Beranda Berita International Indonesia Catat Rekor Impor Bijih Nikel dari Filipina Akibat Penundaan Kuota

Indonesia Catat Rekor Impor Bijih Nikel dari Filipina Akibat Penundaan Kuota

2804
0
Ilustrasi grafik kenaikan dan penurunan harga nikel. (Freepik.com)
Ilustrasi grafik kenaikan dan penurunan harga nikel. (Freepik.com)

NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Indonesia, produsen nikel terbesar di dunia, mencatat rekor impor bijih nikel dari Filipina sejak April, seiring meningkatnya permintaan dari smelter dan penundaan pemberian kuota pertambangan oleh Jakarta serta hujan lebat yang mengganggu pasokan domestik. Informasi ini diperoleh dari sumber-sumber yang mengetahui situasi tersebut seperti dikutip dari Reuters.

Menurut dua smelter lokal dan seorang pedagang yang berbicara kepada Reuters, impor bijih nikel Indonesia dari Filipina diperkirakan mencapai sekitar 500.000 metrik ton pada bulan April dan akan meningkat lagi pada bulan Mei, lebih dari dua kali lipat volume impor pada bulan Maret. Jumlah bulanan ini juga melampaui total impor dari Filipina sepanjang tahun lalu yang mencapai 374.454 ton.

Indonesia mewajibkan perusahaan pertambangan untuk secara berkala mengajukan permohonan kuota melalui dokumen RKAB yang berisi rencana-rencana mereka. Tahun ini, penerbitan kuota tertunda karena perubahan masa berlaku izin dari satu tahun menjadi tiga tahun, serta kewajiban pembayaran royalti yang tertunda.

Analis senior di perusahaan riset komoditas CRU yang berbasis di Shanghai, Tong Tong, mengatakan bahwa lonjakan impor ini disebabkan oleh meningkatnya permintaan dari smelter serta kendala dalam pasokan bijih domestik akibat persetujuan RKAB yang tertunda.

Smelter-smelter di Indonesia, yang sebagian besar dioperasikan oleh perusahaan-perusahaan China, telah meningkatkan kapasitas mereka dengan cepat dalam beberapa tahun terakhir, sehingga meningkatkan permintaan bijih nikel. Namun, ketatnya pasokan bijih nikel membatasi produksi dan mendorong harga produk nikel di Indonesia dan China.

Produksi nickel pig iron (NPI) Indonesia turun menjadi 353.700 ton pada kuartal pertama, turun 4,9% dari kuartal keempat, menurut data dari Shanghai Metals Market. Harga NPI di Indonesia naik ke level tertinggi dalam enam bulan terakhir menjadi 990 yuan ($136,65) per unit nikel pada Selasa, naik 7% sejak awal April, menurut data dari Mysteel.

Harga NPI di China, yang sebagian besar bergantung pada bijih nikel Filipina dan juga mengimpor NPI dari Indonesia, juga naik ke level tertinggi dalam enam bulan terakhir minggu ini. Meskipun pemerintah Indonesia meningkatkan persetujuan kuota pertambangan di kuartal kedua, volume masih di bawah ekspektasi dan laju persetujuan masih lambat, menurut analis dan pelaku pasar.

Indonesia telah menyetujui kuota untuk lebih dari 200 juta ton bijih nikel tahun ini, kata Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral, Ditjen Minerba Kementerian ESDM, Tri Winarno.

“Jumlah tersebut sudah mencukupi,” ujarnya. Mengenai impor dari Filipina, Tri menambahkan bahwa selama harga tetap sama, ini bisa membantu memperpanjang umur cadangan.

Pada tahun 2023, Indonesia memproduksi 193,5 juta ton bijih nikel. Selain itu, hujan lebat bulan ini mengganggu pengiriman bijih dari tambang ke smelter, kata dua smelter di Indonesia.

Direktur pelaksana strategi komoditas di Macquarie, Jim Lennon, memperkirakan bahwa keketatan saat ini akan berakhir pada pertengahan tahun karena lebih banyak kuota pertambangan yang disetujui. (Aninda)