memiliki karyawan lebih dari satu juta orang di 24 negara atau wilayah dengan pendapatan lebih dari US$ 206 miliar pada tahun 2021 lalu.

“Foxconn akan berinvestasi di Indonesia dalam bidang baterai kendaraan listrik senilai US$ 8 miliar atau setara Rp 120 triliun,” tukasnya. (Shiddiq)