Beranda Berita Nasional Proyek Pabrik Baterai Rp130 T Rencana Diteken Pekan Ini

Proyek Pabrik Baterai Rp130 T Rencana Diteken Pekan Ini

1320
0

NIKEL.CO.ID – LG Energy Solution, anak usaha LG Chem Ltd di bidang electric vehicle (EV) battery atau baterai kendaraan listrik, dikabarkan akan meneken nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Indonesia Battery Holding (IBH) pada Jumat, 18 Desember pekan ini, di Seoul, Korea Selatan (Korsel).

LG Chem asal Korsel adalah satu dari dua produsen EV battery dunia yang siap bekerjasama dengan BUMN Indonesia. Satu lagi yakni Contemporary Amperex Technology Co Ltd (CATL) dari China.

Dikutip dari Business Korea, LG Energy Solution, akan membentuk konsorsium dengan empat perusahaan BUMN yakni MIND ID atau PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), PT Pertamina, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Keempat perusahaan pelat merah ini tergabung dalam IBH.

Proyek pabrik baterai dengan periode proyek 5 tahun tersebut diperkirakan menelan biaya sekitar 10 triliun won atau setara dengan Rp 130 triliun (kurs Rp 12,97/won Korea).

Selain itu, LG International juga akan mengambil bagian dalam proyek ini. Investasi kedua anak perusahaan LG Group dalam proyek tersebut diperkirakan mencapai 2 triliun won atau lebih, setara dengan Rp 26 triliun.

“Nota kesepahaman untuk inisiasi proyek dijadwalkan akan ditandatangani pada 18 Desember,” tulis informasi dari Business Korea, dikutip Senin (14/12/2020).

Dalam proyek ini, serangkaian fasilitas bersama akan dibangun untuk menangani proses penambangan nikel, peleburan, pemurnian, dan prekursor (senyawa yang berpartisipasi dalam reaksi kimia yang menghasilkan senyawa lain), bahan elektroda positif, dan produksi sel.

Fasilitas penambangan, peleburan dan pemurnian kemungkinan besar akan dibangun di Maluku Utara dan fasilitas produksi diharapkan akan didirikan di Jawa Barat. LG Energy Solutions akan bertanggung jawab penuh atas produksi sel baterai.

Proyek ini terpisah dari proyek bersama LG Energy Solutions dengan Hyundai Motor Indonesia. Proyek yang pertama itu adalah untuk membangun pabrik pembuatan baterai luar negeri LG Energy Solution terbesar dan yang kedua adalah untuk memproduksi sel baterai dan kemasan untuk digunakan dalam kendaraan listrik yang akan diproduksi di Indonesia.

Proyek yang terakhir ini juga diharapkan segera diluncurkan. LG dan Hyundai kemungkinan akan menandatangani MOU terakhir untuk inisiasi proyek pada bulan depan, Januari 2021.

Pabriknya diperkirakan akan dibangun di Karawang, Jawa Barat, dengan biaya konstruksi 1,5 triliun won atau setara dengan Rp 19,45 triliun.

Pada 1 Desember 2020, LG Chem juga secara resmi meluncurkan anak usaha LG Energy Solution. LG Energy Solution mengadakan rapat dewan dan majelis perdana pada tanggal 1 Desember dan mengumumkan bahwa mereka menunjuk Kim Jong Hyun sebagai presiden pertamanya.

“Kami sekarang telah berhasil memisahkan perusahaan untuk meraih impian yang lebih tinggi dan sekarang telah memulai perjalanan yang hebat,” kata Kim, dikutip LGcorp.

LG Energy Solution mempekerjakan sekitar 22.000 orang (sekitar 7.000 di Korea dan 15.000 di luar negeri) secara global dan memiliki sistem bisnis global yang terdiri dari basis produksi di Ochang di Korea, Michigan di AS, Xingang/Binjiang di China, dan Wroclaw di Polandia, dan Pusat teknologi R&D di Daejeon di Korea, Troy di AS, Nanjing di China, dan Frankfurt di Jerman.

Tahun ini, pendapatan diperkirakan mencapai 13 triliun won Korea atau Rp 169 triliun, dan rencananya akan mencapai penjualan sebesar 30 triliun won Korea pada tahun 2024 untuk menjadi ‘perusahaan solusi energi terbaik dunia’.

Sebelumnya, pada 14 November lalu, Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan nilai proyek kerja sama pabrik baterai listrik di Indonesia dengan dua perusahaan, LG Chem dan CATL, yakni menembus US$ 20 miliar atau setara Rp 280 triliun (kurs Rp 14.000).

Erick Thohir mengatakan, kehadiran investor ini menunjukkan kebijakan Indonesia sudah tepat. Dia mengatakan, kehadiran investor luar negeri ini akan mendukung ketahanan energi nasional.

Pada 17 November, Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bahkan membeberkan LG Chem akan segera meneken MoU proyek pabrik baterai pada pekan itu, antara 17-21 November 2020. Tapi belum kejadian.

Hal itu diungkapkan Luhut dalam sebuah seminar Universitas Gadjah Mada yang disiarkan melalui kanal YouTube, Selasa (17/11/2020).

“Minggu ini kalau tidak ada perubahan LG dari Korea akan segera tanda tangan,” kata Luhut.

“Dan sekarang kita approach yang lain, saya kira masih on going,” jelasnya.

Sumber: CNBC Indonesia