Beranda Berita International Kabar Gembira! Nikel Nyerempet di Harga US$ 24.000

Kabar Gembira! Nikel Nyerempet di Harga US$ 24.000

297
0
Proses smelting atau peleburan bijih nikel di Smelter. Ilustrasi (Foto; Ist)
Kabar Gembira! Nikel Nyerempet di Harga US$ 24.000
Ilustrasi (Foto; Ist)

NIKEL.CO.ID 16 Februari 2022- Harga Nikel kian melambung pada perdagangan Rabu pagi (16/2/2022) pukul 10.39 WIB, melalui bursa perdagangan dunia London Metal Exchange (LME), harga nikel US$ 23,945/ton. Harga ini masih tinggi dibandingkan dengan harga penutupan kemarin, Selasa (15/2/2022) US$ 21.895.

Harga nikel hari ini hampir menyentuh US$24.000/ton, tentunya tidak lagi dengan banyaknya perminatan pada nikel tersebut dan stok nikel yang mungkin kian menurun, namun harga tersebut akan terus naik dan turun tergantung adanya stok barang yang ada.

Sementara itu, Nikel SHFE 2203 yang paling banyak diperdagangkan ditutup naik 1,6% atau 2780 Yuan/mt menjadi 176520 Yuan/mt, dengan open interest turun 5202 lot menjadi 136582 lot.

Spread SHFE 2203 dan 2204 masih terbelakang, dan tetap tumbuh, yang menunjukkan bahwa pasokan nikel dalam jangka pendek cukup ketat. Investor disarankan untuk membeli saat turun, tetapi tidak disarankan untuk bertaruh pada harga yang terlalu tinggi.

Salah satu faktor naiknya harga nikel munculnya eskalasi geopolitik antara Rusia dan Ukraina, memicu kekhawatiran terhadap pasokan nikel dunia yang terus menyusut tiap harinya. Mengacu data Statista, Rusia adalah produsen nikel terbesar nomor 3 di dunia dengan produksi 280.000 ton pada tahun 2020. Sehingga memiliki pengaruh terhadap pergerakan harga nikel dunia.

Ketegangan di perbatasan Ukraina, di mana Rusia sudah menyiagakan armada tempur, membuat negara-negara Barat cemas Negeri Beruang Merah akan menginvasi negara asal pesepakbola Andriy Shevchenko tersebut.

Kemarin, Jake Sullivan, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih mengatakan, Rusia kemungkinan akan menyerang Ukraina dalam hitungan hari. Ia juga menyarankan warga Amerika Serikat yang berada di Ukraina untuk meninggalkan negara tersebut.

“Jika Ukraina benar-benar diserang, maka situasi menjadi semakin tidak pasti,” tegas Jay Hatfield, Chief Investment Officer di Infrastructure Capital Management yang berkedudukan di New York, seperti diberitakan Reuters.

Uni Eropa dan Amerika Serikat akan mengancam menjatuhkan sanksi kepada Rusia jika nekat menyerang Ukraina. Sanksi ini yang menurut Alastair Munro, seorang pialang di Marex, akan memperburuk pasokan nikel di pasar.

Persediaan nikel di gudang yang dipantau London Metal Exchange (LME) per 14 Februari tercatat 84.894 ton. Jumlah ini sudah turun 68% dibandingkan puncak persediaan pada April 2021. (Fia/Syarif/bbs)

Artikulli paraprakTrader Big Shot Tantang Penimbun Nikel Misterius
Artikulli tjetërKetua Kadin Sultra Percaya Ketum APNI Terpilih Suarakan Aspirasi Penambang Nikel