NIKEL.CO.ID, 24 Agustus 2022-Managing Director Nickel Industries Limited, Justin Werner mengatakan, di Indonesia terdapat dua kawasan industri pengolahan nikel paling besar, yaitu di Morowali, Sulawesi Tenggara dan Halmahera, Maluku Utara.
“Kedua kawasan industri itu adalah IMIP di Morowali dan IWIP di Halmahera,” kata Justin Werner saat memaparkan presentasi dari Nickel Industries Limited (NIC) di acara Nickel Summit yang diselenggarakan oleh Indonesia Miner bekerja sama salah satunya dengan APNI di Hotel Westin, Jakarta, Rabu (24/8/2022).
Investasi di kedua kawasan industri pengolahan nikel ini berasal dari asing (PMA) dan nasional (PMDN). Salah satu investor dari PMA adalah Tsingshan, produsen baja tahan karat terbesar di dunia.
Menurut Justin, Tsingshan merupakan mitra kelas dunia, pemimpin pemikiran dan inovator dengan teknologi produksi mutakhir.
intensitas modal industri terkemuka.
Menyoal usaha pertambangan nikel di hulu, di Indonesia masih banyak yang menjalankan operasi penambangan biasa. Namun menurut Justin operasi penambangan biasa umumnya antara variabel produksi dengan umur tambang terbatas. Kemudian, struktur opex dan capex mudah menguap untuk berbagai bagian rencana tambang.
“Manfaat skala ekonomi pun terbatas,” katanya.
Justin mengungkapkan bahwa industri nikel di Indonesia memiliki jejak industri yang mapan, utamanya di dua tempat yang menjadi pusat produksi nikel terbesar di dunia, yaitu Morowali dan Halmahera. Di Morowali berdiri kawasan industri pengolahan nikel IMIP dan di Halmahera ada IWIP.
Dikatakan, kedua kawasan industri ini menggunakan teknologi RKEF yang mengolah nikel kadar tinggi atau saprolit.
Ia mencontohkan IMIP yang mengoperasikan HNI 80 persen, RNI 80 persen, ANI 80 persen, dan pengorpesian ONI 30 persen. (Syarif/Fia)