Beranda Asosiasi Pertambangan APNI Expose Kemajuan Industri Baterai EV Indonesia di Global Battery Mineral Seminar...

APNI Expose Kemajuan Industri Baterai EV Indonesia di Global Battery Mineral Seminar Korsel 

1317
0

NIKEL.CO.ID, 17 MARET 2023 – Ketua Umum APNI, Komjen Pol. (Purn) Drs. Nanan Soekarna dan Sekretaris Umum APNI, Meidy Katrin Lengkey menghadiri Global Battery Mineral Seminar di Seoul, Korea Selatan, Jumat (17/3/2023). Di forum seminar APNI menyampaikan kemajuan pembangunan sektor pertambangan, industri pengolahan bijih nikel menuju proses pembuatan baterai listrik. 

Ketua Umum APNI, Nanan Soekarna dan Sekum APNI, Meidy Katrin Lengkey kembali memenuhi undangan pihak Korea Mine Rehabilitation and Mineral Resources Corp (KOMIR), BUMN Korea Selatan, untuk menghadiri sekaligus menjadi pembicara di Global Battery Mineral Seminar yang diselenggarakan hari ini di Seoul, Korea Selatan.

Sebagai Ketum APNI, Nanan Soekarna menyampaikan rasa hormatnya bisa berada di acara ini dan menjad bagian dari Global Battery Mineral Seminar. Beberapa waktu lalu, ia sudah berkunjung ke Korsel, dan sekarang kembali berkunjung ke Negeri Ginseng ini. 

“Ini adalah kali kedua saya berkunjung ke Korea Selatan,” kata Nanan Soekarna saat didaulat menyampaikan kata sambutan dari podium. 

Selain itu, dia juga mengucapkan rasa terima kasih yang mendalam kepada tuan rumah sekaligus penyelenggara acara seminar yang sudah mengundang dan memberikan pelayanan yang baik kepada APNI selama berada di Korsel. 

“Dengan kebahagiaan dan kebanggaan saya mengucapkan selamat dan sukses untuk seminar ini,” tuturnya. 

Kemudian, Nanan Soekarna memperkenalkan Sekretaris Umum APNI, Meidy Katrin Lengkey yang akan menyampaikan materi mengenai kondisi industri pertambangan dan pengolahan nikel di Indonesia. 

Ketum APNI, Nanan Soekarna saat memberikan cindera mata pelakat APNI ke penyelenggara Global Battery Mineral Seminar di Seoul, Korsel.

“Saat ini saya mau memperkenalkan kepada hadirin sekalian mengenai Indonesian Nickel Outlook. dengan hormat saya mengundang Ibu Meidy Katrin Lengkey selaku Sekretaris Umum APNI untuk naik ke atas panggung dan berbagi informasi tentang Indonesia Nickel Outlook,” Nanan Soekarna meminta Meidy Katrin Lengkey naik ke stage

Meidy Katrin Lengkey dalam presentasinya menyampaikan tentang pembangunan sektor pertambangan, industri pengolahan, dan perkembangan Indonesia menjadi negara produsen baterai kendaraan listrik di dunia. 

Menyampaikan industri baterai, dirinya menuturkan, beberapa tahun belakangan ini sudah masuk investor yang ingin membangun industri baterai hingga kendaraan listrik di Indonesia. Mereka juga membawa sekaligus mengimprovisasikan penerapan teknologi terhadap unsur material nikel di Indonesia. 

 “Sekarang sudah banyak masuk teknologi ke Indonesia, di antaranya dari China, Jepang, Kanada, UK. Mereka mencoba mengimprovisasi pengembangan proses pembuatan baterai listrik di Indonesia,” kata Meidy Katrin dalam kesempatan yang sama. 

Selain hadirnya teknologi dari negara lain, Meidy melajutkan, Pemerintah Indonesia juga terus mengembangkan teknologi dari dalam negeri untuk memproduksi bijih nikel hingga menjadi material baterai listrik. Kerja sama tersebut dilakukan Pemerintah Indonesia dengan beberapa lembaga penelitian terkait dan dari perguruan tinggi.

