
NIKEL.CO.ID, KABUPATEN BANDUNG – Menteri ESDM RI, Arifin Tasrif, mengimbau perusahaan-perusahaan pertambangan untuk turut membantu program penurunan stunting di Indonesia. Penurunan stunting meupakan upaya agar dapat melangkah untuk menuju Indonesia Emas Tahun 2024.
Menurut Arifin, agar Indonesia sejajar dengan negara maju, maka perlu didukung sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni, tangguh, dan kuat, terutama melalui generasi penerus bangsa yang masih dalam usia produktif. Tantangan ke depan tidak mudah dan harus dipersiapkan dengan baik, salah satunya melalui program penurunan stunting.
“Untuk mencegah stunting, kita perlu memperhatikan tumbuh kembang anak dengan baik, gizi yang baik, dan pendidikan yang baik. Kita harus terus mendorong program penurunan stunting sesuai dengan daerah-daerah yang diinformasikan oleh BKKBN agar menjadi lokasi prioritas yang perlu lebih dulu ditangani,” ujarnya pada kegiatan Program Intervensi Stunting PT Vale Indonesia Tbk. (PT Vale) “Menuju Generasi Emas”, di Desa Nanjung, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (27/10/2023).
Dalam beberapa tahun ke depan, ia mengharapkan angka stunting di Desa Nanjung dan Kabupaten Bandung menjadi yang paling rendah di Indonesia. Untuk itu, Menteri ESDM mengapresiasi PT Vale yang turut dalam program pencegahan stunting.
“Saya berterima kasih kepada PT Vale bersama RS Primaya atas bantuannya yang akan memberikan pelatihan-pelatihan kepada stakeholder terkait. Kami harapkan program ini dapat berjalan secara berkelanjutan. Semoga upaya kita yang terintegrasi dan terorganisasi ini dapat mendapatkan hasil yang optimal,” katanya.
PT Vale berkomitmen untuk andil dalam mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainabe Development Goals (SDGs) pada 2030 yang telah disepakati bersama dan diadopsi semua negara anggota PBB. Perusahaan ini memiliki program jangka panjang untuk berkontribusi positif terhadap pembangunan Indonesia yang berkelanjutan. Salah satu pilar yang menjadi fokus PT Vale dalam TPB sesuai dengan Metadata Indikator TPB Kementerian PPN/Bappenas adalah Good Health and Well-being.
Program-program yang dijalankan oleh PT Vale juga berlandaskan tiga pilar kemitraan strategis, yakni pemerintah, masyarakat, dan perusahaan. Program tersebut berupa Pengembangan Kawasan Perdesaan Mandiri (PKPM), kemitraan strategis (strategic partnership) dan kontribusi strattegis (strategic contribution).
Melalui strategic contribution untuk mewujudkan Good Health and Well-being, PT Vale melakukan aksi nyata untuk menjamin kehidupan masyarakat yang sehat melalui peresmian Program Intervensi Stunting PT Vale tersebut.
Selain Menteri ESDM, Arifin Tasrif, pada peresmian kegiatan tersebut juga hadir Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN, Nopian Andusti, Presiden Direktur PT Vale Indonesia Tbk., Febriany Eddy, Komisaris PT Vale Indonesia Tbk., Jasman Panjaitan, CEO Primaya Hospital, Leona A. Karnali, perwakilan Kementerian Kesehatan, Dahlia Hutagaol (epidemiolog kesehatan), Sekda Kabupaten Bandung, Cakra Amiyana, dan jajaran Pemerintah Kabupaten Bandung.
BACA: MOU APNI-SMM Soal INPI Ditandatangani November 2023
Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN, Nopian Andusti, mengungkapkan, angka stunting di Kabupaten Bandung masih cukup tinggi, sehingga kegiatan ini sudah tepat dimulai dari wilayah ini.
“Tahun 2021-2022 angka stunting sudah mulai turun cukup signifikan, sehingga pada 2023 ini kita terus berusaha menurunkan angka stunting dan terus mengedukasi dari hulu, terkait pentingnya pencegahan stunting. Mulai dari calon pengantin, berlanjut ke masa kehamilan dan janin, kemudian bayi baru lahir sebelum usia 2 tahun atau saat masih golden age,” kata Nopian mendeskripsikan kondisi stunting dan upaya yang dilakukan pencegahannya.
BKKBN, katanya melanjutkan, juga mencanangkan program edukasi pentingnya program KB dengan melihat kondisi kesehatan pengantin. Salah satunya, untuk menunda kehamilan bagi ibu yang mengidap anemia agar dapat menggunakan pil KB bagi pasangan keluarga baru.
