NIKEL.CO.ID, Jakarta–Konsultan Nickel Institute, Graham Sussex, mengisi acara dalam seminar “Stainless Steel for Industrial Applications” yang bertempat di Hotel Grand Mercure Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (20/11/2023). Dalam paparannya dia menjelaskan kegunaan stainless steel sebagai bentuk olahan nikel untuk berbagai industri, mulai dari industri food and beverage, arsitektur, chemical processing, transportasi, supply air, dan industri kesehatan.
Dia juga mengungkapkan bahwa stainless steel terdiri dari beragam grade. Ada beberapa grade yang paling populer, di antaranya grade 316, 304, dan 303. Di antara ketiga grade tersebut, grade 316 jika dicampur dengan tembaga (monel) adalah grade yang paling tahan terhadap air laut sehingga penggunaannya banyak digunakan untuk lingkungan kelautan (marine environments). Bahkan, grade 316 dapat digunakan untuk penyulingan air laut menjadi air tawar (destilasi).
Dalam kesempatan terpisah, NIKEL.CO.ID berkesempatan mewawancarai Graham terkait bahan baku stainless steel, yaitu nikel. Dia mengungkapkan bahwa ekspor nikel Indonesia sangat luar biasa. Dalam sesi wawancara khusus NIKEL.CO.ID menanyakan kepada Graham tentang Indonesia sebagai negara pengekspor nikel terbesar. Simak wawancara kami berikut ini.
Apa pendapat Anda tentang nikel?
“Menurut saya, nikel membuat baja tahan karat menjadi mungkin karena Anda bisa mengubah struktur material dalam nikel. Jadi, Anda bisa mendapatkan kekuatan yang lebih baik dan sifat temperatur material yang baik”.
Tahukah Anda bahwa kita adalah pengekspor nikel terbesar?
“Ya, Anda menjadi sangat penting bagi dunia. Itu hebat. Luar biasa. Mungkin mengecewakan bahwa butuh waktu lama bagi pemerintah untuk menyadari bahwa ada manfaatnya untuk mengolahnya. Dan itu sangat bagus. Sementara kami memproduksi nikel, kami dapat memproduksi baja tahan karat”.
Apa pendapat Anda tentang hilirisasi nikel yang digaungkan oleh pemerintah Indonesia?
“Saya, sebenarnya, saya pribadi, ini adalah ide yang sangat bagus. Menurut saya, itu lebih baik daripada Anda menggali suatu daerah kemudian Anda harus membelinya kembali. Dengan Australia, mereka mengekspornya lalu membelinya kembali. Saya pikir jika Anda dapat mengembangkan produk jadi, itu adalah cara yang jauh lebih baik”.
Sayangnya, ketika ditanya lebih lanjut tentang Indonesian Nickel Price Index (INPI), Graham tidak tahu menahu tentang harga nikel tersebut. “Saya tidak tahu”, ujar Graham. (Aninda)