NIKEL.CO.ID, 4 MEI 2023–Pembukaan penawaran harga bijih nikel murni London Metal Exchange (LME) pada Kamis (4/5/2023), pukul 11.00 waktu London, bisa menggembirakan para penambang dan traders nikel. Dari harga US$ 25.100 per dry metric ton (dmt) yang dibuka LME, sudah ada tawaran US$ 25.050 per dmt.
Pembukaan harga bijih nikel murni oleh LME Kamis ini berbeda dibandingkan tiga hari sebelumnya, yang masih di kisaran US$ 22.000 per dmt dan US$ 23.000 per dmt. Sementara pada sesi penutupan, transaksi jual-beli bijih nikel murni di angka US$ 24.000-an per dmt. Pada Selasa (2/5/2023), buyer mentok menawar di angka US$ 24.219 per dmt.
Stagnasinya harga jual bijih nikel murni di LME tiga hari kemarin, ternyata diikuti aksi turunnya penawaran harga yang dipasang Shanghai Futures Exchange (SHFE)—sebagai patokan harga pasaran bijih nikel di kawasan Asia Timur. Terutama untuk bijih nikel kadar rendah.
Menurunnya harga bijih nikel kadar rendah, diprediksi diikuti pelemahan tarif pengapalan basis free on board (FOB) pada Mei 2023. Namun, karena penurunan harga yang tidak konsisten antara harga FOB dan CIF (cost, insurance, and freight), pedagang tidak dapat memperoleh keuntungan.
Setelah harga bijih nikel kadar rendah 0,8%, Fe: 48%, AL: 5% diturunkan menjadi US$ 25 per wet metric ton (wmt) dengan basis FOB, beberapa pelaku tambang nikel Filipina mengutarakan, harga tersebut tidak sesuai dengan harapan mereka. Karena itu, mereka akan mengurangi pengiriman bijih nikel ke China. Namun, harga bijih nikel kadar tinggi dan murni masih stabil, dinilai masih menguntungkan penambang nikel Filipina.
Shanghai Metal Markets (SMM) melaporkan bahwa sebagian nikel murni impor mengalir ke pasar spot China untuk pengiriman kontrak jangka panjang di Mei 2023. Impor bijih nikel murni untuk mengurangi keketatan pasokan di China. Pasalnya, pengiriman bijih nikel dari Filipina terhenti, karena tambang di negara tersebut kurang bersedia mengirimkan kargo, yang memperketat pasokan bijih nikel di China.
Dari sisi permintaan, sesuai dengan jadwal produksi pabrik stainless steel di Mei, kebutuhan primer nikel diperkirakan akan meningkat. Dari sisi alloy, permintaan pelat nikel dari sektor alloy militer tetap stabil.
SMM memperkirakan, keketatan pasokan nikel murni berkurang, dan permintaan hilir tetap stabil. Harga nikel akan tetap berkisar dengan beberapa potensi penurunan. (Syarif)