Beranda Berita Nasional Djoko Widajatno: Perlu Harmonisasi Aturan Kunci untuk Menuju Indonesia Hijau

Djoko Widajatno: Perlu Harmonisasi Aturan Kunci untuk Menuju Indonesia Hijau

1484
0
Djoko Widajatno saat menghadiri acara "Menuju Indonesia Hijau: Inovasi Energi dan Sumber Daya Manusia” di The St. Regis Jakarta. Dok: MNI/Aninda.

NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Dewan Penasihat Pertambangan Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), Djoko Widajatno, menekankan pentingnya harmonisasi aturan industri dalam upaya menjadikan Indonesia sebagai pusat pengembangan baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).

Pernyataan ini disampaikan dalam acara bertajuk “Menuju Indonesia Hijau: Inovasi Energi dan Sumber Daya Manusia”, di The St. Regis Jakarta, Selasa (17/9/2024).

Djoko mengungkapkan, meskipun Indonesia memiliki potensi besar sebagai pemain utama dalam industri nikel global—seperti yang disampaikan oleh Menteri Investasi, Rosan Perkasa Roeslani—regulasi yang ada masih terlalu kaku. Hal ini menjadi tantangan yang harus diatasi agar Indonesia dapat memenuhi permintaan pasar global.

“Iya, kita menuju ke sana dan banyak yang perlu diharmonisasikan. Aturan industri yang kita miliki masih terlalu kaku, sehingga kita perlu menyesuaikan dengan permintaan dari luar,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya memperhatikan aspek environment, social, and governance (ESG) dan Sustainable Development Goals (SDG) dalam pengembangan industri nikel. Kedua merupakan dasar untuk kemajuan yang berkelanjutan, yang seharusnya tidak ada pihak yang tertinggal.

No one left behind,” katanya seraya menggarisbawahi peran dunia usaha sebagai inovator dalam mencapai keberlanjutan. Meski demikian, disadarinya ada perbedaan pandangan mengenai konsep energi hijau dan Indonesia hijau.

“Kalau energi hijau kan akan sangat tergantung pada tempat kita berada, apa yang kita miliki. Kemudian kalau Indonesia hijau, artinya keberlanjutan terjadi,” ujarnya lagi.

Tantangan utama saat ini, ucapnya mengingatkan, adalah menentukan prioritas antara kesejahteraan manusia atau penghijauan Indonesia.

Terkait dengan acara yang dihadirinya itu, tokoh pertambangan nasional ini mengapresiasi penyelenggaraannya, meski masih terdapat ruang untuk perbaikan.

“Acaranya menurut saya sudah baik, cuma memang ini masih bentuk wacana-wacana. Kita harus yakin bahwa wacana itu bisa kita capai karena kita harus punya tujuan yang sama,” tutupnya, seraya berharap agar wacana-wacana yang disampaikan dapat membawa Indonesia menuju visi Indonesia emas.

Acara tersebut menjadi momentum penting bagi para pemangku kepentingan untuk berdiskusi mengenai peran Indonesia dalam peta global energi hijau, khususnya dalam pengembangan baterai EV yang semakin strategis di era transisi energi. (Aninda)