NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Selama lima tahun terakhir, PT United Tractors Tbk memfokuskan diri pada dua sektor baru dalam rangka ekspansi bisnis, yaitu sektor pertambangan nikel dan emas. Hal ini disampaikan oleh Direktur PT UT, Iwan Hadiantoro, usai paparan publik secara daring dalam rangkaian acara Public Expose Live 2024 yang diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, baru-baru ini.
“Dalam lima tahun terakhir, UT fokus terhadap dua sektor mineral, yaitu nikel dan emas,” kata Iwan melalui siaran pers yang diterima nikel.co.id pada Selasa (3/9/2024).
Menurutnya, ke depannya perusahaan akan terus melihat peluang di sektor mineral lainnya dan energi terbarukan.
“Strategi yang kita jalankan saat ini sudah cukup berhasil melalui akuisisi saham minoritas di Nickel Industries Limited untuk membangun strategi bisnis nikel terintegrasi dan investasi di PT Supreme Energy Sriwijaya,” ujarnya.
Selain itu, dia menjelaskan bahwa dalam rangka strategi diversifikasi bisnis, UT memberikan perhatian lebih pada dua segmen tambang nikel dan emas tersebut untuk mewujudkan bisnis yang berkelanjutan.
“Hal ini sejalan dengan upaya Perseroan dalam mendukung pemerintah untuk transisi energi di Indonesia,” jelasnya.
Ia juga memaparkan bahwa perusahaan memiliki lima segmen usaha, yaitu:
1. Segmen Pertambangan:
– Bisnis nikel yang dijalankan oleh PT Stargate Pasific Resources dan investasi pada Nickel Industries Limited (NIC).
– Pertambangan emas melalui PT Agincourt Resources dan PT Sumbawa Jutaraya.
– Pertambangan batu bara dengan holding company PT Tuah Turangga Agung.
2. Mesin Konstruksi: Bergerak di bidang distribusi alat berat dan layanan purna jual.
3. Kontraktor Penambangan Dijalankan oleh PT Pamapersada Nusantara.
4. Industri Konstruksi: Dijalankan oleh PT Acset Indonusa Tbk.
5. Bidang Energi: Dijalankan oleh PT Energia Prima Nusantara.
Kemudian, dari kinerja keuangan perusahaan, salah satunya dari perusahaan pertambangan nikel, diketahui bahwa penjualan bijih nikel PT Stargate Pasific Resources hingga Juli 2024 mencapai 1 juta wet metric ton (wmt), yang terdiri dari 496 ribu wmt saprolit dan 602 ribu wmt limonit.
“Selain itu, investasi pada Nickel Industries Limited pada bulan September 2023 dengan kepemilikan saham sebesar 19,99% melaporkan penjualan 32.759 ton logam nikel pada kuartal pertama dan 32.273 ton logam nikel pada kuartal kedua tahun 2024,” paparnya.
Hal ini sejalan dengan penyampaian inisiatif pengembangan bisnis perusahaan, kinerja keuangan pada semester pertama tahun 2024, kinerja operasional hingga bulan Juli 2024, serta program-program lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) dan tanggung jawab sosial perusahaan.
Perusahaan juga memiliki kepemilikan saham di PT Arkora Hydro Tbk (Arkora) sebesar 31,49%. Arkora memiliki dan mengembangkan PLTA aliran sungai langsung. Saat ini, Arkora mengoperasikan dua PLTA dengan kapasitas total sebesar 17,4 MW dan dua PLTA yang sedang dalam tahap konstruksi dengan kapasitas total sebesar 15,4 MW. Setelah seluruh PLTA ini beroperasi, Arkora akan memiliki pembangkit listrik dengan total kapasitas terpasang sebesar 32,8 MW.
Melalui PT Energia Prima Nusantara, secara kumulatif sejak tahun 2018 hingga Juli 2024, Perseroan telah memasang Rooftop Solar PV mencapai 17,5 MWp, sementara yang saat ini dalam proses instalasi sebesar 1,9 MWp.
Perseroan, melalui EPN, juga telah melakukan investasi pada PT Supreme Energy Rantau Dedap (SERD) dengan total kepemilikan saham langsung dan tidak langsung sebesar 32,7% sejak Maret 2024. SERD memiliki proyek panas bumi yang telah beroperasi di Sumatera Selatan dengan kapasitas eksisting sebesar 2 x 49 MW. (Shiddiq)