NIKEL.CO.ID, JAKARTA – Koordinator Bidang Hilirisasi Mineral dan Batu Bara Kemenko Marves, Agus Suprihadi, mengatakan, Pemerintah Papua New Guinea (PNG) melalui duta besarnya, Simon Namis, melakukan kunjungan ke PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) karena dianggap pelopor hilirisasi industri pertambangan terbesar di Indonesia dan Asia yang bisa dicontoh untuk PNG.
“Pemerintah PNG sendiri memilih berkunjung ke Kawasan PT IMIP karena menganggap kawasan tersebut adalah pelopor dari hilirisasi industr pertambangan di Indonesia dan salah satu yang terbesar di Asia,” kata Agus dikutip dari pers rilis PT IMIP, Jakarta, Jumat (24/11/2023).
Menurutnya, Pemerintah Indonesia akan terus mendorong peningkatan kerja sama dengan Pemerintah PNG di berbagai sektor, khususnya sektor hilirisasi pertambangan nikel.
“Jadi, seperti di Indonesia, PNG juga memiliki sumber daya alam nikel yang melimpah. Saat ini masih melakukan ekspor nikel mentah,” ujarnya.
Dia berharap, kunjungan Dubes PNG ke Indonesia dapat dijadikan pembelajaran terutama tentang pertambangan nikel yang dapat diaplikasikan di PNG nanti.
“Dengan kunjungan ini bisa menjadi percontohan untuk diterapkan hilirisasi di negara itu,” imbuhnya.
Kunjungan Duta Besar (Dubes) PNG, H.E Simon Namis dilatarbelakangi oleh ketertarikan khusus terhadap keberhasilan hilirisasi pertambangan Indonesia. Dia pertama kali berkunjung ke salah satu perusahaan tambang nikel terbesar dan terintegrasi di Indonesia PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).
Kunjungan Dubes PNG ini dalam rangka mewujudkan kerja sama Indonesia dengan PNG terkait hilirisasi pertambangan, kelistrikan, pendidikan, konekvitas dan infrastruktur. Dalam kunjungannya itu, Simon Namis didampingi oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) RI.
“Kunjungan lapangan ke PT IMIP bertujuan untuk mendapatkan gambaran terkait kondisi hilirisasi Pertambangan Indonesia,” kata Simon Namis saat kunjungan Ke PT IMIP pada (17/11/2023).
Dubes PNG juga berkesempatan untuk melihat langsung operasional smelter milik sejumlah tenant dari kawasan industri IMIP antara lain PT ITSS, PT IPRT, PT QMB New Energy Materials.
Dalam kunjungan ke PT ITSS itu, dia di suguhkan melihat proses pengolahan nikel menjadi stainless steel. Ia juga berkesempatan menyaksikan langsung proses pembuatan Hot Rolled Coil (HRC) dan Cold Rolled Coil (CRC).
Pengalaman menariknya, ketika berada di PT QMB, Dubes PNG mendapat penjelasan mengenai pengolahan nikel menjadi battery cells, battery pack, module battery dan paket baterai energi terbarukan untuk kebutuhan kendaraan listrik.
Setelah berkunjung ke pabrik smelter, Dubes Simon menyempatkan diri mengunjungi kampus negeri Politeknik industry logam Morowali yang berlokasi di Desa Padabahi, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali.
Adapun tujuan kunjungan itu, untuk melihat kontribusi kawasan industri PT IMIP dalam mengembangkan pendidikan dan penyerapan tenaga kerja lokal yang siap dipekerjakan setelah lulus dari kampus tersebut. (Shiddiq)