Beranda Pemerintahan Indonesia Dorong Penyelesaian Hambatan Perdagangan melalui IEU-CEPA

Indonesia Dorong Penyelesaian Hambatan Perdagangan melalui IEU-CEPA

338
0
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartato saat menghadiri pameran industri terbesar di dunia, Hannover Messe 2023. (foto. dok. Kemenko Perekonomian)

NIKEL.CO.ID, 17 April 2023- Pemerintah Indonesia berharap kesepakatan Indonesia-European Union CEPA (IEU-CEPA) yang sudah dimulai sejak 2016, dapat menyelesaikan hambatan perdagangan antara Indonesia dan Uni Eropa.

Pameran industri terbesar di dunia, Hannover Messe 2023 telah dibuka Presiden RI, Joko Widodo dan Kanselir Jerman, Olaf Scholz, pada Minggu (16/4/2023). Senin pagi ini, Presiden Joko Widodo dan Kanselir Jerman, Olaf Scholz meresmikan Pavilion Indonesia seluas 3.000 M2 di Hall 2 Hannover Fairground dilanjutkan dengan Walkabout, Business Summit, serta Indonesia Country Night, dan beberapa kegiatan conference dengan beberapa tema terkait teknologi, pada 18 hingga 20 April 2023.

Beberapa Menteri Kabinet Indonesia Maju ikut mendampingi Presiden Joko Widodo di acara Hannover Messe 2023 di Jerman. Partisipasi Indonesia di Hannover Messe 2023 diikuti oleh 157 Co-Exhibitors yang terdiri dari Badan Usaha, Asosiasi, Kawasan Industri/Kawasan Ekonomi Khusus, BUMN, Lembaga Pendidikan, serta Kementerian dan Lembaga.

Adapun tema dari partisipasi Indonesia sebagai Official Partner Country pada Hannover Messe 2023 kali ini adalah Infinite Journey.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartato  saat bertemu dengan masyarakat Indonesia di Jerman, menyampaikan, hubungan kerja sama antara Indonesia dan Uni Eropa dapat ditingkatkan salah satunya dengan mendorong percepatan penyelesaian perundingan Indonesia – European Union CEPA (IEU-CEPA) yang sudah dimulai sejak tahun 2016.

Menurutnya, dengan kesepakatan IEU-CEPA tersebut diharapkan berbagai hambatan perdagangan seperti isu diskriminasi sawit, gugatan larangan ekspor raw material  nikel di WTO, dan isu deforestasi dapat terselesaikan.

Airlangga juga menjabarkan terkait potensi resesi di tahun 2023 yang hanya sebesar 3 persen saja. Penanganan Covid-19 yang dilakukan oleh Indonesia juga diakui sebagai salah satu yang terbaik oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

“Pada gelaran Presidensi Indonesia di G20 tahun lalu, Indonesia berhasil set the tone, antara lain dicapainya konsensus dari semua negara anggota yang menyepakati G20 Bali Leaders’ Declaration, termasuk menyatukan posisi Rusia dan negara–negara G7 yang tengah berseteru karena perang di Ukraina. Indonesia memandang perlu untuk menjaga hubungan yang seimbang dengan semua negara di dunia. Keberhasilan pendekatan diplomasi Indonesia tersebut sangat diapresiasi oleh negara – negara lainnya,” jelas Airlangga.

Sementara Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, Indonesia merupakan satu-satunya negara di dunia yang pernah tiga kali menjadi Official Partner Country Hannover Messe, dan dua kali menjadi partner country dalam dalam tiga tahun berturut-turut. 

Menperin Agus Gumiwang menyampaikan, jelang peresmian Hannover Messe 2023, telah ada penandandatanganan kontrak Business to Business (B to B) senilai US$ 2 miliar. “Setelah HM 2023 dibuka pada 16 April 2023, terus menerus akan ada kerja sama investasi dari perusahaan-perusahaan yang masuk ke Indonesia,” katanya.

Kepada masyarakat Indonesia di Jerman, Menperin menyampaikan perkembangan terkini dari sektor industri di Indonesia. Diutarakan,  kinerja industri Indonesia cukup menggembirakan, ditunjukkan dengan Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur yang sudah selama 16 bulan berturut-turut di atas 50 poin. Terakhir, naik dari 51,2 di Februari 2023 menjadi 51,9 pada Maret 2023. Hal ini menunjukkan bahwa confidence pelaku industri manufaktur cukup tinggi.

Seperti disampaikan oleh Menko Perekonomian di forum yang sama, ekspor manufaktur mencapai US$ 206 miliar dan berkontribusi 70% dari total ekspor Indonesia. Penyerapan tenaga kerja di sektor ini juga sudah kembali normal, bahkan lebih tinggi dari sebelum pandemi Covid-19. 

“Berangkat dari kinerja sektor manufaktur yang baik ini, Indonesia juga cukup serius dalam melakukan akselerasi electric vehicle (EV). Pemerintah menerbitkan berbagai macam kebijakan yang diharapkan dapat mengakselerasi pembangunan ekosistem EV. Di antaranya, pemberian bantuan pembelian motor listrik bagi para pelaku IKM dan UMKM agar manfaat yang diberikan menjadi produktif,” papar Menperin.

Terkait kondisi beberapa subsektor manufaktur yang masih tertekan seperti industri tekstil dan produk tekstil (TPT), Menperin menjelaskan adanya pengaruh pasar yang sedang lemah, termasuk pasar Eropa. Hal ini menempatkan perusahaan industri dalam posisi yang berat. Namun begitu, hasil survei Indeks Kepercayaan Industri (IKI) yang dilakukan oleh Kemenperin menunjukkan bahwa industri TPT sudah mulai rebound dalam tiga hingga empat bulan terakhir, mendekati level 50. 

Selanjutnya, Menperin menyampaikan bahwa Kemenperin fokus mengawal peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN) untuk menjaga industri dalam negeri. Prinsip ini juga diterapkan dalam menjalin hubungan kerja sama dengan negara-negara lain, termasuk perundingan Indonesia—European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA). 

“Kami mendukung pelaksanaan perjanjian yang juga didesain untuk menjaga daya saing sektor industri di Indonesia,” pungkas Menperin. (Lili/Editor: Syarif)

Artikulli paraprakGR Engineering Menandatangi Dua Kontrak Sekaligus dengan OZ Minerals Musgrave Operation
Artikulli tjetërHarga Nikel di LME Beranjak Naik, Penambang Filipina Mengku Tidak Puas