NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Pada 17 Juni 2024, Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) merilis Indonesia Nickel Price Index (INPI) untuk komoditas bijih nikel dan nickel pig iron (NPI) dengan transaksi CIF dan FOB.
Bijih nikel dengan kadar 1,2% dan transaksi CIF berada pada kisaran US$24,2–28,2/dmt dengan rata-rata US$26,2/dmt, yang tidak berubah sejak 10 Juni 2024. Sedangkan bijih nikel dengan kadar 1,6% dan transaksi CIF berada pada kisaran US$44,5–50,5/dmt dengan rata-rata US$47,5/dmt, juga stabil sejak 10 Juni 2024.
Untuk NPI dengan transaksi FOB, terdapat kenaikan harga, dengan kisaran US$119–119/dmt dan rata-rata US$119/dmt, naik US$1/dmt dibandingkan harga pada 10 Juni 2024.
Dilansir dari Shanghai Metals Market (SMM), Pada bulan Mei, produksi NPI nasional di Cina mencapai 27.200 mt dalam kandungan logam (+1,54% MoM) dan 680.000 mt dalam kandungan fisik (+4,99% MoM). Di antaranya, produksi NPI bermutu tinggi sekitar 204.000 mt dalam kandungan fisik dan 20.100 mt dalam kandungan logam (turun 100 mt); produksi NPI tingkat rendah sekitar 442.000 mt dalam kandungan fisik dan 7.100 mt dalam kandungan logam (naik 500 mt).
Pada bulan Mei, beberapa smelter NPI melanjutkan produksi, ditambah dengan peningkatan produksi baja tahan karat seri 300 domestik yang memperluas permintaan jangka pendek. Harga NPI high-grade yang pulih pada bulan Mei juga mengurangi kerugian smelter NPI domestik dan meningkatkan produksi.
Dilihat dari perspektif pabrik baja terintegrasi, harga bijih nikel kadar tinggi tetap tinggi karena ketidakpastian persetujuan RKAB Indonesia pada bulan Mei, mengurangi keuntungan biaya produksi baja tahan karat dari NPI bermutu tinggi dengan proses RKEF.
Akibatnya, produksi NPI menurun dan beberapa pabrik baja terintegrasi meningkatkan pengadaan NPI bermutu tinggi dari eksternal. Kenaikan harga bijih nikel dan gangguan kebijakan bijih nikel Indonesia membatasi peningkatan produksi NPI domestik.
Memasuki bulan Juni, produksi NPI nasional diperkirakan akan mencapai sekitar 27.400 mt dalam kandungan logam (+0,89% MoM) dan 675.000 mt dalam kandungan fisik (-0,77% MoM).
Menurut survei SMM, beberapa smelter di China Utara diperkirakan akan melanjutkan produksi pada bulan Juni, dengan smelter di China Timur dan Selatan yang juga diperkirakan akan meningkatkan produksi.
Dampak inspeksi lingkungan yang berakhir pada bulan Mei memungkinkan produksi NPI kembali normal pada bulan Juni. Namun, untuk pabrik baja terintegrasi, produksi NPI bermutu tinggi dengan proses RKEF diperkirakan akan terus menurun karena efektivitas biaya stainless steel yang lebih rendah.
Pada bulan Mei, produksi NPI Indonesia mencapai 112.600 mt dalam kandungan logam, naik 0,63% MoM tetapi turun 4,5% YoY. Produksi tahun 2024 mencapai 578.200 mt kandungan nikel, naik 10,3% YoY.
Dari sisi penawaran, meskipun kuota persetujuan RKAB untuk bijih nikel laterit Indonesia meningkat menjadi 217 juta wmt pada bulan Mei, pertumbuhan pasokan yang beredar tetap lambat. Oleh karena itu, harga bijih nikel laterit kadar tinggi Indonesia untuk perdagangan domestik tetap tinggi.
Pada bulan Mei, peningkatan pasokan bijih nikel laterit dari Filipina membantu menutup kesenjangan pasokan di pasar Indonesia. Dari sisi permintaan, pemulihan harga NPI kadar tinggi dan peningkatan output dari lini produksi baru di Indonesia membuat smelter NPI Indonesia lebih bersedia membeli bijih nikel. Namun, dalam jangka pendek, ketatnya pasokan bijih nikel laterit Indonesia diperkirakan tidak akan membaik secara signifikan. (Aninda)