Beranda Berita International Ada Apa dengan Nikel, Harganya Terus Melemah

Ada Apa dengan Nikel, Harganya Terus Melemah

699
0

NIKEL.CO.ID, 28 Juni 2022-Harga nikel masih melemah, meskipun hari ini lebih tinggi dibanding Senin kemarin (27/6/2022), di angka US$ 22.00-an per ton. Harga nikel terpantau di London Metal Exchange (LME) pada Selasa (28/6/2022) pukul 13.46 WIB tercatat US$ 23.150 per ton.

Harga nikel sempat melambung tinggi di minggu awal Juni, rata-rata di kisaran US$ 26.000-US$ 27.000 per ton. Namun, jelang akhir Juni ini kembali merosot.

Meski begitu, Nikel SHFE sempat rebound Senin kemarin, tetapi harga nikel jangka panjang mengalami kendala ke arah positif di tengah lemahnya permintaan dan lepasnya pasokan.

Di sisi lain, penurunan harga nikel SHFE kemarin sangat menyempit dan nikel SHFE sempat naik 0,81% setelah sempat melemah selama tiga hari. Kontrak Lead SHFE yang paling banyak diperdagangkan naik 0,64% dan ditutup pada 179.480 yuan/mt pada kemarin. Per 15:53 kemarin, nikel SHFE turun lebih dari 6%.

Di pasar spot, harga spot nikel rafinasi SMM turun 9% selama empat hari dan turun 0,72% menjadi 186.650 yuan/mt kemarin. Pada tanggal 27 Juni, nikel Jinchuan dikutip pada 10.000-11.000 yuan/mt, dengan harga rata-rata yuan 10.500/mt, datar dari hari sebelumnya.

Nikel Nornickel dikutip pada 5.500-5.800 yuan/mt, dan harga rata-rata adalah 5.650 yuan/mt, naik 400 yuan/mt dari hari lalu. Harga mutlak nikel murni spot sedikit berubah kemarin karena kontrak berjangka turun secara signifikan Jumat lalu. Namun, futures rebound kemarin. Transaksi spot buruk di tengah sentimen menunggu dan melihat hilir.

Menurut Shanghai Metals Market (SMM), secara fundamental dari sisi penawaran dipengaruhi oleh dimulainya kembali produksi nikel rafinasi, produksi nikel murni dalam negeri sedikit meningkat, dan impor spot nikel murni luar negeri terus menjaga profitabilitas. Oleh karena itu, pasokan nikel murni meningkat signifikan dibandingkan Februari-Maret. Kedua, lini produksi NPI dan produk antara di Indonesia akan terus berproduksi sehingga dapat menekan permintaan nikel murni di masa mendatang.

Di sisi permintaan, meskipun situasi pandemi di Wuxi dan Foshan mereda dan transaksi spot stainless steel membaik. Rendahnya rasio penggunaan stainless steel dan nikel murni membatasi dorongan harga nikel. Dalam hal paduan, pelapisan listrik dan baterai, dipengaruhi oleh koreksi tajam pada harga mendatang dari 13 Juni hingga 17 Juni, permintaan untuk pembelian paduan meningkat.

Meskipun harga berjangka masih pada level rendah minggu lalu, karena siklus pengadaan dan masalah lainnya, transaksi pasar spot baru-baru ini umumnya buruk.

Singkatnya, meskipun permintaan nikel murni masih lemah sementara pasokan diperkirakan akan longgar. Oleh karena itu, dalam jangka panjang, besar kemungkinan harga nikel akan terus menurun.

(Fia/Editor:Syarif)

Artikulli paraprakNikel Indonesia Memegang Peranan Penting di Industri EV Global
Artikulli tjetërAplikasi Teknologi Perusahaan Pertambangan tak Harus Mahal