Beranda Berita Nasional RESD Pilih NBRI Gelar TOT Battery For Renewable Energy, Bakhtiyar: Sesuai Project...

RESD Pilih NBRI Gelar TOT Battery For Renewable Energy, Bakhtiyar: Sesuai Project Solar Baterai

188
0

NIKEL.CO.ID, 15 MARET 2023 – Component Manager – Formal Education Renewable Energy Skills Development (RESD), Bakhtiyar Salam mengatakan latar belakang RESD memilih kerja sama dengan National Battery Research Institut (NBRI) dalam kegiatan Training of Trainer (ToT) Battery for Renewable Energy karena sesuai dengan pengembangan project solar yang berkaitan dengan baterai.

“Jadi kami dalam poin ability security development project itu ada item bidang solar. Solar panel dengan sistem off grid mau tidak mau membutuhkan baterai, sehingga baterai sangat dibutuhkan,” kata Manajer RESD Bakhtiyar kepada nikel.co.id, Rabu, (15/3/2023). 

Menurutnya, RESD tidak hanya memperkenalkan bagaimana aplikasi penggunaan baterai storagenya tapi bagaimana peserta dapat memahami proses battery storage berjalan sesuai yang dibutuhkan.

Sehingga harapannya selesai dari kegiatan TOT ini mereka sudah mengambil ilmu sebanyak mungkin, sampai testing performa baterainya, dan nantinya ada praktek di laboratorium bagi para peserta. 

Diharapkan, para peserta yang berprofesi sebagai dosen jurusan politeknik itu ketika mereka kembali ke kampus dapat mengajarkan kembali ilmunya kepada mahasiswa program D4 spesilisasi satu tahun (semester 7 dan 8) Energi Terbarukan Bidang Solar, Hydro dan Hybrid.

“Jadi kalau mereka mengajar dari sesuatu yang real dan bisa dijalankan karena mereka sudah dapat baterainya, di training lab itu on grid maupun off grid,” tuturnya. 

“Harapannya mereka pulang, mereka bisa secara operasi bisa menjalankan untuk program solar dan juga untuk mengajarkan anak bagaimana battery storage yang benar,” sambungnya.

Sebelumnya, Bakhtiyar menjelaskan mengenai project renewable energy skills development (RESD Project), bahwa RESD project adalah sebagai implementasi project dari Seco (Swiss Economic Operation).

“Jadi kita sebagai implementator atas project yang di danai oleh donor dari Seco,” jelasnya. 

Saat ini, kata dia, program RESD yang dijalankan oleh Seco fokus dibidang pengembangan politeknik, dan di dalam renewable energy ada program pengembangan non formal education untuk lembaga-lembaga training termasuk BLK (Balai Latihan Kerja), PPSDM, ESDM itu ranah training non formal. 

“Jadi bentuknya yang formal politeknik dan non formal untuk BLK dibawah Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker Trans),” ujarnya. 

Proyek ini, menurutnya sudah dan sedang berjalan hingga saat ini dan ada juga program communication untuk mensosialisasikan bidang renewable energy. Dalam program ini, RESD terlibat langsung dalam program energy solar pack, dan juga terlibat untuk promosi renewable energy. 

Pogram ini merupakan program kerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Swiss atau government to government.

Dalam hal ini pemerintah Swiss diwakili oleh Seco Indonesia, yang berkedudukan di Kedutaan Swiss. Seco melakukan kolaborasi dalam implementasi project pengembangan keterampilan tenaga kerja sumber daya manusia di bidang renewable energy. 

Dalam TOT ini, RESD melakukan penyeleksian hingga lolos lima politeknik. Lima Politeknik itu antara lain, Politeknik Negeri Jakarta, Politeknik Negeri Bali, Politeknik Energi Nineral Akamigas Cepu, Politeknik Negeri Manado, Politeknik Ujung Pandang. 

“Lima politeknik yang kami bantu dan bantuan kami, kami hibahkan dalam bentuk solar life dari paket dari solar pack life. Tujuannya adalah untuk mereka bisa mengembangkan program D4 spesialisasi satu tahun bidang renewable energy di solar, hydro dan hybrid. Dimana sekarang sudah ada mahasiswanya 170. Ini yang sudah berjalan,” terangnya. 

Bakhtiyar memaparkan, dalam project ini berkolaborasi dengan pihak konsorsium yaitu University of Applied Science (UAS) Swiss yang merupakan universitas terapan di bidang science atau terapan yang dapat membantu mereka. 

Sehingga para peserta benar-benar mendapatkan basic training, edvance dari solar dan hydro hybrid dari rekan-rekan University of Applied Science yang datang ke Indonesia. 

“Jadi paralel setelah fase kurikulum dengan industri bidang solar hydro, kami lanjutkan dengan pengembangan kompetensi dosen dengan TOT, salah satunya yang diterapkan disini,” paparnya. 

Dalam menentukan pemilihan lima politeknik ini, kata dia, berdasarkan mekanisme dari Dewan Pengarah atau Steering Committee (SC) yang diketuai Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ketenagalistrikan Energi Terbarukan dan Konservasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral oleh  Ir. Albertus Susetyo Edi Prabowo, M.Si.

“Itu adalah Priyayu atau Project Implementasi Unit (PIU) yang diwakili oleh Kementerian ESDM dalam hal ini adalah PPSDM (Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia),” cetusnya. 

Dalam project ini beranggotakan Direktur Jenderal Vokasi dari Direktorat Akademik Perguruan Tinggi Vokasi (APTV) dan lainnya. 

Kemudian dalam penentuan yang dapat diterima untuk pemberian bantuan melalui proses assessment. Setelah itu di amandemenkan dalam sebuah sebuah dokumen project dan akhirnya diputuskan lolos verifikasi. Sehingga muncullah lima politeknik tersebut yang mendapatkan hibah. 

Untuk saat ini, kata Bakhtiyar, di masing-masing politeknik sudah berjalan project-project tersebut dan sudah dalam proses pembelajaran. 

“Kami proses tahun kemarin untuk pengadaan dan kami sudah handover, artinya tahun ini mereka sudah menggunakan alatnya yaitu hibah berupa lab solar baik untuk politeknik dan balai latihan kerja terpilih,” pungkas Bakhtiyar. (Shiddiq/Syifa/Rusdi) 

Artikulli paraprakNBRI Selenggarakan TOT Battery For Renewable Energy Untuk Tingkatkan Keterampilan Teknis
Artikulli tjetërCORE Indonesia Gelar FGD, DEN dan APNI Bicara Transisi Energi