NIKEL.CO.ID,30 November 20222—Walaupun Indonesia kalah dalam gugatan World Trade Organization (WTO) atas gugatan larangan eskpor nikel, hal ini tidak membuat pemerintah menyerah dan akan melakukan banding.
Hal ini telah disampaikan oleh Presiden Indonesia Bapak Joko Widodo dalam Peresmian Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Investasi Tahun 2022, Rabu (30/11/2022).
“Meskipun kita kalah WTO, urusan nikel ini kita digugat oleh Eropa dibawa ke WTO kita kalah tidak apa-apa, saya telah sampaikan ke menteri banding” Ungkapnya pada pembukaan tersebut.
Setelah ia telusuri mengapa Eropa mengungat, karena industri mereka kebanyakan disana jika mereka mengerjakan disini maka otomatis akan banyaknya penganguran serta pabrik-pabrik industri yang berhenti.
Jokowi juga mengatakan bahwa pemerintah akan terus mendorong hilirasasi yang gunanya untuk meningkatkan nilai tambah. Ia juga berbicara ekpor nikel bahan mentah pada 7-4 tahun hanya senilai US$ 1,1 miliyar.
“Jika dirupiahkan hanya senilai 19-20 triliun rupiah dalam 1 tahun, karena yang kita eskpor hanya Raw material (bahan mentah)” Ujarnya.
Seiring dengan berjalanya waktu hilirisasi Nikel berjalan dengan hadirnya smelter, membuat nilai ekspor melesat mencapai US$20,8 Triliun di tahun 2021.
“Begitu kita memiliki smleter, memiliki industri dan turunanya 2021, ekspor kita sudah US$20,8 miliyar, sudah ada RP 300 trilun lebih, dari RP 20 triliun meloncat ke RP 300 Trilun, yang jika dihitungkan kenaikan ada 18 kali lipat nilai tambahnya.” Ungkap Jokowi.
Ia juga menegaskan tidak akan mengyetop kebijikan hilirisasi terhadap nikel dan kekayaan alam lainya, bahkan setelah terciptakanya larangan ekspor pada 2020 lalu, dan tidak hanya nikel ia juga mengatakan pemerintah akan menerapkan larangan tersebut untuk bauksit.
“hal ini diupayakan, jika kita ingin menjadi negara maju serta membuka lapangan pekerjaan, jika dengan gugatan aja kita mundur bagaimana akan menjadi negara maju” ungkapnya. (Fia)