Beranda Korporasi SJSU Berencana Bangun Pabrik HPAL Tahun 2024

SJSU Berencana Bangun Pabrik HPAL Tahun 2024

542
0
Sesi foto bersama para Peserta BBM APNI KOMIR, Indonesia- Korea usai acara BBM Hotel Mulia, Selasa, (15/8/2023), dokumentasi MNI

NIKEL.CO.ID, 16 AGUSTUS 2023Pendiri dan Komisaris Utama PT Sinar Jaya  Sultra Utama (SJSU), H. Herry Asiku, menyebutkan, PT SJSU bekerja sama dengan Perusahaan Teknologi China akan membangun Pabrik HPAL di Wilayah Kawasan Industri Proyek Strategi Nasional (PSN) di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) Kendari pada tahun 2024.

Hal ini disampaikan Komut SJSU H. Herry Asiku ketika memaparkan materi PT SJSU dalam Acara Bilateral Bussiness Matching (BBM) Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) dan Perusahaan BUMN asal Korea Selatan, KOMIR yang diselenggarakan APNI di Garbera Room Hotel Mulia Jakarta, pada Selasa, (15/8/2023) kemarin.

“InsyaAlloh awal tahun depan kita mulai membangun High-Pressure Acid Leach (HPAL) di area kawasan industri itu bekerja sama dengan Technology China,” sebut H. Herry Asiku dalam acara tersebut, diikuti nikel.co.id, di Jakarta.

Menurutnya, dalam industri pertambangan di kawasan PSN akan ada pemberian fasilitas dari negara melalui pemerintah dan ada banyak kemudahan atau keringanan ketika berinvestasi diwilayah industri tersebut.

“PSN adalah proyek yang menjadi perhatian nasional yang apabila investor masuk dikawasan PSN maka banyak kemudahan-kemudahan yang diperoleh termasuk tax (pajak),” ujarnya.

H. Herry Asiku menuturkan, SJSU adalah perusahaan tambang nikel yang telah memiliki IUP dengan total luas wilayah keseluruhan hampir mencapai 30.000 Hektar (Ha) dan yang baru dipergunakan sebabnyak 2000 Ha. Saat ini SJSU telah menjadi PSN dan wilayah yang telah memiliki legalitas yang jelas ada sebesar 1.700 Ha di Kendari Sulawesi Tengara (Sultra). Kemudian untuk Produksi Nikel Laterit per tahun kurang lebih 2 Juta ton dan untuk Limonit kurang lebih sebanyak 500 ribu ton dengan Kadar Laterit 1,7 dan Limonit 1,3.

“Kurang lebih produknya 170 ribu ton Nikel Sulfat per tahun dan 30 ribu ton Kobal Sulfat dan 10 ribu ton Mangan Sulfat,” tuturnya.

Dia juga mengundang dan mempersilahkan perusahaan-perusahaan Teknologi Korea untuk bergabung dan membangun Pabrik Turunan Nikel, seperti Pabrik Prekursor, Katoda, Anoda, hingga produk akhir, yaitu Baterai.

“Kami berharap untuk teknologi jangan di monopoli oleh satu negara, seperti China. Kita berharap Korea juga mengambil untuk membuat teknologi yang saling berkompetisi, kita berharap juga dengan Jepang, Eropa yang sudah maju bisa berkompetisi sehingga nanti produknya akan mengarah kepada yang tadi  saya buka (Prekursor, Katoda, Anoda, Baterai),” tutur Komut SJSU tersebut.

H. Herry Asiku juga memaparkan, sekarang ini sudah mulai banyak pembangunan pabrik dengan teknologi HPAL dan diharapkan ada perusahaan yang membangun pabrik untuk membuat strorage untuk Asam Sulfat didaerah sekitar tambang karena material Asam Sulfat cukup banyak tersedia.

Menurutnya, Asam Sulfat biasa digunakan untuk Leaching (memisahkan mineral) dan di Korea itu sudah ada yang membuka pabrik olahan dengan menghasilkan beberapa ton dengan nilai jual per ton beberapa Dollar Amerika Serikat (US$) dan dulunya Asam Sulfat ini dianggap hanya sampah sehingga banyak dibuang.

“Saya kira dikawasan industri itu perlu dibikin pabrik Asam Sulfat  atau storage-nya seperti tanki BBM yang bisa menampung 100 ribu ton agar semua perusahaan yang ada disitu breaking. Saya kira itu yang paling penting untuk penambangan industri nikel kedepan,” pungkasnya. (Shiddiq)

Artikulli paraprakPeserta Sebut Acara BBM APNI–KOMIR Sangat Bagus
Artikulli tjetërAPNI dan KOMIR Lakukan Audiensi ke Minerba dan BKPM