CEO Brabus Indonesia by Alron Group, Hengky Kurniawan saat bersama CEO Brabus Jerman, Constantin Buschmann.
NIKEL.CO.ID, 10 Februari 2023-Alron Group merupakan mitra bisnis Brabus Jerman. Di tangan Chief Executif Officer Brabus Indonesia by Alron Group, Hengky Kurniawan, telah banyak kendaraan conversion Mercedez Benz, baik seri terbaru maupun klasik disulap menjadi lebih mewah.
“Buah jatuh tak jauh dari pohonnya”. Pepatah ini sinkron dengan tapak Hengky Kurniawan di awal-awal menekuni bidang otomotif. Keahliannya memodifikasi kuda besi tak lepas dari Ayahnya, yang sejak lama membangun bengkel otomotif di bilangan Jakarta. Hengky remaja ikut membantu bisnis keluarganya tersebut.
Profesionalitas dalam menjaga kualitas servis kendaraan semakin meningkatkan kepercayaan konsumen. Seiring perjalanan, bisnis perbengkelan keluarganya semakin maju pesat. Konsumennya banyak pula dari kalangan ekonomi di atas rata-rata menservis kendaraan klasik hingga varian terbaru karoseri Mercedes Benz, BMW, dan lainnya.
Medio 1992, bisnis otomotif keluarga Hengky Kurniawan di bawah bendera Jakarta Ban melakukan kontrak kerja sama bisnis dengan Brabus Jerman. Ketika Hengky Kurniawan menjabat Chief Executive Officer (CEO) Alron Group, dia memimpin jalannya bisnis tuner Brabus Jerman di Indonesia.
Laman website: www.brabus.com melansir, Brabus merupakan singkatan dari tiga huruf pertama dari kedua pendirinya, Klaus Brackman dan Bodo Buschmann (BRAckmann dan BUSchmann). Didirikan pada 1977 di Bottrop, Jerman ini mengambil spesifikasi tuner aftermarket khusus mobil produksi Mercedes-Benz, Smart, dan Maybach.
Pabrikan mobil tertua asal Jerman Mercedes Benz mempercayakan sejumlah in house tuner untuk menggali potensi sederet line up produksinya. Satu di antaranya kepada Brabus Jerman.
Brabus sedari awal mengambil spesialis bidang performa mesin, tampilan, sampai penggunaan material serat karbon. Sejumlah aksesoris resminya dijual dengan harga yang tinggi di pasaran.
Brabus memantaskan diri menjadi perusahaan tuning terbesar untuk produk Mercedes setelah Mercedes-AMG. Kesuksesan pertama Brabus dalam dunia tuning dibuktikan dengan hasil garapan Mercedes-Benz W126, S-Class lansiran (1979-1991). Dalam periode ini semakin banyak pelanggan. Selain menawarkan paket modifikasi khusus, juga menjadi memacu proses kreatif Brabus.
Prinsipnya, perusahaan mengutamakan kualitas tuning terbaik, eksklusivitas desain, keamanan, presisi, dan fungsional. Terutama mencapai efisiensi terbesar dengan meningkatkan parameter seperti tenaga mesin dan torsi secara signifikan.
Belum lama ini Brabus kembali merilis proyek terbaru dari basis Mercedes-Benz G-Class. Proyek berlabel 800 Black & Gold Edition ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan off-road khas generasi G-Class. Ubahan tampak kentara dari bagian wide body sekitar 100 mm berkat ubahan fender depan dan bumper. Kemudian bagian bodi dikelir ulang berwarna hitam metalik dan aksen emas. Terutama pada emblem, kaliper rem dan pelek baru. Set–up kaki-kaki dibuat dengan velg Monoblock Platinum ukuran 23 berbalut kulit bundar Advan Sport 305/35.
Kalangan hobbies
Hengky Kurniawan mengutarakan, para pelanggan yang mobilnya ingin dimodifikasi Brabus Indonesia by Alron Group rata-rata kalangan hobbies karoseri Mercedes Benz Classic. Biasanya pelanggan ingin me-refresh tampilan dan performa tunggangan kuda besinya.
Misalnya, ada seorang pemilik Mercy Jeep G63 meminta jasa Brabus Indonesia mengubah tampilan dan performa kendaraannya. Pelanggan tersebut memang pehobi mobil jenis SUV dan Jeep.
