NIKEL.CO.ID, JAKARTA — Pendapatan bersih PT United Tractors Tbk. (UT) turun 6% pada semester pertama 2024 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pendapatan bersih tahun ini Rp64,5 triliun, lebih rendah daripada semester pertama 2023 yang mencapai Rp68,7 triliun. Artinya, pendapatan bersihnya turun menjadi Rp4,2 triliun atau sekitar 6%.
Dalam siaran pers UT yang diterima redaksi, Rabu (31/7/2024), diungkapkan, turunnya pendapatan bersih tersebut terjadi karena penurunan kinerja segmen mesin konstruksi dan pertambangan batu bara, ditambah biaya keuangan yang lebih tinggi dan kerugian selisih kurs. Sehingga, menyebabkan penurunan laba bersih perseroan sebesar 15% atau Rp1,7 triliun dari Rp11,2 triliun (semester pertama 2023) menjadi Rp9,5 triliun.
Di segmen usaha pertambangan nikel terdiri dari PT Stargate Pasific Resources (SPR) yang baru saja diakuisisi dengan kepemilikan mayoritas pada Desember 2023 dan Nickel Industries Limited (NIC) yang diakuisisi pada September 2023 dengan kepemilikan sebesar 19,99%. SPR mengoperasikan tambang nikel di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara. SPR mencatatkan penjualan bijih nikel sebesar 967.000 wet metric ton (wmt) pada semester pertama 2024, yang terdiri dari 421.000 wmt saprolit dan 546.000 wmt limonit.
NIC merupakan perusahaan pertambangan dan pengolahan nikel terintegrasi dengan aset utama yang berlokasi di Indonesia. NIC melaporkan penjualan 34.427 ton logam nikel pada kuartal terakhir 2023 dan 32.759 ton logam nikel pada kuartal pertama 2024.
Di unit usaha perseroan di bidang kontraktor penambangan dijalankan oleh PT Pamapersada Nusantara (Pama). Pama menyediakan jasa penambangan pemilik konsesi tambang, dengan membantu mereka dalam produksi batu bara dan pekerjaan pemindahan tanah. Anak perusahaan Pama yang juga menyediakan jasa di bidang pertambangan adalah PT Kalimantan Prima Persada (KPP).
Sampai dengan Juni 2024, Pama membukukan pendapatan bersih sebesar Rp27,9 triliun, naik 15% dari Rp24,3 triliun pada periode yang sama tahun 2023. Pama mencatat peningkatan volume pekerjaan pemindahan tanah (overburden removal) sebesar 13% dari 521 juta bcm menjadi 590 juta bcm dan peningkatan volume produksi batu bara untuk para kliennya sebesar 18% dari 59 juta ton menjadi 70 juta ton, dengan rata-rata stripping ratio sebesar 8,5x turun dari 8,8x.
Di segmen usaha pertambangan batu bara dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung (TTA). Sampai dengan Juni 2024, total penjualan batu bara mencapai 7,5 juta ton (termasuk 1,6 juta ton batu bara kokas), meningkat 17% dibandingkan semester pertama 2023. Pendapatan bersih segmen usaha pertambangan batu bara turun sebesar 23% dibandingkan periode yang sama pada 2023 dari Rp20,1 triliun menjadi Rp15,5 triliun karena turunnya rata-rata harga jual batu bara.
Di segmen usaha mesin konstruksi, sebagaimana ditulis di rilis tersebut, tercatat penjualan alat berat Komatsu turun sebesar 32% menjadi 2.147 unit dibandingkan tahun lalu 3.145 unit, turun 998 unit. Namun, berdasarkan riset pasar internal, Komatsu memimpin pangsa pasar penjualan alat berat sebesar 28%. Pendapatan UT dari penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat turun 10% menjadi Rp5,4 triliun dari Rp6,0 trilliun.
Penjualan Scania turun dari 449 unit menjadi 182 unit dan penjualan produk UD Trucks turun dari 170 unit menjadi 82 unit yang disebabkan oleh penurunan permintaan, terutama di sektor pertambangan. Secara keseluruhan pendapatan unit usaha mesin konstruksi turun 23% menjadi Rp15,6 triliun dibandingkan Rp20,3 triliun pada periode yang sama tahun 2023. (Red/Shiddiq)