NIKEL.CO.ID, JAKARTA- Indonesia Mining Association (IMA) baru saja merayakan ulang tahun yang ke 49. Berdiri pada tanggal 29 Mei 1975, kini IMA memiliki 90 anggota yang masing-masing 30 anggota perusahaan dan 60 anggota asosiasi.
Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA), Hendra Sinadia mengungkapkan di usia yang hampir menginjak masa emas, IMA akan senantiasa mendorong adanya sinegritas dan kolaborasi dalam kepentingan sektor pertambangan untuk menghadapi berbagai isu regulasi.
“Sekarangkan banyak banget ya isu isu, dan juga regulasi. Regulasi sangat dinamis, tapi juga kita harapkan kolaborasi ini berlanjut di banyak hal. Termasuk penyelenggaraan event-event. Dan juga mendorong, kalau kita mungkin lebih bagus kolaborasi ya dalam banyak hal,” ujar Hendra Sinadia kepada nikel.co.id, Kamis (30/5/2024).
Menurutnya, dengan berkolaborasi atau bersinergi maka akan lebih banyak manfaat positif bagi para asosiasi. Selain itu, dengan bertambahnya usia, maka IMA akan semakin berfokus pada pengembangan antar anggota.
“Kita juga fokus ke isu ESG (Envinronmental, Social, Governance), transisi energi, dan juga hilirisasi. Anggota anggota di IMA kan juga pionir di hilirisasi ya, baik dari tembaga, maupun juga nikel,” jelasnya.
Selain mengawal di program pemerintah kemudian IMA juga akan mendorong good governance di bidang industri.
Sejak tahun 2010, IMA telah menginisiasi terbentuknya Extractive Industries Transparency Initiative (EITI) hingga pemerintah telah menetapkan sebagai sebuah platform resmi.
“Jadi, ulang tahun ini juga merupakan suatu momen dimana publik harus tau bahwa IMA turut serta mengawal, menjadi mitra pemerintah, menjadi saksi perkembangan industri pertambangan, sampai saat ini,” tambahnya.
Untuk memperkokoh IMA, pria yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) ini menerangkan, IMA akan terus mendorong mengkampanyekan industri pertambangan.
Dirinya mencontohkan salah satu fokus kerjasama dalam penyelenggaraan event training, terus terbuka untuk berkoordinasi dengan berbagai stakeholder.
“Ya, kita ingin menuju kesana,” terangnya.
Dalam hal penerimaan keanggotaan pun Hendra menyampaikan, IMA kini semakin slektif. Profil perusahaan yang akan melakukan pendaftaran sebagai anggota, terus dikaji ketat oleh pengurus.
Pengurus akan memberikan rekomendasi usai melalui beberapa tahap termasuk pengecekan yang ketat terkait track record perusahaannya. Calon anggota perusahaan juga diwajibkan menerapkan standar standar yang positif seperti good mining practice.
“Itu sih intinya, kita masih terbuka untuk keanggotaan tapi tentunya juga kita secara slektif melihat beberapa aspek dari perusahan tersebut dan bisa memberikan rekomendasi untuk bisa bergabung. Itu ya untuk jadi anggota,” tuturnya. (Lili Handayani)