Jasa modifikasi kendaraan Brabus Indonesia, pada prinsipnya berdasarkan keinginan pelanggan. Kendaraan yang akan dimodifikasi, bisa karoseri Mercedes Benz teranyar maupun klasik.
“Jika pelanggan sudah membeli mobilnya di Indonesia, kemudian ingin dipasangkan sparepart Brabus Indonesia, bisa kami dilakukan. Misalnya, dia ingin mengubah design interior dengan warna khusus, menambah house power (HP) dari 585 HP menjadi 700 HP, pemasangan velg, pergantian ban, knalpot, hingga engine modul, dan bemper belakang,” kata Hengky Kurniawan.
Semua spesifikasi sparepart yang dipasang di kendaraan pelanggan tersebut brand Brabus asli Jerman.

Pria humble ini menuturkan, biasanya pelanggan yang ingin mobil dimodifikasi di Brabus Indonesia by Alron Group varian kendaraan mahal. Misalnya, Mercy G63 harga on-road Rp 7 miliar, biaya modifikasinya Rp 1,5 miliar, atau sekitar 20 persen dari harga mobil tersebut. Jadi, harga mobil itu menjadi Rp 8,5 miliar.
Untuk seri mobil, seperti Mercy C Class seharga antara Rp 900 juta sampai Rp 1 miliar, biaya modifikasinya bisa 40 persen. Misalnya dia ingin mobilnya di-upgrading dari C Class menjadi E Class.
“Namun, pelanggan membeli kendaraan CBU (orisinil dari pabrikan) dari Jerman, harganya bisa Rp 12 miliar. Pajak adalah salah satu faktor yang membuat mobil CBU itu menjadi lebih mahal,” ujarnya.
Hengky Kurniawan mengungkap, pangsa pasar Brabus Jerman di Indonesia jika dipersentasikan masih di bawah 2 persen. Lantaran kendaraan yang dimodifikasi atau upgrading brand Brabus terbilang kelas luxury. Jadi pangsa pasarnya rata-rata dari kalangan penghobi mobil mewah.
Di luar negeri pun, disebutkan Hengky Kurniawan, seperti di Amerika Serikat atau di China, yang membeli brand Brabus umumnya dari orang-orang terkenal, seperti bintang basket, atau bintang sepak bola, seperti Cristiano Ronaldo.
“Ada juga klien beli mobil, tapi tidak mau beli mobil baru. Dia suka beli mobil tahun 50-an. Dia upgrade mobilnya bisa mencapai Rp 3 miliar. Dia beranggapan, jika membeli mobil baru, nggak ada tantangan. Namun, kalau mobilnya di-upgrading ada kepuasan tersendiri,” imbuhnya.
Lama pengerjaan modifikasi seperti mobil klasik bisa mencapai 2 tahun. Karena, menyulap mobil klasik menjadi unik dan mewah, membutuhkan perhatian khusus dan detail. Jika proses modifikasi dilakukan oleh mekanik Brabus Indonesia pun, diakui Hengky Kurniawan, mereka sudah handal.
“Mekanik yang ngurusin mobil antik itu adalah seniman. Seniman otomotif,” tukasnya.
Brabus Indonesia by Alron selain melayani jasa modifikasi dan uprgrading kendaraan on-road, juga untuk off-road. Meskipun diakuinya lebih banyak melayani modifikasi on-road.
Karena, mobilnya sudah mahal, ada yang seharga Rp 12 miliar. Jika mobilnya untuk off-road, mungkin dia merasa sayang. Akhirnya digunakan untuk on–road,” lontar Hengky Kurniawan seraya tersenyum simpul.
Ia cerita, dulu biasanya kendaraan varian Jeep sering digunakan para bos pertambangan untuk meninjau area usaha pertambangannya.
Dirinya menjelaskan, jika sebuah mobil sudah dimodifikasi dengan sparepart Brabus, maka semua logo di kendaraan itu sudah berubah menjadi B (Brabus).
“Karena ada perjanjian antara Mercedez Benz Jerman dengan Brabus Jerman bahwa yang sudah dimodifikasi oleh Brabus tidak boleh ada logo Mercedes Benz lagi, berubah menjadi logo Brabus,” jelas Hengky Kurniawan seraya menambahkan, dalam waktu dekat unit usaha Alron Group akan menjalin kerja sama pengembangan showroom dan jasa servis kendaraan di Indonesia. (Adv)