NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) turut memeriahkan acara Indonesia Energy & Engineering (IEE) Series 2024 yang diselenggarakan Pamerindo Indonesia dengan menempatkan stan di Hall D1, No. 219, JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat.
IEE 2024 resmi dibuka pada hari ini, Rabu (28/8/2024), dengan gelaran Energy Week 2024 bertema “Advancing Industrial Sustainability: Smart Urban Development & Sustainable City.” Acara ini juga menghadirkan dua pameran sekaligus, yaitu Electric & Power Indonesia dan Water Indonesia.
Kepala Balai Besar Survei dan Pengujian, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Harris, S.T., M.T., mengatakan, Indonesia mengurangi penggunaan batu bara dalam penyediaan listrik nasional melalui sistem comparing dan power plant yang tidak lagi diperpanjang.
“Jika kontraknya sudah selesai, pada saat yang sama kita akan membangun energi terbarukan semaksimal mungkin, yaitu aero dan geothermal,” kata Harris.
Menurutnya, hal itu merupakan bagian dari sisi supply and demand dalam rangka mencapai net zero emission (NZE). Dalam peta jalan NZE sektor energi terdapat strategi untuk mencapai NZE pada 2060, yaitu melalui penerapan efisiensi energi, elektrifikasi seperti EV, kompor induksi, elektrifikasi pertanian, moratorium PLTU baru, dan phase down PLTU yang sudah ada.
“Pengembangan energi baru terbarukan (EBT) dilakukan melalui on-grid, off-grid, dan bahan bakar nabati. Sumber energi baru termasuk nuklir, hidrogen, amonia hingga CCS dan CCUS,” ujarnya.
Selain itu, dia menyebutkan Kalimantan sebagai sumber energi terbarukan yang besar dengan Jawa sebagai pusat permintaan. Kemudian, Sumatra-Jawa juga akan dibangun grid-nya. Kalimantan dan Sulawesi juga akan dibangun, karena di Sulawesi terdapat industri mineral besar yang menghubungkan suplai energi besar yang menjadi penopang dalam pengembangan sistem baterai.
“Jadi ini penting, dan di situlah peran penting untuk mengembangkan smart grid,” sebutnya.
Ia juga menuturkan pentingnya menggunakan energi nuklir berdasarkan kalkulasi potensi energi terbarukan yang kita miliki. Pada 2040, kita sudah memaksimalkan potensi EBT yang ada. Selebihnya mungkin masih ada, tapi keekonomiannya akan lebih mahal.
“Tapi nuklir itu murah. Teknologi sekarang sedang berkembang. Nanti mau ditempatkan di mana nuklir itu, salah satunya di Kepulauan Bangka Belitung, pulau yang tidak berpenghuni, dan Kalimantan Barat juga ada,” tuturnya. (Shiddiq)