Beranda Berita International Sama-sama Dibutuhkan, Harga Kobalt Lebih Tinggi Dibandingkan Nikel

Sama-sama Dibutuhkan, Harga Kobalt Lebih Tinggi Dibandingkan Nikel

292
0
Kobalt. Foto: Dok.Wikipedia

NIKEL.CO.ID, 10 MARET 2023-Tren harga bijih nikel murni yang diperdagangkan di bursa London Metal Exchange (LME) hingga Jumat (10/3/2033) ini terus mengalami penurunan. Beda dengan kobalt yang masih bertengger kokoh.

LME membuka sesi penawaran bijih nikel murni pukul 11.00 waktu London Jumat ini di angka US$ 23.225 per ton. Kemarin, transaksi jual beli bijih nikel murni ditutup di level US$ 27.100 per ton dari besaran angka US$ 27.150 per ton yang dipasang oleh LME.

Berdasarkan pantauan nikel.co.id, tren harga nikel di LME sempat menembus di angka US$ 33.000 per ton pada minggu pertama Januari 2023. Sesudahnya tren harga nikel melemah.

Beda dengan tren harga kobalt yang masih tinggi, LME menawarkan harga pembukaan Jumat ini sebesar US$ 33.760 per ton, dan sudah ada penawaran US$ 33.260 per ton. Sesi perdagangan kemarin penawaran kobalt mentok di angka US$ 35.280 per ton, dari angka US$ 36.280 per ton yang dipasang.

Sementara itu, Shanghai Metals Market (SMM) melaporkan logam dasar nikel di Shanghai Futures Exchange (ShFE) dan LME dari sisi penawaran harganya terus melemah. Perusahaan hulu lebih bersedia melakukan pengiriman, sedangkan harga spot terus menurun. 

SMM menganalisis salah satu sebab menurunya harga bijih nikel murni dari sisi makro. Data menunjukkan bahwa jumlah klaim pengangguran awal AS minggu lalu naik lebih dari yang diharapkan. Pasar mengharapkan bahwa pelemahan di pasar tenaga kerja dapat mengurangi kemungkinan Federal Reserve mempercepat laju kenaikan suku bunga.

Untuk logam dasar nikel, SMM mencontohkan harga produk olahan nikel berupa nickel pig iron (NPI), ribuan metrik ton NPI diperdagangkan pada 1.250 yuan/mtu oleh pabrik baja tahan karat di Cina timur kemarin. Pedagang dan beberapa pabrik NPI memotong harga mereka karena persediaan yang tinggi dan pasar yang kendur. 

Di sisi permintaan, dalam hal baja tahan karat, menurut penelitian SMM, dipengaruhi oleh jatuhnya harga berjangka dan dumping barang oleh pedagang, kuotasi spot intraday turun. Pembelian dari perusahaan paduan sedikit meningkat di tengah jatuhnya harga nikel. 

“Singkatnya, sektor nikel murni menghadapi lemahnya penawaran dan permintaan. Harga nikel akan bergerak rangebound dalam jangka pendek,” SMM menganalisis. (Syarif)

Artikulli paraprakPresdir Ceria: Nikel Punya Peran Penting Dalam Industri Mobil Listrik
Artikulli tjetërLengkapi Hilirisasi, Pemerintah Beri Bantuan Pembelian Kendaraan Listrik Bagi Masyarakat