Beranda Berita International Analis Macquarie: Pangsa Pasar Nikel Indonesia Akan Meningkat 80 Persen

Analis Macquarie: Pangsa Pasar Nikel Indonesia Akan Meningkat 80 Persen

1684
0
Direktur Pelaksana Red Door Research & Konsultan Komoditas Senior Macquarie Capital Europe Jim Lennon di ICMC 2024, Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (12/6/2024). Dok. MNI/APNI

NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Direktur Pelaksana Red Door Research & Konsultan Komoditas Senior Macquarie Capital Europe, Jim Lennon, menyatakan, pangsa pasar nikel Indonesia akan meningkat hingga 80% pada tahun-tahun mendatang.

“Saat ini yang menarik untuk diketahui adalah apa yang berubah dari nikel, dan setelah mengalami penurunan harga beberap waktu lalu, kini kembali mengalami keseimbangan pada tahun 2024,” ucap Jim Lennon ketika menyampaikan materi di acara Indonesia Critical Minerals Conference 2024 (ICMC 2024) yang diselenggarakan Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) dan Shanghai Metals Market (SMM), di Hotel Mulia, Jakarta, pada Rabu (12/6/2024).

Menurutnya, ada semakin banyak tanda bahwa sistem perizinan baru bijih nikel di Indonesia yaitu Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) menerapkan kontrol ketat terhadap alokasi izin pertambangan dan sudah membatasi peningkatan pasokan. Pengendalian baru ini mungkin membatasi pertumbuhan pasokan Indonesia dan menaikkan harga bijih.

“Hal ini menyusul berkurangnya cadangan devisa dalam jumlah besar dalam beberapa tahun terakhir. Bijih nikel menyumbang 40% dari biaya nickel pig iron (NPI) dan biaya ini mungkin meningkat sehingga memberikan tekanan pada harga nikel,” sebut Jim Lennon dalam Acara Indonesia Critical Minerals Conference 2024, pada Rabu (12/6/2024).

Kemudian, dia melanjutkan, produksi baja tahan karat Tiongkok yang tidak dilaporkan secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, terutama baja seri 300 dengan kandungan nikel tinggi (8-9% Ni) – kami menaikkan perkiraan tahun 2023 dari 18,3 juta ton menjadi 19,9 juta ton, menambah hampir 130 ribu ton dibandingkan tahun 2023 yang kami buat sebelumnya terhadap Angka konsumsi Tiongkok.

Hal ini telah mengurangi perkiraan surplus kami pada tahun 2023 dan 2024 secara signifikan. Surplus telah beralih dari Kelas 2 tahun lalu ke kelas 1 sekarang karena meningkatnya pasokan kelas 1 di Tiongkok dan menurunnya penggunaan kelas 1 pada sektor baja tahan karat dan baterai. Pengurangan produksi berjumlah lebih dari 300 kiloton per tahun (ktpa) di luar Indonesia ditambah potensi pengurangan 100 ktpa lagi pada tahun ini.

“Pangsa pasar Indonesia akan meningkat hingga 80% pada tahun-tahun mendatang. Kemudian ketergantungan yang berlebihan pada pasokan dari Indonesia atau Tiongkok dapat menyebabkan terjadinya substitusi dari nikel dalam baterai ke LFP/LMFP, ada lainnya atau memperlambat laju adopsi kendaraan listrik,” ujarnya.

Jim Lennon menuturkan, baja tahan karat mendominasi penggunaan nikel hingga baterai dan ini merupakan penggunaan terbesar kedua. Tiongkok dan Indonesia mendominasi penawaran dan permintaan dunia.

Untuk konsumsi nikel global berdasarkan penggunaan pertama, tahun 2023 total pasar mencapai 3,2 juta ton. Seperti untuk stainless steel sebesar 66%, untuk baterai sebesar 15%, non ferrous sebesar 9%, plating 4%, alloy steel sebesar 3%, castings sebesar 1%, dan lain-lain sebesar 2%.

“Pangsa Tiongkok dan Indonesia pada nikel dunia dari total produksi 71% dan konsumsi 76% pada tahun 2024,” tuturnya.

Dia menyebutkan, untuk total produksi Indonesia seperti pada barang jadi ditambah barang setengah jadi mencapai 1,9 juta ton pada tahun lalu, setara dengan 55% produksi dunia. Dari tahun 2020 hingga 2024 Indonesia akan menambah 1,6 juta ton per tahun pasokan nikel baru sementara produksi di seluruh dunia diperkirakan akan turun sebesar 400 kt.

“Pertumbuhan diatas 400 kt year on year (YoY) pada tahun 2022-2024, dimana pertumbuhan kini beralih ke produk intermediet yang sebagian besar memasok pasokan ke kilang nikel sulfat dan logam nikel di Tiongkok,” sebutnya. (Shiddiq)