Beranda Berita Nasional Kadin dan Australia Sepakat Implementasi MoU, Wujudkan Industri Baterai EV

Kadin dan Australia Sepakat Implementasi MoU, Wujudkan Industri Baterai EV

792
0

NIKEL.CO.ID, 5 JULI 2023 – Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) dan Australia menyepakati rencana aksi (Plan of Action) untuk mengimplementasikan Memorandum of Understanding (MoU) untuk mewujudkan pengembangan industri baterai Electric Vehicle (EV) terintegrasi yang dimulai 2023 hingga 2025.

Hal ini disampaikan Ketua Umum Kadin  Arsjad Rasjid dalam kunjungan ke Australia bersama dengan Presiden RI Joko Widodo pada 4 Juli 2023 kemarin yang bertujuan memaksimalkan potensi pertumbuhan kedua negara.

“MoU ini telah membuka pintu yang lebih lebar bagi Indonesia dan Australia dalam mengkapitalisasi inovasi bersama untuk memperkuat posisi di rantai pasok global. Caranya, melalui investasi bersama pada area-area strategis dalam pembangunan ekonomi kedua negara,” kata Arsjad melalui siaran pers yang diterima nikel.co.id, Kamis (6/7/2023). 

Menurutnya, pada Februari 2023, Kadin Indonesia dan Pemerintah Australia Barat telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman atau MoU untuk menjajaki peluang kemitraan dalam mineral kritis untuk industri baterai dan kendaraan listrik EV. 

Australia merupakan pemasok utama lithium, kata dia, sedangkan Indonesia adalah produsen terbesar untuk nikel, komponen vital dalam baterai EV. 

“Kedua negara memiliki cadangan yang cukup penting untuk produksi baterai dengan potensi saling melengkapi untuk mewujudkan kerja sama yang saling menguntungkan,” ujarnya. 

Ia menjelaskan, Australia merupakan mitra dagang terbesar ke-10 bagi Indonesia dengan nilai perdagangan US$12,64 miliar tahun 2021. Sebagai representasi pelaku usaha di Indonesia, Kadin mendorong segala upaya untuk menghubungkan lebih banyak bisnis dari berbagai sektor antara Indonesia dan Australia. 

“Serta perluasan volume perdagangan dan diversifikasi investasi antara kedua negara,” jelasnya. 

Pada minggu sebelumnya, Arsjad bersama delegasi melakukan roadshow ke Australia untuk menghadiri Australia-ASEAN Business Forum. Dalam acara itu, dia bertemu dengan sejumlah pemangku kepentingan untuk membahas kerja sama ekonomi di masa depan antara Indonesia, ASEAN dan Australia.

“Kami melihat adanya hasrat yang luar biasa untuk melakukan kerja sama yang lebih luas antara Indonesia, ASEAN dan Australia,” ujar dia. 

Sementara itu, Presiden RI Joko Widodo, dalam konferensi pers bersama PM Australia mengungkapkan, ada beberapa prioritas yang harus dilakukan bersama. 

“Indonesia dan Australia harus membangun kerja sama ekonomi yang lebih substantif dan strategis melalui pengembangan bersama produksi baterai EV,” ungkap Jokowi bersama PM Australia Anthony Albanese. 

Selain itu, menurut Presiden, sejak berlakunya kerja sama Indonesia – Australia atau CEPA (Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement) pada 5 Juli 2020, volume perdagangan Indonesia menaik sebesar 90%.

“Ini akan terus dioptimalkan melalui kerja sama mutual recognition agreement product perikanan, karantina dan peningkatan kapasitas UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah),” ujarnya. 

Kemudian, dia melanjutkan, mengenai pengurangan emisi karbon, Indonesia fokus untuk mendorong implementasi kerja sama dan pembangunan Carbone Capture. 

“Dan penyimpanan energy storage serta smelter orientasi energi  hijau di Indonesia,” lanjutnya. 

Selanjutnya, Jokowi menuturkan, tentang Ibu Kota Nusantara (IKN), Indonesia juga mendorong sektor swasta Australia dan national Capitol Authority Australia untuk bekerja sama dengan Otoritas IKN. 

Sementara itu, mengenai isu regional dan global posisi Indonesia sangat jelas dan konkrit. 

“Saya sampaikan posisi Indonesia dan Asia sangat jelas, ingin indo-pasifik menjadi kawasan damai dan stabil dan mengedepankan kolaborasi dan kerja sama konkrit,” pungkasnya. (Shiddiq)