NIKEL.CO.ID, 7 Maret 2023 – Ketua Umum Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (Ketum APNI), Komjen Pol. (Purn) Drs. Nanan Soekarna menegaskan bahwa langkah APNI dalam menjalankan program kerja organisasi berlandaskan asas nasionalisme, karena hal itu membawa keberhasilan atau kesuksesan APNI.
Hal itu disampaikan Ketum APNI, Komjen Pol. (Purn) Drs. Nanan Soekarna dalam pidato sambutan di acara The APNI 6th Birthday Ceremony-Event APNI Friendly Gathering-Improving Nickel Uptream To Downstream Industry To Support Indonesia ASEAN Chairmanship 2023 & Indonesia Gold 2024 di Hotel Raffles, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin malam (6/3/2023).
Dalam rangkaian acara memperingati HUT ke-6 APNI, semalam dihelat pula Nickel Gathering C Level bertajuk “Nickel Gathering Jakarta CMO Club/Markplus-Nationalism, Spiritualism & Mining Entrepreneurship”.
“APNI ingin mengemas nasionalisme itu menjadi landasan kita untuk bertindak. Karena menurut saya itu lebih penting, suksesnya nyata terasa,” kata Nanan Soekarna.
Menurutnya, hal ini dilatarbelakangi oleh keinginan untuk mengemas hal-hal non teknis yang terkadang hal itu cukup sulit untuk dikemas. Hal itu karena menyangkut permasalahan internal dasar mengenai komitmen.
“Di situlah APNI rada susah karena ada dua, ada komitmen ada konspirasi,” cetusnya.
Dalam acara Ultah APNI yang keenam, Ketum APNI mengajak kepada pengurus APNI dan CMO Jakarta maupun pengusaha dan stakeholders untuk bersama melakukan kerja sama yang positif.
“Saya ingin menyajikan antara pengusaha nikel APNI dengan para penjual CMO (Chief Marketers Officer) bersama APNI dan itu ada dua secara teknis dan struktural sebagai intelektual dan prosedural,” tuturnya.
Selain itu, dia juga menyampaikan hal yang penting atau urgent adalah tentang teknis, intelektual dan nasionalisme. Namun bila tidak ada spiritualisme maka persatuan bisa bubar dan organisasi bisa bubar.
“Tapi kadang-kadang spiritualisme kita bubar. Itu yang membuat kita juga bubar semua,” tukasnya.
Oleh karena itu, lanjut Ketum APNI, tema pada Hari Ulang Tahun APNI yang keenam ini adalah mengenai hal yang teknis yaitu isu-isu mineral dan batubara maupun yang non teknis.
“Itu adalah tekad, harapan, keinginan, obsesi APNI yaitu, APNI harus solid, harus sinergi, dan bisa berkontribusi mendukung negara adidaya 2045. Kemudian masyarakat sejahtera dan pengusahanya sukses,” ujarnya.
Sebagai Ketum APNI, dia berharap dapat memberikan manfaat untuk APNI, pengusaha, pemerintah, masyarakat, bangsa dan negara.
“Mudah-mudahan kehadiran saya bisa membawa APNI ini sesuai tugas, fungsi, peran yang terhormat,” pungkasnya.

Sekretaris Umum APNI, Meidy Katrin Lengkey dalam sambutannya menuturkan, APNI didirikan oleh Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (KESDM) enam tahun lalu, tepatnya pada 6 Maret 2017.
“Kami dibentuk oleh Kementerian ESDM yaitu Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara bertepatan di gedung Minerba dan dilantik oleh Direktur Pembinaan Mineral, Ditjen Minerbam Kementerian ESDM, Bapak Bambang Susigit,” tutur Meidy Katrin Lengkey.
Menurutnya, perjalanan enam tahun APNI tidak terasa meskipun banyak liku-liku, tapi APNI bisa berdiri sampai saat sekarang.
“Kami banyak memperjuangkan konflik-konflik atau masalah-masalah dari para pelaku usaha pertambangan,” ujarnya.
Ia mengatakan, para pengurus dan anggota APNI maupun pengusaha pertambangan sudah mengetahui perjalanan APNI dan dukungannya terhadap pertambangan nikel Indonesia.
Menurutnya, APNI mempunyai cita-cita besar untuk kemajuan bangsa dan negara agar Indonesia menjadi negara superpower.
“Cita-cita APNI adalah Indonesia menjadi super power khususnya renewable energy,” harapnya. (Shiddiq)