NIKEL.CO.ID – Harga komoditas nikel acuan London Metal Exchange (LME) untuk kontrak tiga bulanan tercatat mencapai angka USD17.284 per metrik ton di perdagangan hari Jumat kemarin (11/12/2020). Bahkan harga komoditas nikel mampu mencapai titik tertinggi pada tahun 2020 ini di harga USD17.430 per metrik ton, yang tercatat pada perdagangan hari Kamis (10/12/2020).
Pengamat menilai ada sejumlah faktor yang membuat harga komoditas nikel mengalami lonjakan tertinggi pada tahun ini. Salah satunya adalah data dari Purchasing Manager’s Index (PMI) di Cina yang mampu berada di atas angka 50. Hal ini menandakan bahwa industri di negara Cina saat ini sudah mulai kembali bergeliat.
Begitu juga dengan industri baja stainless steel di negeri tirai bambu itu yang mulai kembali melakukan kegiatan produksi secara normal yang didukung oleh naiknya permintaan pasokan dari luar negeri. Selama ini industri baja stainless steel diketahui menjadi konsumen paling besar untuk komoditas nikel dengan nilai kontribusi mencapai 77 persen.
Sementara itu di pihak lain pemilu di Amerika Serikat yang memenangkan Joel Biden juga turut andil memberikan dampak pada industri tambang dunia. Pasalnya, Biden dikenal memiliki program energi ramah lingkungan yang selama ini dia dengungkan saat kampanye.
Komoditas seperti nikel dan juga tembaga dalam beberapa tahun ke depan bakal sangat menarik industri global, karena menjadi bahan utama pembuatan komponen baterai kendaraan listrik. Sementara komoditas fosil seperti batubara dan juga minyak ke depannya akan mulai ditinggalkan, karena sejumlah negara dunia memiliki kebijakan penggunaan energi terbarukan.
Namun perlu dicatat bahwa permintaan nikel tidak akan serta merta melonjak drastis nantinya. Sebelum kendaraan listrik benar-benar hadir di pasaran, kebutuhan dan permintaan nikel di dunia masih berada di kisaran 5 persen saja. Sehingga untuk dua atau tiga tahun ke depan, permintaan nikel masih didominasi oleh industri baja stainless steel.
Sumber: duniatambang.co.id