NIKEL.CO.ID – PT PAM Mineral menjalin kerja sama dengan PT Celebes Adhi Perkasa terkait penambangan di Desa Laroenai Kecamatan Bungku Pesisir Provinsi Sulawesi Tengah. Adapun kerja sama ini untuk memperbaiki infrastruktur seperti renovasi mess, sarana Laboratorium dan beberapa sarana pendukung lainnya di site PAM Mineral.
Direktur Utama PAM Mineral Ruddy Tjanaka mengatakan langkah penunjukan PT Celebes Adhi Perkasa sebagai kontraktor tambang merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk meningkatkan produksi.
“PT Celebes Adhi Perkasa yang sudah berpengalaman dalam melaksanakan kegiatan penambangan dengan didukung oleh team dan peralatan yang modern,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (13/9/2021).
Menurutnya area potensi nikel dari IUP PAM Mineral seluas 198 hektare namun belum dilakukan penambangan). Dari area yang sudah di eksplorasi, sudah tertambang seluas 47 hektare.
“Area yang belum ditambang dari IUP perusahaan seluas 120 Ha. Area yang telah direklamasi secara total adalah 5 Ha (untuk area Utara 3 Ha dan area Selatan 2 Ha). Area yang belum dilakukan proses reklamasi adalah seluas 10 Ha,” ucapnya.
Menurutnya lahan tersebut merupakan lahan izin usaha pertambangan (IUP) operasi produksi seluas 198 Hektar. Hal ini sesuai Surat Keputusan Bupati Morowali Nomor: 540.3/SK.004/DESDM/II/2012, tertanggal 17 Februari 2012 dengan Kode Wilayah: MW-058.
“Optimis dengan prospek bisnis pertambangan mineral nikel yang dijalankan perseroan saat ini. Hal ini disebabkan semakin terbuka-nya market untuk Nikel Kadar Rendah (Low Grade) karena adanya beberapa industri pengolahan Nikel (smelter) dengan teknologi yang mampu mengolah Nikel Low Grade sudah berdiri dan mulai beroperasi,” ucapnya.
Diharapkan adanya kontraktor tambang tersebut target produksi yang dicanangkan Perseroan pada semester II 2021 dengan target sebanyak 1,8 juta MT bijih nikel sesuai Rencana Kerja Anggaran Biaya (RKAB) dapat terpenuhi.
Ke depan PAM Mineral optimis target penjualan 2021 akan dapat terpenuhi dengan adanya dukungan kontraktor yang berkualitas seperti PT Celebes Adhi Perkasa. Terutama kebutuhan (demand) yang tinggi atas nikel kadar rendah untuk mendukung industri baterai dan kondisi cuaca yang semakin membaik karena cuarah hujan sudah berkurang.
Selain industri pengolahan Nikel, adanya pabrik baterai yang ditargetkan mulai beroperasi pada 2023 semakin memberikan alternatif market disebabkan nikel berkadar rendah akan banyak dibutuhkan untuk campuran dengan jenis logam Cobalt sebagai bahan baku baterai. Dari sisi lain, permintaan bijih nikel berkadar tinggi juga terus meningkat, terutama karena adanya industri pengolahan atau smelter.
Sumber: republika.co.id