Beranda Pemerintahan Larang Ekspor Nikel,  Investasi Hilirisasi PMA Triwulan l 2022 Meningkat Rp 147,2...

Larang Ekspor Nikel,  Investasi Hilirisasi PMA Triwulan l 2022 Meningkat Rp 147,2 Triliun

555
0
Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia saat konferensi pers terkait perkembangan investasi di Indonesia

NIKEL.CO.ID, 20 Oktober 2022 – Keberhasilan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kebijakan larangan ekspor bahan mentah bijih nikel telah mendorong terjadinya hilirisasi investasi di Indonesia, terutama dalam industri pengolahan nikel dan besi.  Pada  Triwulan I Tahun 2022, Penanaman Modal Asing (PMA) dari industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar Rp 147,2 triliun. 

Hal itu disampaikan oleh Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia bahwa kebijakan Presiden Jokowi melarang ekspor bahan mentah telah berhasil mendorong terjadinya hilirisasi investasi di Indonesia. 

“Khususnya industri pengolahan nikel serta industri besi dan baja yang dipublikasikan BPKM dalam data capaian realisasi investasi pada Triwulan I (periode Januari – Maret) Tahun 2022,” kata Menteri Investasi/Kepala BPKM Bahlil Lahadalia melalui siaran pers BPKM per April 2022.

Menurut Bahlil, untuk investasi PMA pada Triwulan I Tahun 2022 meningkat 31,8% dibanding Triwulan I Tahun 2021 dari Rp 111,7 triliun menjadi Rp 147,2 triliun. 

“Realisasi PMA terbesar untuk periode Januari-Maret 2022 disumbang oleh sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya,” ujarnya. 

Dalam data realisasi investasi, berdasarkan sektor usaha, lima besar realisasi investasi (PMDN & PMA) adalah industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya (Rp 39,7 triliun, 14,0%), transportasi, gudang dan telekomunikasi (Rp 39,5 triliun, 14,0%), pertambangan (Rp 35,2 triliun, 12,5%), perumahan, kawasan industri dan perkantoran (Rp 24,9 triliun, 8,8%), serta listrik, gas dan air (Rp 23,1 triliun, 8,2 %).

Bahlil menerangkan bahwa data capaian realisasi investasi pada Triwulan I (periode Januari – Maret) Tahun 2022 sebesar Rp 282,4 triliun, lebih tinggi 28,5% dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Capaian Triwulan I Tahun 2022 juga meningkat 16,9% dibandingkan Triwulan IV Tahun 2021. Capaian Triwulan I Tahun 2022 berkontribusi sebesar 23,5% dari target realisasi yang dicanangkan sebesar Rp 1.200 Triliun.

“Dengan peningkatan prosentase capaian realisasi investasi Triwulan I – 2022 meningkat menjadi dua digit dibanding Triwulan I – 2021. Hal ini menunjukkan keyakinan investor dalam dan luar negeri semakin meningkat terhadap kebijakan pemerintah khususnya di bidang investasi,” terangnya. 

Bahlil menuturkan bahwa sektor industri pengolahan masih memegang peranan sangat penting dalam peningkatan realisasi investasi dan tetap menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi.

“Saya diperintah Bapak Presiden untuk mewujudkan investasi yang inklusif dan berkualitas, yaitu adanya keseimbangan realisasi investasi di Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa, peningkatan nilai tambah sumber daya alam dan mineral, serta tumbuhnya sentra-sentra ekonomi baru di daerah,” tuturnya.

“Untuk itu seluruh unit di Kementerian Investasi/BKPM dengan upaya out of the box melakukan langkah-langkah dalam rangka pencapaian investasi inklusif,” sambung Mantan Ketua Umum HIPMI tersebut. 

Berdasarkan laporan kegiatan penanaman modal, pertumbuhan investasi PMDN pada Triwulan I Tahun 2022 meningkat sebesar 25,1%, dari Rp 108,0 triliun di Triwulan I Tahun 2021 menjadi Rp 135,2 triliun. Investasi sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi menjadi sektor penunjang terbesar realisasi investasi PMDN.

Kementerian Investasi/BKPM juga mencatat, lima  besar realisasi investasi (PMDN & PMA) berdasarkan lokasi proyek adalah DKI Jakarta (Rp 40,4 triliun, 14,3%), Jawa Barat (Rp 39,5 triliun, 14,0%), Riau (Rp 23,7 triliun, 8,4%), Jawa Timur (Rp 23,6 triliun, 8,4%), dan Sulawesi Tengah (Rp 20,0 triliun, 7,1%).

Sebagai refleksi pemerataan ekonomi di Indonesia, pertumbuhan investasi di luar Jawa saat ini cukup stabil dan terus mengalami peningkatan meningkat secara signifikan. Pada periode Triwulan I Tahun 2022 realisasi investasi di luar Jawa sebesar Rp 148,7 triliun meningkat 16,6% dari periode Triwulan IV Tahun 2021 sebesar Rp 127,5 triliun.

Pertumbuhan investasi di luar Jawa terlihat dengan masuknya Provinsi Riau dan Sulawesi Tengah ke dalam lima  besar lokasi investasi PMA dan PMDN pada Triwulan I Tahun 2022 ini. 

Tiga provinsi luar Jawa dengan realisasi investasi PMA terbesar, yaitu Provinsi Sulawesi Tengah yang menempati peringkat pertama dengan presentase sebesar 12,9% diikuti dengan Provinsi Riau 9,9% dan Provinsi Maluku Utara sebesar 7,3%.

Lima besar negara asal PMA adalah Singapura (US$ 3,6 miliar, 34,8%), Hongkong, RRT (US$ 1,5 miliar, 15,0%), R.R. Tiongkok (US$ 1,4 miliar, 13,2%), Jepang (US$ 0,8 miliar, 8,0%), dan Amerika Serikat (US$ 0,6 miliar, 6,1%).

Dari data di atas, terlihat dalam dua triwulan terakhir, Amerika Serikat masuk ke dalam 5 besar negara asal PMA yang membuktikan adanya diversifikasi sumber negara asal yang tidak hanya terfokus pada wilayah Asia Timur. (Shiddiq)

Artikulli paraprakAPNI Ajak Perbankan Membuat Kajian Pembiayaan Pertambangan Hulu hingga Hilir
Artikulli tjetërHarita Nickel Resmikan Smelter Feronikel Berkapasitas 780 Ribu Ton per Tahun