NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Pembentukan Komite Bersama (Kombers) Komite Cadangan Mineral Indonesia (KCMI) oleh Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) dan Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) dalam Competent Person Indonesia (CPI) Forum 2024 mempunyai tiga tujuan.
“Tujuan kegiatan CPI Forum ini tiap tahun adalah, pertama, memberikan update atas perkembangan terkait modul Pelaporan Hasil Eksplorasi (PHE) – laporan hasil eksplorasi sumber daya cadangan, baik di Indonesia maupun di dunia internasional. Kedua, menginformasikan kepada teman-teman pengelola CPI dan KCMI dan ketiga, ajang silaturahmi untuk kita semua, antara CPI bertemu lagi bersama membicarakan banyak hal di ruang ini bersama,” kata Ketua Kombers KCMI, Lufi Rachmad, dalam pidato pembukaan acara :CPI Forum 2024”, di Ruang Andrawina, Gedung Aneka Tambang (Antam), Jln. T.B. Simatupang, Jakarta Selatan, Rabu (29/5/2024).
Menurut Lufi, saat ini jumlah CPI telah mencapai 521 orang: 257 CPI yang berasal dari IAGI dan 264 CPI berasal dari Perhapi. Dia menganalogikan CPI seperti jenjang pendidikan SD yang baru lulus dan masuk ke jenjang SMP yang semakin meningkat pendidikan dan permasalahannya.
“Tentunya kalau kita lihat, banyak tantangan baru, banyak hal-hal baru yang kita harus pelajari,” ujarnya.
Ia mengakui, KCMI dan CPI secara khusus dituntut untuk lebih fokus pada peningkatan kualitas kompetensi dan profesionalisme. “Jadi, dengan meningkatnya kasus persoalan energi tingkat yang baru, kita dibuat untuk lebih menunjukkan keprofesionalismean kita,” ungkapnya.
Kualitas profesionalime itu, katanya mengingatkan, bukan saja tentang kompetensi teknis dan kualitas laporan melainkan didasarkan pada etika, sehingga para CPI harus berpegang teguh pada etika dan kode etik organisasi.
“Ini yang paling susah! Kita sebagai mayoritas orang teknik maupun geologi, untuk fokus, kita selalu senang pada hal yang berbau teknikal dan geologis tanpa kita memperhatikan etika kerja atau etis,” urainya.
Sedari awal masuk menjadi anggota CPI, lanjutnya, para CPI juga mempunyai tugas dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan; sedangkan tanggung jawab itu tidak hanya bisa dikumandangkan sebagai motto namun tidak pernah direalisasikan.
“Dengan adanya CPI Forum ini, teman-teman CPI semua harus dilakukan dan tanggung jawab itu betul-betul terjadi dan perlu ditekankan,” paparnya.
Dia meminta, agar KCMI dan CPI dapat menjaga profesionalisme, lebih pro aktif, dinamis, dan terus membantu tata kelola pertambangan Indonesia. Di tengah berbagai carut-marut tentang tata kelola pertambangan yang masih terjadi, sehingga masih perlu perbaikan-perbaikan.
“Kita harus tetap dinamis dan memperjuangkan tata kelola pertambangan yang baik. Itu tanggung jawab kita sebagai insan Indonesia bahwa kita tidak hanya fokus pada teknikal, tetapi pada etika kita juga untul mempertanggungjawabkan profesionalisme kita,” ujarnya.
Sejalan dengan itu, Ketua Panitia CPI Forum 2024, Ufi Ma’rufianty, menyebutkan, CPI Forum 2024 ini merupakan yang keenam kalinya diadakan dan merupakan acara tahunan yang diadakan oleh Kombers KCMI.
“Dengan adanya beberapa kasus yang sering kita dengar di pertambangan Indonesia, kita perlu pahami bahwa peran CPI menjadi semakin krusial. Para CPI tidak hanya bertugas untuk melaporkan hasil estimasi eksplorasi sumber daya alam dan hasil estimasi cadangannya, tapi juga menjadi garda terdepan dalam mendorong praktik pertambangan yang etis dan berkelanjutan,” sebut Ufi dalam acara tersebut.
Menurutnya, para peserta CPI Forum 2024 dikumpulkan dalam forum tersebut untuk memperkuat komitmen profesionalisme yang tidak tergoyahkan, ditambah perluasan wawasan dan inovasi berkelanjutan di bidang industri pertambangan.
“Forum ini menjadi peluang bagi setiap peserta yang hadir untuk menyerap pengetahuan, saling bertukar pikiran satu sama lain, memadukan kekuatan dalam energi yang positif guna kemajuan dan peningkatan profesionalisme kita sebagai seorang CPI,” ujarnya.
Dia berharap, usaha yang telah dilakukan selama ini akan semakin bermakna dan memberikan apresiasi kepada seluruh narasumber yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk berbagi pengetahuan pada seluruh hadirin, terutama di CPI.
“Workshop yang kami laksanakan ini dirancang khusus untuk memperluas katalog pengetahuan dan meningkatkan kemampuan CPI dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin dinamis. Besar harapan saya bahwa segenap rangkaian acara di dalam forum ini dapat meningkatkan kompetensi dan kualitas praktik kita sebagai seorang CPI dalam dalam industri,” harapnya. (Shiddiq)