NIKEL.CO.ID – Meskipun ada larangan ekspor bijih nikel, data bea cukai China menunjukkan pada hari Rabu (20/01/2021), Indonesia tetap menjadi pemasok bijih nikel terbesar kedua di China pada tahun 2020.
Administrasi Umum Bea Cukai melaporkan, kedatangan bijih nikel Indonesia ke China mencapai 3,4 juta ton tahun lalu. Jumlah tersebut turun 85,8% dari 2019 tetapi masih menjadi urutan kedua setelah Filipina dengan 31,98 juta ton, dan di depan Kaledonia Baru di urutan ketiga.
Jika digabungkan, pada Januari dan Februari pengiriman bijih nikel dari Indonesia adalah 1,98 juta ton , kemungkinan kargo terakhir yang berangkat dari Indonesia sebelum diberlakukan larangan ekspor pada pada 1 Januari 2020, meskipun beberapa mungkin telah ditunda oleh pembatasan COVID-19.
Data tersebut kemudian menunjukkan aliran impor bijih nikel Indonesia setiap bulan berikutnya sepanjang tahun 2020, termasuk 78.245 ton untuk bulan Desember.
Data dari Indonesia, yang memberlakukan larangan ekspor bijih nikel untuk memaksa investor pemrosesan bijih di dalam negeri, menunjukkan nol ekspor bijih nikel ke China untuk Januari hingga November 2020.
Administrasi bea cukai China dan seorang pejabat kementerian pertambangan Indonesia tidak memberikan penjelasan tetapi beberapa analis percaya jawabannya mungkin terletak pada material yang diekspor sebagai bijih besi tetapi diimpor ke China sebagai bijih nikel.
Sumber: Asian Metal