NIKEL.CO.ID, 7 Desember 2022 – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa kunci pertumbuhan ekonomi tahun 2023 salah satunya adalah peningkatan investasi. Oleh karena itu pemerintah tetap konsisten terhadap kebijakan hilirisasi industri nikel dan bauksit yang selama ini telah memberikan dampak besar dalam GDP (Gross Domestic Product) Indonesia.
Hal itu disampaikan Presiden Jokowi dalam arahannya diantaranya terkait investasi hilirisasi industri nikel dan bauksit pada Sidang Kabinet Paripurna 2022, di Istana Negara Merdeka Jakarta, Selasa (6/12) kemarin.
“Berkaitan dengan peningkatan investasi, karena kunci pertumbuhan ekonomi di 2023 selain belanja yang menyangkut konsumsi kemudian pengendalian inflasi, peningkatan investasi ini harus. Tidak bisa ditawar-tawar lagi karena ini sangat mempengaruhi gross (GDP) kita sehingga yang namanya hilirisasi industri konsisten terus akan kita lakukan,” ucap Presiden Jokowi dalam arahannya itu dikutip laman resmi YouTube Sekretaris Presiden, Rabu (6/12/2022).
Menurut Presiden, setelah melakukan pembahasan bersama para menteri bawahannya tentang keberhasilan larangan ekspor bijih nikel yang mampu meningkatkan pendapatan negara secara signifikan. Pemerintah berencana akan segera mengumumkan kebijakan larangan ekspor bahan mentah bauksit.
“Tadi pagi saya sudah berbicara mengenai nikel, bauksit, dan juga kita putuskan kapan akan kita larang ekspor bahan mentah dari bauksit, segera akan kita umumkan,” ujarnya.
Hal ini penting, lanjut Presiden, karena larangan ekspor bauksit nantinya akan mendatangkan investasi yang besar dan memberikan dampak positif bagi pembukaan lapangan kerja di Indonesia.
“Karena investasi juga menyangkut pembukaan lapangan kerja yang sangat diperlukan saat ini,” lanjutnya.
Selain itu, Jokowi juga mengkritik menteri perdagangan terkait peningkatan ekspor ke negara lain yang mengalami penurunan. Seperti Tiongkok dan Amerika Serikat yang merupakan pangsa pasar besar bagi ekspor Indonesia yang mengalami penurunan.
Seharusnya Kementerian Perdagangan RI mampu mengoptimalkan ekspor ke negara lain yang memiliki permintaan ekspor yang sama dengan Tiongkok dan Amerika Serikat.
“Berkaitan dengan peningkatan ekspor! Kalau pasar-pasar besar kita, baik Tiongkok maupun Amerika permintaannya turun (demand agak turun) atau drop, mestinya Kementerian Perdangangan bisa menggeser, mengalihkan ke negara-negara lain yang kira-kira memiliki permintaan yang sama,” cetusnya.
Dia juga menyebutkan salah satu negara yang memiliki potensi pangsa pasar ekspor adalah negara India. Namun selama ini tidak pernah dilakukan upaya terobosan ekspor ke negara itu.
“Saya lihat punya potensi besar itu India. Yang nggak pernah kita rutin, kita lakukan pendekatan ke sana,” tuturnya.
Presiden juga menyinggung soal investasi pariwisata. Menurutnya investasi pariwisata itu penting untuk menarik kunjungan wisatawan asing ke destinasi di Indonesia.
“Juga yang berkaitan dengan wisatawan mancanegara ini. Berkaitan dengan kunjungan wisatawan asing penting sekali. Utamanya untuk destinasi realitas di Labuan Bajo, di Mandailika, di Borobudur yang harus terus kita dorong,” tukasnya. (Shiddiq)