Beranda Berita Nasional Vale Fokus Melaksanakan Kewajiban, Berharap Fairness dalam Persoalan Kontrak Karya 

Vale Fokus Melaksanakan Kewajiban, Berharap Fairness dalam Persoalan Kontrak Karya 

491
0
Head of Communication PT Vale Bayu Aji

NIKEL.CO.ID, 27 FEBRUARI 2023 – Head of Communication PT Vale, Suparam Bayu Aji mengungkapkan bahwa PT Vale tetap fokus melaksanakan kewajiban kontrak yang akan berakhir pada Desember 2025. Salah satunya membangun Blok Pomalaa di tengah pro kontra publik mengenai perpanjangan kontrak baru.

“Mengenai kontrak karya, itu kewewenangan pemerintah. Jadi harus sama-sama kita pahami. PT Vale sedang memfokuskan untuk pelaksanaan berbagai kewajiban perusahaan selama ini,” kata Kepala Humas PT Vale, Bayu dalam acara Workshop Mining for Journalist yang diselenggarakan Perhimpunan Ahli Tambang Indonesia (Perhapi) di Cisarua, Bogor, yang diikuti nikel.co.id, Sabtu (26/2/2023). 

“Kita kan berkontrak dengan pemerintah, di situ ada beberapa item, termasuk kewajiban-kewajiban apa saja yang perlu dijalankan oleh perusahaan. Perusahaan pun mengikuti perjanjian dari pemerintah. Jadi, saat ini kita fokus dengan kewajiban-kewajiban itu,” menjawab pertanyaan nikel.co.id.

Bayu mengutarakan, salah satu kewajiban tersebut adalah membangun smelter di daerah pertambangan, yaitu Blok Pomalaa dan Bahodopi,” tambahnya. 

Ia menuturkan bahwa PT Vale telah melakukan groundbreaking pembangunan Blok Pomalaa dan di Bahodopi yang dihadiri Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. 

“Kalau teman-teman memantau, November tahun lalu (2022) kita groundbreaking di Pomalaa, itu juga bagian dari komitmen kita. Pembangunan smelter ini investasinya sangat besar, sekitar US$4,5 miliar,” tuturnya. 

Selain itu, telah dilakukan groundbreaking pembangunan proyek pertambangan dan pengolahan terintegrasi hasill kerja sama antara PT Vale Indonesia Tbk. dan PT Bahodopi Nickel Smelting Indonesia (BNSI). Groundbreaking tersebut bertempat di Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah, yang dihadiri Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto pada Jumat, (10/2/2023). 

Adapun lokasi pertambangan berada di Kecamatan Bungku Timur dan Bahodopi. Sedangkan lokasi pabrik pengolahan berada di Desa Sambalagi, Kecamatan Bungku Pesisir.

Bayu menegaskan, PT Vale tetap fokus dalam pelaksanaan kewajiban kontrak yang telah disepakati selama ini. Sehingga ketika kewajiban telah dipenuhi, pemerintah bisa menilai komitmen PT Vale dengan adil.

“Jadi buat Vale, fokus kita adalah memenuhi kewajiban-kewajiban kita. Dengan harapan, kita sama-sama fair saja. Apabila kewajiban-kewajiban dijalankan, kami sangat berharap pemerintah bisa mengkualifikasi dengan fair. Jadi itu gambarannya,” tegasnya.

Selanjutnya, ia menuturkan mengenai keberlanjutan atau Environment, Social and Corporate Governance (ESG) yang merupakan skema standardisasi penerapan bisnis berkelanjutan bagi pelaku industri.

Bayu cerita, ketika Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan menghadiri groundbreaking Blok Pomalaa, dia turut mengajak PT Tesla dan PT Ford mengunjungi wilayah pertambangan langsung di Sorowako Sulawesi Selatan. 

“Kunjungan tersebut untuk memperlihatkan kepada Tesla dan Ford bagaimana PT Vale dalam melaksanakan tata kelola pertambangan yang berkelanjutan dengan teknologi tinggi dan ramah lingkungan,” tutur Bayu. 

PT Vale pun, disampaikan Bayu, berharap hal itu menjadi bahan yang bisa dipertimbangkan oleh pemerintah. Bagaimana potensi Vale untuk menarik investor. 

Kemudian, dia juga menjelaskan tentang keterkaitan antara sustainability dengan performance dengan mengukur risiko risiko lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan. Risiko tersebut harus dikelola dengan baik, sehingga risiko menjadi lebih rendah. Jika risiko bisa diminimalisir, maka performance perusahaan menjadi tinggi.

Bayu lantas mencontohkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) oleh PT Vale dengan investasi yang sangat besar. Namun dengan PLTA tersebut PT Vale mampu mengoperasionalkan pabrik dan tambangnya menjadi lebih hemat. 

“Dengan adanya PLTA itu, PT Vale menjadi salah satu produsen nikel di Indonesia dengan biaya operasi yang sangat rendah karena adanya PLTA,” terangnya. 

Ia menambahkan, pembangunan PLTA merupakan program dari sustainability PT Vale untuk jangka panjang yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Pembangunan PLTA juga dapat menangkal issue renewable energy dan menurunkan pengeluaran anggaran perusahaan. 

“Jadi jangan dianggap sustainability sebagai biaya kalau kita pikirkan dalam jangka waktu yang panjang. Jangan mikir dua tahun, lima tahun. Pikir 15 tahun hingga 30 tahun, pasti keberlanjutan itu valuable. Itu pengalaman kita dari Vale,” pungkas Bayu. (Shiddiq)

Artikulli paraprakWorkshop Mining for Journalist Perhapi Berikan Pemahaman Jurnalis Dunia Pertambangan
Artikulli tjetërHarga Nikel Tergopoh-gopoh Keluar dari Lingkaran Rangebound