NIKEL.CO.ID, 13 Januari 2023– Kabar terhangat rencana Telsa akan membangun pabrik perakitan mobil listrik baterai (battery electric vehicle/BEV), bekapasitas 1 juta unit per tahun di Indonesia, ternyata memperkuat saham-saham nikel di bursa.
“Kabar Tesla membangun pabrik di Indonesia menjadi sentimen positif saham-saham nikel, yakni INCO, MDKA, dan ANTM,” tulis perusahaan investasi global JP Morgan, terkutip.
Mendengar hal tersebut Ceo Tesla Elon Musk langsung memberi respon atas berita investasi Tesla di RI, dengan membalas salah satu tweet pengguna Twitter terkait berita tersebut.
Elon Musk mengingatkan bahwa harus selalu berhati-hati dengan artikel yang ia sebutkan tanpa nama, menurutnya sumber tersebut sering kali salah.
Berdasarkan laporan dari Bloomberg JPmorgan menyebutkan, Tesla selangkah lagi akan membangun industri BEV di Indonesia, mulai dari hulu suku serta cadang, baterai dan perakitannya.
Kabar ini muncul setelah Tesla telah menyepakati kesepakan pengadaan nikel untuk baterai BEV senilai US$5 miliar pada tahun lalu.
Berdasarkan sumber terkait Elon Musk bulan lalu mengatakan Tesla akan segera memilih lokasi “gigafactory” atau pabrik raksasa barunya berada di negara bagian Nuevo Leon, Meksiko utara yang dipekiraan paling cepat desember mendatang.
November tahun lalu, kantor Kepresidenan Korea Selatan juga mengungkapkan Elon telah menyatakan bahwa Korea Selatan adalah salah satu kandidat lokasi teratas di Asia untuk membangun pabrik mobil listrik.
hal ini ditangapi oleh Elon Musk yang menyatakan bahwa Indonesia telah memberikan kontribursi yang sangat signifikan, tentunya dengan produksi berbagai bahan penting untuk manajemen di bidang tersebut salah satunya yaitu nikel.
Ia juga menjelaskan nikel adalah bahan utama baterai lithium terutama untuk kendaraan listik jarak jauh.
“Tetapi lithium sebenarnya hanya beberapa persen dari berat baterai. Padahal nikel sebenarnya merupakan mayoritas berat baterai. Itu seharusnya sangat penting, karena membutuhkan baterai dengan kepadatan energi yang sangat tinggi,” tutur Elon Musk.
Selama banyak pembangkit energi terbarukan dan kombinasi pertambangan berkelanjutan terbarukan, Elon Musk berujar, pembangkit energi hanya kemajuan keseluruhan dalam produktivitas.
“Dan juga pendidikan, saya pikir, berita ini akan memberikan kontribusi yang besar, bukan?” ucap Elon Musk.
Disisi lain mendengar hal ini JPMorgan percaya, kabar ini akan menguntungkan pemain fasilitas high pressure acid leach (HPAL) yang mengolah nikel limonit menjadi produk mixed hydroxide precipitate (MHP) dan nikel sulfat. Tesla, dalam kalkulasi JPMorgan, membutuhkan 50.000 ton nikel untuk memproduksi BEV sebanyak 1 juta unit.
JPMorgan menilai, realisasi investasi Tesla tergantung pada kapasitas terpasang dan penambahan total kapasitas terpasang pabrikan ini. Jika Tesla jadi membangun pabrik BEV di Indonesia berkapasitas 1 juta unit setahun, total kapasitas produksi naik 40% dari saat ini sebanyak 2,2 juta unit. Adapun utilisasi pabrik Tesla saat ini mencapai 70%.
“Kami kira menambah kapasitas 40% dalam 3-5 tahun ke depan untuk Tesla masih cukup bullish,” tulis JP Morgan.
Bagi JPMorgan, agar pabrik Tesla di Indonesia berkelanjutan, pasar domestik harus kuat. Berdasarkan kalkulasi JPMorgan, mobil dengan harga di atas Rp 500 juta akan berkontribusi 10-15% terhadap total pasar mobil di Indonesia. Jika segmen ini terus tumbuh 20% dan Tesla bertaji, perusahaan ini masih harus mengekspor sekitar 200.000-300.000 unit BEV ke kawasan regional.
JPMorgan percaya, Indonesia bakal memiliki pabrik baterai BEV yang cukup. Sebab, Indonesia bakal menyumbangkan 40% nikel untuk baterai BEV dalam 2-3 tahun ke depan. (Fia)