NIKEL.CO.ID, BALI– Dalam acara International Critical Minerals and Metals Summit: Indonesia 2024, Westin Hotel, Bali, Rabu (4/9/2024), Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Maritim dan Investasi RI, Septian Hario Seto, membuka salah satu rangkaian acara yang berjudul Government Summit “Working together to deliver Golden Indonesia 2045 Vision”.
Ia menekankan pentingnya memberikan harga yang layak kepada bijih nikel sebagai bentuk penghargaan terhadap para penambang. Menurutnya, pemahaman ini sangat krusial bagi keberlanjutan industri pertambangan di Indonesia.
“Ini adalah pemahaman penting. Kalau kita tidak memberikan harga secara pantas kepada bijih nikel, kita tidak menghargai para penambang,” ujar Seto.
Ia juga membahas rencana Indonesia dalam pengembangan industri baterai lithium, khususnya dalam produksi baterai NMC (Nickel Manganese Cobalt) dan katoda.
“Saya ingin diskusikan lebih lanjut tentang litium baterai, kita membangun baterai NMC, kita memproduksi baterai katoda di Indonesia,” tambahnya.
Selain itu, Seto menekankan pentingnya tembaga sebagai komponen yang tak tergantikan dalam industri baterai, baik untuk jenis baterai NMC maupun LFP (Lithium Iron Phosphate). Namun, Seto juga menyoroti beberapa tantangan utama yang dihadapi industri nikel, terutama terkait potensi oversupply dari proyek HPAL (High Pressure Acid Leach) yang saat ini sedang dalam tahap konstruksi.
“Oversupply datang dari HPAL yang sedang dibangun. Diperikirakan akan ada 161.000 ton yang akan beroperasi full pada tahun 2025,” jelasnya. Namun, permintaan nikel untuk baterai ion litium diperkirakan akan meningkat signifikan, dengan estimasi kebutuhan mencapai 740 ribu ton hingga 1,4 juta ton.
Menurutnya, ini semua tergantung pada penetrasi kendaraan listrik (EV).
“Ekspansi proyek HPAL sangat bergantung pada ketersediaan limonit sebagai bahan baku,” lanjutnya.
Seto pun menutup sambutan dengan mengatakan bahwa pemerintah terbuka terhadap kritik dan saran. “Kita punya esok dan lusa. Masukkan dan komentar Anda sangat berguna untuk pemerintah,” tutupnya menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan industri dalam menghadapi tantangan ini. (Aninda)