NIKEL.CO.ID 18 Februari 2022-Kabar gembira untuk para pengusaha nikel, melalui bursa perdagangan dunia London Metal Exchange (LME) harga nikel pada Jumat (18/02/2022) pukul 11.01 WIB mencapai US$24.145/ton, lebih tinggi dibandingkan harga penutupan kemarin, Kamis (17/2/2022) US$22,060.
Harga nikel pada Februari ini adalah harga yang tertinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Namun, harga nikel yang fantastis ini tidak linier dengan persediaan nikel. Stok nikel di China, misalnya terus menurun sejak Januari 2022.
Diinfo melalui Shanghai Metal Market (SMM), persediaan nikel di gudang LME telah menurun sejak Januari, dan diperkirakan destocking akan terus berlanjut.
Sementara itu, harga nikel sulfat rebound karena pasokan diperketat setelah produsen yang merugi menurunkan produksi mereka dalam dua bulan terakhir. Keuntungan produsen nikel sulfat membaik di tengah kenaikan harga. Mengingat kelangkaan bahan baku yang parah, SMM berkeyakinan bahwa setiap peningkatan lebih lanjut dari keuntungan nikel sulfat akan terbatas karena pabrik garam nikel akan kembali berproduksi setelah keuntungan pulih ke tingkat tertentu, yang akan mengintensifkan kekurangan bahan baku dan mendorong harga bahan baku.
Pabrik terintegrasi nikel sulfat-prekursor harus meningkatkan proporsi pembubaran briket nikel internal mereka untuk memenuhi permintaan nikel sulfat yang terus meningkat. Saat ini briket nikel masih menjadi bahan baku utama nikel sulfat.
Persediaan briket nikel akan terus menurun hingga nikel matte bermutu tinggi dapat mengisi kekosongan pasokan bahan baku. Sejak Februari, nikel matte berkadar tinggi telah digunakan sebagai bahan baku untuk uji coba produksi nikel sulfat, tetapi produksinya akan relatif rendah pada bulan ini. Output diharapkan meningkat secara bertahap pada bulan Maret dan meningkat secara signifikan pada bulan Juni, tetapi pasokan bulanan mungkin kurang dari 10.000 mt dalam kandungan nikel.
Meskipun pasokan domestik terbatas, jendela impor tetap tertutup mengingat rasio harga nikel SHFE/LME yang tidak menguntungkan karena rendahnya persediaan nikel di luar negeri. Namun, jendela impor berdasarkan harga spot terbuka karena premi spot domestik berada pada level yang tinggi.
Pabrik stainless steel secara bertahap akan melanjutkan produksinya pada akhir Februari, yang akan meningkatkan permintaan NPI. Dengan peningkatan kapasitas nikel matte bermutu tinggi di Tsingshan Group, peningkatan pasokan NPI diperkirakan akan terbatas. Harga NPI akan berkinerja kuat pada Februari-Maret di bawah dukungan biaya dan pemulihan permintaan
Pada 16 Februari persediaan nikel di gudang LME tercatat sebesar 83.820 ton, turun 654 ton dari hari sebelumnya. Jika dibandingkan dengan puncak persediaan di bulan April 2021, persediaan nikel telah turun 68%.
Persediaan yang terus menyusut menopang harga nikel untuk terus menguat tinggi dan bertahan di atas level ‘keramat’ US$ 24.145/ton.
Di sisi lain, produksi nikel Indonesia, produsen nikel terbesar dunia, diprediksi akan melonjak pada tahun 2022 seiring dengan pembukaan kembali aktivitas ekonomi. Hal ini meredakan sentimen kendala pasokan nikel dunia.
Fitch Solution dalam risetnya memproyeksikan produksi tambang nikel Indonesia pada tahun 2022 sebesar 919.600 ton. Jumlah produksi ini naik 10% dibandingkan dengan tahun lalu (year-on-year/yoy).
Harga nikel yang tinggi ini, bisa menjadi peluang bagi eksportir nikel dari Indonesia untuk menambah kuota nikel kadar tinggi, atau bahkan bahan olahan setengah jadi ke produsen-produsen di luar negeri.
Kendati pemerintah akan menerapkan pajak progresif untuk komoditas nikel yang diekspor, jika berdasarkan estimasi bisnis masih ada benefit, mengapa tidak?
Terlebih jika buyer, baik pabrik maupun eksportir menyerap bijih nikel dari para penambang nikel di tingkat hulu. Tentunya trading tersebut berdasarkan ketentuan Permen ESDM Nomor 11 Tahun 2020 tentang ketentuan Harga Patokan Mineral (HPM) di dalam negeri. (Fia/bbs)