Beranda Berita Nasional Jawab Tantangan Hilirisasi, Freeport Pastikan Konstruksi Smelter Sesuai Target

Jawab Tantangan Hilirisasi, Freeport Pastikan Konstruksi Smelter Sesuai Target

556
0

NIKEL.CO.ID, 3 FEBRUARI 2023 – Indonesia memiliki pekerjaan rumah serius untuk mampu menjawab agenda besar Program Indonesia Maju di Pemerintahan Presiden Joko Widodo, yaitu hilirisasi dan industrialisasi sumber daya alam. Oleh karena itu, PT Freeport Indonesia memastikan kontruksi pabrik smelter selesai sesuai target. 

Hal ini disampaikan oleh Institutional Relations Head Division MIND ID, Niko Chandra yang mengatakan tantangan ini tak lepas dari kebutuhan investasi yang cukup besar pada sektor mineral dan batu bara yang masuk dalam 8 sektor prioritas kebutuhan investasi di Indonesia.

Menurut Niko, hal ini sejalan dengan Kementerian Investasi dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), bahwa tantangan ini dapat dilihat dari dua sektor utama yaitu mineral dan batu bara (Minerba) sebagai bentuk perwujudan transisi industri primer ke nilai tambah.

“Mineral dan batu bara menjadi 2 sektor utama dalam mewujudkan transformasi ekonomi dari industri sektor primer ke industri berbasis nilai tambah (hilirisasi). Kebutuhan investasi hingga 2040 nilainya mencapai US$ 431,8 Miliar pada 2 sektor ini,” kata Bahlil yang dikutip Niko melalui surat elektronik yang diterima nikel.co.id, Jum’at (3/2/2023). 

Kepala Divisi Hubungan Kelembagaan MIND ID menjelaskan, MIND ID sebagai Holding Industri Pertambangan di Indonesia mengambil peranan penting pada bagian hulu dalam rantai bisnis pengelolaan komoditi, baik dari sisi penambangan hingga pengolahan atau pemurnian suatu komoditas.

PT Freeport Indonesia (PTFI) yang merupakan anggota dari MIND ID menjawab tantangan hilirisasi komoditas tembaga dengan membangun Smelter Manyar yang terdapat di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur. 

“Proyek yang kini telah mencapai progres 51,7 persen ini telah sesuai dengan kurva-S yang telah disetujui pemerintah dan akan rampung tepat waktu pada Desember 2023,” jelasnya. 

Niko menegaskan bahwa hal ini juga sejalan dengan apa yang disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto secara optimis bersama Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dan Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga saat menghadiri kunjungan acara ke lokasi kontruksi Smelter Manyar untuk melihat progres kemajuannya pada Kamis (2/2/2023) kemarin.

Dalam paparannya, Airlangga menilai PTFI mampu memastikan keberlangsungan proyek hingga selesai.

“Saya sangat mengapresiasi kerja keras PTFI dalam mengejar target konstruksi smelter Manyar yang kini telah mencapai 51,7 persen sesuai kurva-S yang disetujui pemerintah,” paparnya.

Airlangga menyampaikan, progres ini merupakan capaian luar biasa yang dapat menjadi contoh bagi perusahaan lain. Terlebih, mengingat proyek Smelter Manyar memiliki komposisi tenaga kerja Indonesia hingga 98 persen.

Airlangga menjelaskan, Smelter Manyar perlu melalui proses pre-commissioning dan commissioning sebelum dapat beroperasi penuh layaknya pabrik-pabrik lain. 

Seiring dengan Airlangga, Presiden Direktur PTFI Tony Wenas juga menegaskan bahwa tahap pre-commissioning dan commissioning akan memastikan seluruh fasilitas berfungsi tanpa kendala, dan memakan waktu sekitar lima bulan sebelum beroperasi pada Mei 2024.

“Kami pastikan pembangunan smelter dapat memenuhi target linimasa kurva-S yang telah disetujui pemerintah. Kami terus secara intensif berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan dalam mengupayakan akselerasi perampungan Smelter Manyar,” tutur Presdir PTFI Tony Wenas dalam kesempatan yang sama.

Kembali Airlangga menambahkan, selain fasilitas pemurnian dan pengolahan konsentrat tembaga, Smelter Manyar akan dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti Precious Metal Refinery (PMR). 

Fasilitas PMR berfungsi untuk mengolah lumpur anoda dari hasil olahan pemurnian konsentrat tembaga menjadi emas dan perak. Fasilitas tersebut diproyeksikan mampu menghasilkan rata-rata 35 ton hingga maksimal 60 ton emas per tahun.

“Fasilitas pendukung PMR memungkinan proses produksi emas dari hulu ke hilir di dalam negeri yang akan memberikan nilai tambah bagi neraca perbankan Indonesia,” ungkapnya. 

Niko kembali menyampaikan bahwa pembangunan Smelter Manyar hingga akhir Desember 2022 telah mengeluarkan biaya investasi sebesar US$1,63 miliar atau setara Rp25 triliun dari nilai total investasi sebesar US$3 miliar atau setara dengan Rp45 triliun. 

“Smelter Manyar dengan desain single-line terbesar di dunia akan mampu mengolah konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi 1,7 juta dry metric ton (dmt) dan menghasilkan katoda tembaga hingga 600.000 ton per tahun,” imbuhnya. (Shiddiq)

Artikulli paraprakDirjen Minerba: Realisasi PNBP 2022 Lampaui Target
Artikulli tjetërPakar Industri Perkirakan Industri Baterai Butuh 100 Ribu Ton Kobalt hingga 2025