NIKEL.CO.ID, 17 April 2022-Harga bijih nikel murni yang diperdagangkan di London Metal Exchange (LME) Senin ini (17/4/2023) mulai merangkak naik. LME pada pukul 11.00 waktu London menawarkan harga di sesi pembukaan perdagangan di angka US$ 24.165 per dry metric ton (dmt). Sesi penutupan perdagangan kemarin juga terjadi kenaikan, tembus di angka US$ 27.570 per dmt.
Sepekan sebelumnya harga bijih nikel rangebound, LME hanya berani menawarkan harga nikel murni di kisaran US$ 22.000-an per dmt.
Kondisi pasar bijih nikel juga terjadi di kawasan Asia Timur. Ferroalloy melaporkan, minggu kemarin harga jual bijih nikel kadar (Ni) rendah di China basis FOB stabil, sementara basis CIF turun.
Pertengahan April, tambang nikel Filipina sudah mulai mengatur pengapalan untuk Mei, namun harga FOB belum final dalam minggu ini. Karena kondisi cuaca, kecepatan pemuatan beberapa tambang nikel lebih lemah dari yang diharapkan, dan pengiriman pada awal Mei mungkin akan terpengaruh.
Pasokan pasar dalam negeri China cukup. Dalam sepekan ini, pemasok berinisiatif menurunkan harga jual bijih nikel kadar Ni:0,9%, Al:5%. Namun, harga tambang Filipina untuk Mei belum ditentukan, dan pemasok tidak dapat memastikan biaya impor, sehingga harga CIF domestik hanya turun sedikit, dan beberapa transaksi yang sangat rendah juga menjadi rumor pasar. bijih nikel kadar Ni:0,9%,Al:7%, setelah permintaan terjepit, berita pasar sepi, dan tidak ada harga transaksi bar.
Harga produk olahan bijih nikel, seperti nikel pig iron (NPI) tingkat tinggi berhenti turun, dan sentimen bearish pasar mereda. Namun dalam jangka pendek, dukungan terhadap harga bijih nikel masih lemah, minat beli pabrik dalam negeri secara keseluruhan rendah, dan hanya sejumlah kecil pabrik yang mengisi kembali stoknya. Menurut pasar, harga transaksi bijih nikel kadar Ni: 1,4% turun menjadi US$ 39 per wet metric ton (wmt) untuk basis CIF China.
Di Filipina, beberapa penambang nikel mengutarakan, harga bijih nikel kadar Ni: 1,3% lebih rendah dari biaya operasi. Sementara itu, lantaran cadangan Ni di atas 1,4% rendah, dalam jangka pendek hanya dapat menangguhkan penjualan Ni 1,4%, para penambang masih menunggu dan melihat tren pasar.
Para penambang biji nikel di Filipina mengaku tidak puas dengan harga pasar saat ini, sehingga keinginan mengirim bijih nikel pun rendah. Sikap yang ditunjukkan para penambang bijih nikel ini dikhawatirkan berdampak munculnya kekurangan cadangan bijih nikel secara bertahap. Karena, untuk menambah jumlah cadangan bijih nikel harus dilakukan eksplorasi lanjutan. (Syarif)