NIKEL.CO.ID, JAKARTA — Deputi Manajer Teknis (DMT) Asosiasi Surveyor Mineral dan Batu Bara (Asmiba), Eko Andrian, menyampaikan pesan mengenai pentingnya training to miners (TTM) yang diselenggarakan oleh Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) bagi keberlanjutan usaha para penambang nikel pada hari kedua.
Dengan bertemakan “Kesinambungan Usaha Penambangan yang Berkelanjutan,” kegiatan ini diharapkan mampu memberikan pemahaman lebih mendalam mengenai praktik pertambangan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Eko menilai, materi yang disampaikan dalam TTM ini cukup menyeluruh, memberikan pemahaman mendalam tentang berbagai aspek yang terkait dengan industri pertambangan nikel, termasuk perkembangan kebijakan royalti dan tata cara pembayaran.
“Materi yang diberikan sangat lengkap dan jelas, mulai dari perkembangan royalti hingga aspek administrasi lainnya yang krusial dalam mendukung praktik usaha yang berkelanjutan,” ujar Eko di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta, Kamis (14/11/2024).
Salah satu materi yang paling menarik, katanya, adalah terkait dengan ekspor-impor karena disajikan secara bertahap, sehingga kita sebagai pelaku industri dapat memahami prosesnya dengan lebih baik. Pengetahuan mengenai ekspor-impor ini dinilai penting mengingat pertambangan nikel Indonesia sangat bergantung pada pasar luar negeri.
Lebih lanjut, ia juga menekankan pentingnya pelatihan ini bagi penambang lain di Indonesia. Dengan adanya TTM APNI, para pelaku usaha pertambangan, baik agen maupun pengurus, dapat memahami proses bisnis dan peraturan yang berlaku secara menyeluruh, sehingga mereka dapat menjalankan usaha dengan lebih efisien dan bertanggung jawab.
Dia menganggap TTM APNI ini sangat bermanfaat bagi seluruh pelaku industri nikel dan menyarankan agar para penambang lain di seluruh Indonesia turut berpartisipasi dalam kegiatan serupa di masa depan.
“Acara TTM ini sangat bermanfaat dan sangat direkomendasikan bagi para penambang lainnya. Dengan pelatihan seperti ini, kita bisa meningkatkan pengetahuan serta kapasitas kita sebagai pelaku industri,” ungkapnya.
Saran dan Harapan
Sebagai masukan, Eko berharap agar pelaksanaan TTM di masa mendatang dapat memperbaiki ketepatan waktu.
“Harapannya ke depan bisa lebih baik lagi, terutama soal waktu agar lebih tepat,” imbuhnya.
Hal ini akan semakin meningkatkan efektivitas kegiatan sehingga peserta dapat memanfaatkan setiap sesi pelatihan dengan maksimal.
Kegiatan TTM APNI ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk meningkatkan pemahaman pelaku industri nikel terhadap isu keberlanjutan, serta memperkuat daya saing mereka di pasar internasional. Dengan dukungan dari asosiasi dan para ahli, diharapkan praktik pertambangan nikel di Indonesia dapat terus berkembang ke arah yang lebih baik, berkelanjutan, dan berdaya saing global. (Shiddiq)