Beranda Juni 2024 Dirut Harita Nickel: Cadangan Nikel Harita Nickel Saat Ini 302 Juta Ton

Dirut Harita Nickel: Cadangan Nikel Harita Nickel Saat Ini 302 Juta Ton

1866
0
Dirut Harita Nickel Roy Arman Arfandy saat jumpa pers bersama awak media usai RUPST 2024 Sheraton Grand Jakarta Gandaria City, Jakarta Selatan, Kamis (27/6/2024). Dok. MNI

NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Direktur Utama (Dirut) Harita Nickel, Roy Arman Arfandy, mengungkapkan, cadangan nikel Harita Nickel saat ini masih ada sebanyak 302 juta ton yang ada di wilayah operasi tambang di Pulau Obi, Maluku Utara.

“Kita mempunyai cadangan nikel ini sekitar 302 juta tahun ini. Tentunya smelter kami ini kalau ingin beroperasi dalam jangka waktu misalnya 30 tahun atau 50 tahun butuh banyak supply nickel ore,” ungkap Roy kepada wartawan saat jumpa pers usai RUPST 2024 Harita Nickel di Sheraton Grand Jakarta Gandaria City Hotel, Jakarta Selatan, Kamis (27/6/2024).

Dia beralasan, atas dasar itu perusahaan perlu meningkatkan jumlah cadangan dengan salah satu langkah yang dilakukan adalah mengakuisisi atau membeli tambang-tambang nikel yang ada di sekitar wilayah Obi. “Untuk menambah jumlah cadangan kami,” ujarnya.

Namun, ia menjelaskan, untuk ekspansi diluar Pulau Obi sampai saat ini belum ada tetapi untuk kedepannya tentu perusahaan akan selalu memikirkan akuisis tambang lain untuk terus menambah cadangannya meskipun saat ini belum spesifik di daerah masa saja nantinya.

“Itu belum bisa kami sampaikan, yang jelas kami akan mencari tambang yang jumlah potensi cadangannya cukup besar karena kebutuhan cadangan kami cukup besar juga,” jelasnya.

Roy menyatakan, pihaknya  juga bisa melakukan ekspansi ke daerah Morowali, Sulawesi kalau di daerah tersebut memenuhi kebutuhan cadangan yang diperlukan. “Tapi sampai saat ini kami belum punya spesifiknya yang akan kita akuisisi,”sebutnya.

Menurut dia, untuk cadangan nikel yang ada di Pulau Obi sebesar 302 juta ton dengan rincian untuk limonit bisa mencapai 17 tahun ditambah saprolit yang bisa mencapai umur 7 sampai 9 tahun.

“Jadi kita lihat bahwa ini sudah cukup sebenarnya tapi kalau mau beroperasi sampai 20 hingga 30 tahun kedepan kita harus nambah,” tuturnya. (Shiddiq)