Beranda Asosiasi Pertambangan HUT ke-8 APNI: Delapan Tahun Berkarya Membawa Nikel Indonesia Menggenggam Dunia

HUT ke-8 APNI: Delapan Tahun Berkarya Membawa Nikel Indonesia Menggenggam Dunia

2232
0

NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-8 Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) di Hotel Pullman Jakarta berlangsung penuh khidmat dan semangat. Acara tersebut dimeriahkan dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MOU) antara APNI dan Palang Merah Indonesia (PMI), pemberian santunan kepada anak yatim piatu, serta hiburan tarian khas Minahasa.

Momentum penting ini tidak hanya merayakan perjalanan APNI selama delapan tahun, tetapi juga menegaskan komitmen APNI untuk terus berperan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan dan mendukung kegiatan kemanusiaan.

Sekretaris Jenderal PMI, Abdurrahman Muhammad Fachir, dalam sambutannya setelah penandatanganan MOU, mengungkapkan harapannya agar kerjasama antara PMI dan APNI bisa segera memberikan dampak nyata, khususnya dalam penanganan isu lingkungan hidup dan perubahan iklim yang menjadi tantangan global.

“Kami berharap kita bisa segera melaksanakan kegiatan kemanusiaan, terutama terkait dengan lingkungan hidup. Palang Merah Indonesia dan Palang Merah Internasional telah menganggap perubahan iklim sebagai bencana global yang perlu ditangani secara bersama-sama,” ujarnya di hadapan tamu undangan yang hadir, Kamis (6/3/2025).

Fachir juga menyoroti potensi besar yang dapat terwujud melalui kolaborasi antara PMI, yang memiliki 1,5 juta relawan di seluruh Indonesia, dan anggota APNI yang tersebar di berbagai daerah.

“Jika setiap relawan menanam satu pohon, atau bahkan sepuluh pohon, bayangkan seberapa banyak pohon yang bisa kita tanam bersama. Ini adalah salah satu program besar kami yang akan terus kita lakukan, selain penanganan kemanusiaan di daerah bencana,” tambahnya.

Selain penanaman pohon, MOU ini juga akan memperkuat kerjasama dalam penanggulangan bencana alam yang semakin sering terjadi akibat perubahan iklim. Dia berharap kerja sama ini akan memperluas jangkauan dan meningkatkan kapasitas penanggulangan bencana serta upaya penghijauan di seluruh Indonesia.

Usai sambutan dari Sekjen PMI, acara dilanjutkan dengan tarian khas Nias yang menambah kemeriahan suasana, sebelum dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Panitia HUT ke-8 APNI, Osco Olfriday Letunggamu.

Dalam sambutannya, Osco menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung terlaksananya acara ini dan berharap perayaan ini dapat mempererat hubungan antar penambang serta asosiasi lainnya.

“Semoga momentum peringatan HUT Ke-8 APNI ini menjadi ajang untuk mempererat fasilitas kesejahteraan kita, para penambang dan juga asosiasi penambang lainnya yang turut hadir malam ini,” ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Umum APNI, Meidy Katrin Lengkey, memaparkan sejarah berdirinya APNI yang dimulai pada 6 Maret 2017. Ia juga menjelaskan berbagai kontribusi besar yang telah dilakukan APNI untuk sektor pertambangan, termasuk dalam pengaturan harga Patokan Mineral (HPM) serta aturan terkait perdagangan nikel.

“Apa yang APNI lakukan adalah mendirikan Harga Patokan Mineral (HPM) yang kini sudah berjalan. Kami juga menghadirkan tata kelola dan tata niaga melalui Permen ESDM No. 11 Tahun 2020,” ujar Meidy.

Meidy menambahkan bahwa APNI turut berperan dalam menentukan aturan terkait ekspor bijih nikel dan penetapan rencana kerja serta anggaran biaya (RKAB) yang kini diterapkan dalam periode tiga tahun.

“Kami juga memiliki andil dalam penetapan harga kobalt dalam Permen ESDM No. 80 Tahun 2025 yang telah berjalan saat ini,” tambahnya.

Pada tahun 2025, APNI akan berkolaborasi dengan Kementerian Perdagangan melalui Bappebti untuk membentuk Indonesia Nickel Exchange, mengingat Indonesia adalah pengendali utama produksi nikel dunia, yang pada 2023-2024 telah menguasai 63% produksi global nikel.

Ketua Umum APNI, Komjen Pol (Purn) Drs. Nanan Soekarna, yang juga menyampaikan sambutan, mengungkapkan pentingnya peran APNI dalam menjaga kredibilitas dan reputasi di tingkat nasional maupun internasional.

“Kami berusaha untuk mengangkat APNI agar lebih kredibel dan reputabel, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Kami telah diakui di pasar internasional seperti Shanghai Metals Market (SMM), London Metal Exchange (LME), dan Argus Media,” ujar Nanan.

Dia juga mengajak para penambang untuk selalu mengawasi kinerja APNI dan memberi masukan agar tujuan bersama tercapai.

“Kami berharap para penambang bisa mengawasi kami, memberikan koreksi dan teguran kepada kami agar tercapai harapan besar – negara adidaya, masyarakat sejahtera, pengusahanya bahagia,” ujar Nanan dengan penuh semangat.

Pada acara tersebut, Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, H. Ossy Dermawan, B.S., M.S.c, juga menyampaikan ucapan selamat HUT APNI ke-8. Ia mengapresiasi kerja keras APNI yang meski masih terbilang muda, telah memberikan kontribusi besar dalam sektor pertambangan nikel.

“APNI telah berhasil mencapai banyak hal, dan kami berharap kedepannya semakin sukses. Kami dari Kementerian ATR/BPN berkomitmen untuk terus mendukung pengelolaan tanah yang baik untuk kegiatan pertambangan,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM, Todotua Pasaribu, S.T., menekankan pentingnya dukungan pemerintah untuk sektor hilirisasi nikel yang dinilai memiliki potensi besar untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi Indonesia.

“Kami ingin mendorong agar industri hilirisasi nikel ini dapat terus berjalan dengan baik. Ini adalah industri yang padat proyek dan memiliki sejarah keberhasilan yang luar biasa,” tuturnya.

Acara ditutup dengan pemberian santunan kepada anak-anak yatim piatu dari delapan panti asuhan, kuliah tujuh menit oleh Ustadz Ari Ginanjar yang memberikan tausiyah tentang kebahagiaan sejati, dan doa untuk Indonesia yang lebih maju.

Penutupan acara diwarnai dengan tiup lilin pada kue ulang tahun yang diiringi musik serta pemotongan tumpeng sebagai simbol syukur atas perjalanan APNI yang terus berkembang.

Perayaan HUT ke-8 APNI ini menunjukkan komitmen kuat organisasi ini untuk tidak hanya berfokus pada industri pertambangan, tetapi juga pada keberlanjutan sosial dan lingkungan demi masa depan yang lebih baik bagi Indonesia. (Shiddiq)