
NIKEL.CO.ID, JAKARTA— Sekretaris Umum Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (Sekum APNI), Meidy Katrin Lengkey, mengungkapkan rasa syukur atas peluncuran Sistem Informasi Mineral dan Batu Bara (Simbara) untuk komoditas timah dan nikel, Senin (22/7/2024).
“Kami sampaikan bahwa ini kan sistem digital ya, juga langkah yang tepat. Kami, pelaku usaha pertambangan nikel juga menunggu kapan Simbara di-launching,” ujar Meidy dalam program Investor Market Today-nya ID TV, Rabu (24/7/2024).
Ia menjelaskan, sebelumnya APNI juga telah meminta pemerintah untuk segera me-launching atau mengimplementasikan sistem digital baru ini.
“Karena ini digital, kami sangat berharap terimplementasi, segera terealisasi, karena Simbara gabungan dari lima Kementerian,” ujarnya.
Ia mengakui sistem tersebut mempermudah pelaku usaha hingga tidak perlu ke beberapa kementerian, temasuk Kementerian Keuangan, terkait Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) atau pajak untuk melengkapi data yang dibutuhkan.
“Kalau sudah tergabung dalam satu sistem, akan mempermudah para pelaku atau user-nya,” katanya.
Menurut sekretaris umum organisasi yang mewadahi para penambang nikel di Indonesia ini, APNI merespons sangat baik peluncuran Simbara karena sebelumnya sempat ditunda beberapa kali.
Peluncuran Simbara dihadiri langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM), Arifin Tasrif, hingga Menteri Keuangan, Sri Mulyani.
Menteri ESDM mengatakan, kehadiran aplikasi ini menandai komitmen kuat pemerintah untuk mengembangkan tata kelola sumber daya alam yang lebih baik, efisien, dan transparan. Sistem ini sangat strategis dalam transformasi sektor pertambangan mineral dan batu bara di Indonesia.
“Simbara bukan sekedar sebuah sistem informasi, melainkan merupakan integrasi komprehensif dari berbagai proses bisnis pertambangan dari hulu ke hilir yang melibatkan berbagai kementerian terkait,” Arifin.
Kementerian ESDM melalui Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara (Ditjen Minerba) telah berkontribusi dan berperan aktif untuk memperkuat Simbara. Ditjen Minerba berperan aktif dengan membangun sistem digital berupa Minerba Online Monitoring System (MOMS) untuk komoditas batu bara, timah, dan nikel yang telah terintegrasi ke dalam Simbara.
Simbara diharapkan memberi dampak pada optimalisasi penerimaan negara serta peningkatan efektivitas pengawasan bersama antar-kementerian/lembaga. Sistem ini juga diharapkan dapat mewujudkan ekosistem yang mampu mengawal kebijakan pemerintah, meningkatkan kualitas pelayanan kepada pelaku usaha melalui single data entry, serta pemanfaatan satu data minerba yang andal dan akurat lintas kementerian/lembaga.
Dalam kesempatan tersebut, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan optimistis Simbara untuk nikel dan timah dapat memitigasi berbagai penyelewengan di dunia pertambangan.
“Saya percaya, dengan ini kita lakukan maka efisiensi akan semakin tinggi, korupsi juga dibuat tidak bisa, kenapa? Anda deal dengan mesin. Kalau kita hanya bikin pakta integritas segala macam, korupsi jalan saja, karena bisa bertemu, bisa negosiasi. Jadi, ini pengalaman kita semua yang harus kita kerjakan sama-sama,” ungkap Luhut. (Lili Handayani)