
NIKEL.CO.ID, JAKARTA- Masyarakat Geologi Ekonomi Indonesia (MGEI), organisasi di bawah naungan Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), menegaskan pentingnya sektor mineral dalam mendukung pembangunan ekonomi nasional sekaligus transisi menuju pertumbuhan berkelanjutan.
Isu ini menjadi sorotan utama dalam MGEI Business Forum 2025 yang mengusung tema ‘Strategic Investment and Partnerships in Indonesia’s Mineral Sector: Aligning Policy, Industry, and Opportunity’ dan berlangsung di JS Luwansa Hotel and Convention Center, Jakarta.
Kegiatan ini dibuka oleh Direktur Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Hendra Gunawan dan Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Dedi Latip.
MGEI Business Forum juga berfungsi mempertemukan pejabat pemerintah, pelaku industri, investor, akademisi, serta konsultan professional untuk membahas arah kebijakan hilirisasi, harmonisasi regulasi, serta peluang investasi berkelanjutan.
Dalam sambutan, Ketua MGEI Business Forum 2025, Rizki Arianto, menyatakan bahwa kehadiran para pemangku kepentingan menegaskan posisi strategis sektor mineral bagi perekonomian nasional.
“Partisipasi luas dari pemerintah, industri, investor, dan akademisi menjadi bukti bahwa sektor mineral adalah pilar penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus memperkuat daya saing Indonesia di tingkat global. Melalui Business Forum 2025, kami ingin membuka ruang kolaborasi dan menghadirkan peluang konkret yang dapat mempercepat investasi dan hilirisasi berkelanjutan,” jelas Rizki, Selasa (26/8/2025).
Ketua Umum MGEI, Rosalyn Wullandhary, menyampaikan harapannya agar acara ini dapat menjadi katalisator terciptanya ekosistem investasi mineral yang lebih kompetitif dan berkelanjutan.
“Pertemuan ini kami harapkan menjadi langkah strategis untuk memperkuat jejaring, mempercepat kolaborasi, dan melahirkan inisiatif konkret bagi pembangunan sektor mineral Indonesia. ESG bukan lagi sekadar tren, melainkan prasyarat agar industri tetap bankable dan relevan di pasar global,” ujarnya.
Rangkaian diskusi di forum ini menyoroti dua aspek utamayaitu harmonisasi regulasi pertambangan– kehutanan serta peran hilirisasi dan pembiayaan hijau sebagai katalis investasi berkelanjutan.
Para pembicara menekankan pentingnya kepastian hukum yang sejalan dengan prinsip keberlanjutan lingkungan, serta akses pendanaan berbasis ESG untuk mempercepat transformasi industri mineral.
Aspek ESG dan geologi ekonomi kini menjadi faktor kunci dalam investasi strategis dan hilirisasi mineral nasional. Geologi ekonomi memberikan dasar untuk menilai potensi dan nilai ekonomi sumber daya mineral, sementara ESG memastikan bahwa pemanfaatan mineral dilakukan secara berkelanjutan, memperhatikan dampak lingkungan dan sosial.
Kombinasi keduanya memungkinkan investor membuat keputusan yang lebih tepat, dengan proyek yang tidak hanya menguntungkan secara finansial tetapi juga memenuhi standar keberlanjutan global.
Sebagai pelengkap diskusi strategis tersebut, acara ini juga menghadirkan sesi Next-Gen Mining Pitch yang menyoroti potensi proyek mineral generasi baru dengan nilai investasi tinggi.
Beberapa proyek yang dipresentasikan menampilkan konsesi silika dan batu gamping yang mendukung industri kaca, semen, konstruksi, hingga energi terbarukan.
Deposit zeolit berkadar tinggi dengan aplikasi luas di sektor pertanian, perikanan, pengolahan limbah, dan material bangunan juga menjadi fokus perhatian.
Melalui sinergi antara kebijakan investasi, regulasi yang harmonis, dan pemahaman komprehensif tentang potensi geologi, MGEI Business Forum 2025 menegaskan komitmennya dalam membangun sektor mineral yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi tetapi juga berkelanjutan bagi masa depan Indonesia. (Lili Handayani)