Ketum APNI, Nanan Soekarna saat memberikan cindera buku Nikel Indonesia & Majalah Media Nikel Indonesia ke penyelenggara Global Battery Mineral Seminar di Seoul, Korsel.

Tak hanya itu, Pemerintah Indonesia concern terhadap aktivitas pertambangan dengan menerapkan good mining practice hingga penanganan pasca tambang serta persoalan sisa hasil pengolahan (SHP) dengan tetap memperhatikan environmental, social and governance (ESG).

Menurut Meidy, smelter di Indonesia saat ini sudah bertumbuh begitu pesat. Namun, belakangan didominasi oleh smelter pirometalurgi yang mengolah bijih nikel kadar tinggi atau saprolit dibandingkan dengan jumlah smelter hidrometalurgi yang mengolah bijih nikel kadar rendah atau limonit.

“Melihat kondisi ini, APNI meminta kepada Pemerintah Indonesia untuk moratorium investor yang ingin membangun smelter pirometalurgi. Investasi kemudian diarahkan untuk pembangunan smelter hidrometalurgi,” paparnya. 

Ia menjelaskan, smelter hidrometalurgi memproduksi MHP dan nikel sulfat sebagai bahan baku prekursor, hingga katoda dan anoda baterai listrik. Dan Indonesia mempunyai sumber daya dan cadangan limonit melimpah sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik.

APNI MoU dengan KOMIR

Sebelumnya, APNI dan KOMIR-BUMN Korsel telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) yang diwakili Sekum APNI, Meidy Katrin Lengkey dengan Korea Mine Rehabilitation and Mineral Resources Corp (KOMIR) yang diwakili President & CEO KOMIR, Mr Kyu-Yearn Hwang disaksikan Presiden RI, Joko Widodo dan Presiden Republik Korea, Yoon Suk-yeol di sela-sela acara B20 Summit 2022 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Senin (14/11/2022). 

Sekretaris Umum APNI, Meidy Katrin Lengkey menandatangani nota kesepahaman dengan President & CEO KOMIR, Mr Kyu-Yearn Hwang terkait kerja sama pembangunan industri mineral antar pengusaha Indonesia dengan pengusaha Korea.

Acara bertajuk Korea-Indonesia Business Roundtable ini merupakan pertemuan para pengusaha Korea dan pengusaha Indonesia. Meidy menjelaskan, APNI mewakili pengusaha pertambangan nikel di Indonesia dalam pertemuan penting kedua kepala negara tersebut. Ada 14 nota kesepahaman antara pengusaha Indonesia dengan pengusaha Korea ketika itu.

Seusai menandatangani nota kesepahaman, Meidy Katrin Lengkey menjelaskan bahwa APNI bersepakat dengan KOMIR, perusahaan rehabilitasi tambang dan sumber daya mineral Korea membangun kemitraan kerja sama untuk rantai pasokan mineral ke Korea.

“Penandatangan nota kesepahaman dalam rantai pasokan mineral ini ditantandatangani langsung oleh President & CEO KOMIR, Mr Kyu-Yearn Hwang dan Saya selaku Sekretaris Umum APNI,” kata Meidy Katrin Lengkey, ketika itu. 

Ia menyampaikan butir-butir kesepakatan tersebut, pertama, berbagi informasi tentang pengembangan mineral yang ramah lingkungan, peluang investasi untuk proyek mineral Indonesia dan berbagai pengalaman dan pengetahuan tentang industri baterai di Korea. Kedua, eksplorasi bersama proyek pertambangan nikel Indonesia. Ketiga, pengembangan proyek kerja sama di bidang reklamasi tambang dan pengelolaan bahaya pertambangan. Kemudian keempat, kerja sama rantai pasokan mineral termasuk ekspor produk ke Korea Selatan. (Shiddq/Editor: Syarif)