NIKEL.CO.ID, 04 Agustus 2022-Harga nikel kembali melemah pada perdagangan siang hari ini, hal ini disebabkan fluktuasi permintaan yang tidak diimbangi dengan ketersediaan bahan baku nikel.
Pada Selasa harga nikel menembus US$ 24.00 per ton, namun hari ini turun kembali. Terpantau di perdagangan London Metal Exchange (LME) harga nikel pada Kamis, (4/8/2022) pukul 11.40 WIB tercatat US$ 21.975 per ton, lebih rendah dibandingkan dengan penutupan kemarin di angka US$22.965 per ton.
Nikel merupakan salah satu bahan pembuatan baja nirkarat serta bahan dasar baterai mobil listrik. Indonesia merupakan negara dengan cadangan bijih nikel terbesar di dunia. Pada Juli kemarin, harga acuan (HMA) nikel Indonesia berada di US$ 274,14,47 ribu per ton.
Sementara itu, Shanghai Metal Market (SMM) menginfokan bahwa di pasar spot, nikel Jinchuan tercatat pada premi 6.600-8.000 yuan/mt per 4 Juli, dengan harga rata-rata 7.300 yuan/mt, turun 1.450 yuan/mt dari hari lalu . Premi nikel NORNIKEL mencapai 7.300-7.800 yuan/mt, dengan harga rata-rata 7.550 yuan/mt, turun 600 yuan/mt dari hari perdagangan terakhir.
Premi nikel Jinchuan dan Rusia keduanya sedikit menurun karena harga nikel di luar pabrik turun dan perdagangan Nornickel menjadi langka di tengah melemahnya permintaan. Harga briket nikel adalah 179.500-180.400 yuan/mt, 600 yuan/mt lebih rendah dari hari perdagangan sebelumnya. Karena efisiensi biaya produksi nikel sulfat dengan briket juga lebih buruk daripada intermediet, dan bahan baku utama untuk paduan terutama pelat nikel, pada dasarnya tidak ada transaksi briket nikel spot.
Namun di sisi penawaran, permintaan terminal yang membaik mendorong produksi nikel murni nasional pada bulan Juli. Perdagangan di pasar NPI lesu dengan sedikit peningkatan pasokan NPI. Produksi nikel sulfat meningkat berkat musim puncak industri otomotif. Di sisi permintaan, menurut penelitian SMM, harga spot telah stabil di posisi terendah baru-baru ini.
Inventaris sosial turun perlahan di tengah perdagangan yang berkembang. Di sektor paduan, meskipun premi terus menurun selama seminggu, transaksi di pasar spot kemarin masih sepi, dan sebagian besar pedagang hilir berdiri menunggu dan melihat.
Singkatnya, permintaan nikel murni secara keseluruhan lemah, tetapi persediaan yang rendah terus mendukung harga nikel, yang diperkirakan akan tetap dalam kisaran dalam jangka pendek.
(Fia/Editor:Syarif)