Beranda April 2024 AS–Inggris Larang Logam Utama dari Rusia, Harga Nikel Melambung 1,5%

AS–Inggris Larang Logam Utama dari Rusia, Harga Nikel Melambung 1,5%

1188
0

NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Amerika Serikat (AS) dan Inggris menjatuhkan sanksi berupa larangan perdagangan pasokan baru logam industri penting. Salah satunya nikel dari Rusia di dua bursa terbesar dunia yang memicu sentimen positif terhadap penguatan harga nikel sebesar 1,5%.

Hal ini sebagaimana dikutip IDX Channel, Rabu (17/4/2024), mengenai Inggris dan AS Larang Logam Rusia pada segmen berita pasar modal.

Pada perdagangan saham di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Selasa (16/4/2024), saham emiten tambang nikel dan timah melambung  naik akibat sentimen positif lonjakan harga logam utama dunia.

“Saham emiten tambang nikel-timah melambung pada perdagangan Selasa, padahal IHSG tertekan 1,68%. Penguatan saham tambang nikel dan timah tersebut seiring sentimen positif lonjakan harga logam utama dunia,” kata pembawa acara IDX Channel tersebut menyampaikan analisisnya.

Untuk alumunium yang merupakan bahan baku pembuatan kaleng, pesawat terbang, hingga kontruksi bangunan mengalami lonjakan sekitar 9,4% pada sesi pasar IHSG pada Senin (15/4/2024) dan ini merupakan kenaikan intra day terbesar sejak kontrak awal dilakukan 37 tahun lalu. Namun sebelumnya, sempat terpangkas menjadi 2,8% di posisi US$2.562 per ton.

Selain itu, saham tambang nikel yang merupakan bahan baku utama dalam pembuatan baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) maupun baja tahan karat (stainless steel) juga mengalami penguatan 1,5%.

“Harga nikel dan tembaga juga melonjak setelah Inggris dan AS memberlakukan sanksi yang berupa larangan perdagangan pasokan baru logam industri penting dari Rusia di dua bursa terbesar di dunia tersebut,” tuturnya.

Langkah ini dilakukan setelah pemerintah Inggris dan AS pada Jumat pekan lalu melarang pengiriman pasokan baru Rusia ke London Metal Exchange (LME) dan Chicago Mercantile Exchange. Padahal, menurut data City Group, Rusia adalah produsen utama ketiga logam tersebut yang setara dengan 6% total produksi alumunium dunia,  4% tembaga, dan 11% logam nikel dengan kemurniaan tinggi.

Selain itu, harga timah di LME juga melonjak mendekati level tertinggi dalam dua tahun pada pekan ini seiring penurunan stok di bursa dan munculnya ancaman lain terhadap rantai pasok yang sudah tertekan.

Hasilnya, saham tambang BUMN, seperti PT Timah Tbk. ditutup melesat 10%, disusul dengan saham PT Merdeka Copper Gold Tbk. juga melesat hampir 10%. dan PT Pelat Timah Nusantara Tbk. mendaki sebesar 6%. Kemudian, dilanjut PT Harum Energi Tbk. melambung hampir 9% dan PT Aneka Tambang Tbk. juga menghijau hingga mencapai 8%. (Shiddiq)