Komitmen PT Vale
Program Intervensi Stunting Menuju Generasi Emas yang diresmikan PT Vale sejalan dengan penerapan manajemen environment, social, and governance (ESG) yang baik dari perusahaan. PT Vale berusaha secara konsisten berperan aktif dalam mendukung program pemerintah. Dalam hal ini melalui intervensi stunting, baik di lingkungan kegiatan operasi ataupun di luar kegiatan operasi yang terindikasi memiliki dampak stunting secara signifikan.
Program tersebut merujuk dari arahan-arahan dan program pemerintah. Salah satunya surat Kementerian ESDM No. 61.Und/RT.01/SJN.U/2023 perihal Undangan Percepatan Penuruan Stunting (31 Maret 2023) di Lingkungan Kementerian ESDM RI.
CEO PT Vale Indonesia Tbk, Febriany Eddy, mengatakan, program tersebut juga selaras dengan tujuan PT Vale, meski merupakan perusahaan pertambangan tetapi komitmen terhadap peningkatan kualitas hidup menjadi perhatian penting.
”Walaupun kami perusahaan tambang, tujuan kami adalah meningkatkan kualitas hidup dan mentransformasi masa depan bersama. Karena esensi pertambangan berkelanjutan adalah membawa kemanfaatan sebesar-besarnya bagi kehidupan kita,” katanya.
Febriany mengungkapkan, PT Vale berkomitmen ambil bagian dalam percepatan menurunkan angka stunting sesuai dengan target yang dicanangkan pemerintah.
“Kami berharap dapat memberikan kontribusi untuk tercapainya target penurunan indeks prevalensi stunting menjadi 14% di seluruh Indonesia pada 2024. Dengan menekan angka stunting, ke depannya akan tercapai generasi muda yang sehat dan produktif menuju Indonesia Emas 2045,” tuturnya.
Upaya preventif dan promotif untuk pencegahan stunting, sambungnya, dilakukan melalui intervensi gizi spesifik dan juga gizi sensitif dengan target sasaran balita usia 0-5 bulan dan ibu hamil. Program intervensi stunting ini akan dijalankan selama dua tahun dan menyelaraskan dengan program nasional percepatan penurunan angka stunting.
Kabupaten Bandung menjadi lokasi yang dipilih PT Vale untuk melakukan upaya preventif dan promotif pencegahan stunting karena masih menjadi salah satu wilayah di Jawa Barat dengan prevalensi balita stunting yang cukup tinggi. Prevalensi stunting (tinggi badan menurut umur) di Kabupaten Bandung mencapai 25% menurut hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 yang dirilis oleh Kemenkes RI.
BACA: ESDM: Revisi Kepmen 1806 Sudah Selesai, Secepatnya bisa Diakses
Tahapan Program
Pelaksanaan tahap awal yang dilakukan oleh PT Vale adalah health risk assessment dan profiling kondisi stunting di berbagai wilayah. Tujuannya, melakukan evaluasi risiko angka stunting sebelum di tentukan prioritas intervensi. Hal ini dilakukan dengan mendasarkan pada Kemenkes dan dinas kesehatan, khususnya melibatkan data Tim Percepatan Pencegahan Stunting (TPPS) selama dua pekan.
Tahap kedua berupa education & public health counseling yang berfokus pada penerima Intervensi. Program ini dilakukan oleh tim ahli kesehatan masyarakat (Kesmas) dibantu oleh tim promosi kesehatan masyarakat (Promkes).
Kemudian tahap ketiga dilakukan eksekusi program pemberian gizi spesifik berupa makanan pendampingan ASI, wajib ASI 0-6 bulan dan pemberian makanan sehat baik untuk ibu mapun bayi (1-2 tahun). Selain itu, juga pemberian gizi sensitif berupa survei dan perbaikan sanitasi untuk prioritas penerima intervensi.
Selanjutnya, pada tahap keempat surveilance program dengan melibatkan tenaga kesehatan (Nakes) dan berkolaborasi dengan TPPS, serta ditambah tim surveliance Kesmas. Seluruh rangkaian kegiatan ini juga akan dievaluasi oleh PT Vale melalui PMO project management team untuk melakukan monitoring sebagai tahap akhir dari program yang dilaksanakan.
Febriany menambahkan, Program Intervensi Stunting Menuju Generasi Emas dari PT Vale ini tidak akan berhenti di Jawa Barat (Kabupaten Bandung) saja, namun akan berlanjut ke beberapa opsi daerah lain di seluruh Indonesia.
“Kami akan menyasar kelompok masyarakat langsung di beberapa wilayah/kota yang dipilih berdasarkan kondisi angka stunting di atas rata-rata nasional, di luar area pemberdayaan. Sejauh ini, opsi daerah lain yang sudah kami tetapkan adalah Sumatra Utara (Tapanuli, Batubara, Labuanbatu, Samosir), Kalimantan Barat (Kapuas/Barito), Jawa Tengah (Purwokerto, Banyumas, Mungkid, Magelang), Jawa Timur (Jember), NTB, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara,” pungkasnya. (Rusdi/ptvi)