Beranda Berita Nasional Selain Pemerintah, Diam-diam BNBR Jalin Kerja Sama Bus Listrik dengan BYD

Selain Pemerintah, Diam-diam BNBR Jalin Kerja Sama Bus Listrik dengan BYD

330
0

NIKEL.CO.ID, 30 Mei 2023 – Selain dari Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi RI (Kemenko Marves) yang bekerja sama dengan perusahaan pabrik mobil listrik terbesar dunia, BYD Auto asal Shenzhen, Tiongkok, ternyata diam-diam PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) juga telah menjalin kerja sama dengan perusahaan mobil listrik tersebut. 

Pemerintah sebelumnya melalui Kemenko Marves telah menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara Kemenko Marves dengan Perusahaan Mobil Listrik BYD untuk kerja sama dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia yang dilakukan di kota Shenzhen, Tiongkok pada Kamis, 25 Mei 2023 lalu. 

Ternyata, diam-diam BNBR melalui anak usahanya PT VKTR telah melakukan kerja sama dengan BYD untuk penyediaan Kendaraan Listrik untuk transportasi umum di Jakarta. 

VKTR saat ini telah menjalin kemitraan dengan BYD untuk pemenuhan Bus Listrik yang dimulai sejak tahun 2022 lalu dan telah mengimpor sebanyak 30 unit Bus Listrik. Untuk melanjutkan kemitraannya itu maka pada 14 Maret 2023, VKTR telah menerima sebanyak 22 Bus listrik. 

CEO VKTR Gilarsi W Setijono, mengatakan, untuk melanjutkan kemitraan dengan pelaku industri kendaraan listrik terbesar di dunia, BYD Auto maka upaya penguatan itu terus dilakukan. 

“Kami terus memperkuat dan mengembangkan partnership strategis dengan BYD. Saat ini kami mendatangkan langsung bus tipe K-9 secara CBU (completely built-up) langsung dari pabrik BYD di Shenzhen, Tiongkok,” kata Gilarsi dikutip dari halaman resmi bakrie-brothers. 

Menurutnya, kemitraan ini tidak sampai disitu tapi akan masuk pada tahapan-tahapan selanjutnya untuk membangun pabrik kendaraan listrik di Indonesia

“Tahap selanjutnya, kami mulai merintis proses pembangunan fasilitas perakitan di Indonesia, tentu dengan bantuan keahlian dari BYD juga,” ujarnya. 

Dia menuturkan, perakitan pabrik kendaraan listrik yang terbangun harus memenuhi prasyarat yang penting, yaitu harus memenuhi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) untuk produk manufaktur bus BYD tersebut.

“Kami berharap, bus listrik yang kami luncurkan berikutnya akan menjalani sebagian proses perakitan secara lokal di Indonesia, dengan persentase TKDN yang akan terus ditingkatkan dari waktu ke waktu,” tuturnya. 

Gilarsi juga menjelaskan, dari BYD juga telah berkomitmen untuk meneguhkan kehadirannya di pasar Indonesia. Saat ini mereka sedang mempelajari potensi yang bisa digarap.

“Intinya, BYD Auto menyadari besarnya potensi pasar kita, negara berpenduduk terbesar ke-4 di dunia yang kaya sumber daya alam. Tentu mereka tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu,” jelasnya. 

Pembelian unit bus listrik BNBR melalui VKTR itu guna memenuhi pemesanan PT Mayasari Bakti salah satu operator Transjakarta untuk menunjukan kesungguhannya dalam mendukung upaya pemerintah melakukan transisi menuju penggunaan energi hijau, terutama di bidang elektrifikasi transportasi di DKI Jakarta. 

Direktur Utama dan CEO BNBR, Anindya N. Bakrie mengatakan, pemenuhan kendaraan listrik ini merupakan wujud komitmen Grup Bakrie, untuk terus melakukan transisi energi pada segenap unsur bisnis yang dijalankan. 

“Khusus dalam pengembangan industri elektrifikasi transportasi yang diupayakan saat ini, kami berharap dapat membantu menghadirkan solusi transportasi hijau untuk kota Jakarta sekaligus mendukung secara penuh target pemerintah dalam mencapai Net Zero Emission di 2060,” kata Anindya N. Bakrie. 

Kembali, Gilarsi menerangkan, pihak PT Mayasari Bakti operator Transjakarta juga turut aktif mendorong proses elektrifikasi ini terwujud, dan dia bersyukur memiliki mitra dengan komitmen kuat seperti PT Mayasari Bakti. 

“Seluruh jajarannya, from top to bottom, memahami pentingnya proses perubahan industri transportasi umum ini, khususnya dalam upaya mengadopsi elektrifikasi armada bus ini,” terangnya.

Dia juga berharap kedepannya akan terus membangun kerja sama dengan berbagai pihak untuk dapat melakukan lokalisasi teknologi di setiap proses supply chain yang ada.

“Dan mengembangkan ekosistem elektrifikasi transportasi di semua sisi, hulu ke hilir,” tegasnya. 

VKTR selain bermitra dengan PT Mayasari Bakti dan ber-partner dengan BYD Auto, dan juga telah menandatangani kerja sama dengan technology provider dan produsen baterai ramah lingkungan Envision, perusahaan karoseri Tri Sakti di Jawa Tengah, perusahaan teknologi heavy mobility dari Inggris Equipmake, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta dan sejumlah pihak lainnya.

“Kami ingin ekosistem elektrifikasi transportasi di Indonesia dapat terbangun secara lengkap dan siap berkontribusi penuh kepada negeri ini. Itu yang menjadi ultimate goal kami,” pungkasnya. 

Sementara, Menteri Koordinator Maritim dan Investasi RI (Menko) Luhut memaparkan, kekuatan yang dimiliki Indonesia dapat dipergunakan untuk membuka jalan baru bagi pertumbuhan ekonomi ke depan.

“Dengan memanfaatkan kekuatan Indonesia dan dengan menyambut transisi kendaraan listrik, Indonesia dapat membuka jalan baru untuk pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, serta pembangunan berkelanjutan,” paparnya. 

Dia juga menuturkan, dengan mitra baru ini, Indonesia dapat lebih mengembangkan potensi industrinya untuk kemajuan ekosistem kendaraan listrik dunia.

“Bersama dengan mitra internasional seperti BYD, kita dapat menempatkan Indonesia sebagai pemain industri terdepan dalam panggung kendaraan listrik global, sekaligus mendorong transformasi Indonesia menuju masa depan yang lebih bersih dan lebih hijau,” tuturnya. (Shiddiq) 

Artikulli paraprakDeputi Kemenko Marves Ungkap Kesenjangan Harga LME dan Index Lain
Artikulli tjetërKepala Staf Kepresidenan Apresiasi Pengelolaan Pertambangan PT Vale