NIKEL.CO.ID, 06 Januari 2022-Perkembangan nikel saat ini masih diminati para pengusaha pertambangan dan pabrik pengolahan di dunia. Di awal tahun 2022 harga nikel dunia terkoreksi naik dibandingkan selama Desember 2021.
Walaupun dalam sepekan lalu sempat mengalami penurunan harga, berdasarkan harga nikel di pasar London Metal Exchange (LME) pada perdangangan pada Rabu (5/1/2022), harga nikel ditutup US$ 20.070 per ton. Hari Kamis ini, (6/1/2022) harga nikel menyentuh di US$ 20,890 per ton. Ini menunjukkan bahwa nikel semakin terdepan di awal tahun 2022 .
Menurut Analis Information Development Co.Ltd, Chen Ruirui, seperti dikutip CNBC , yang menjadi faktor harga nikel yang tinggi sepanjang 2021 disebabkan faktor defisit pasar yang tidak sesuai dengan pasokan nikel, sehingga terjadi ketidakseimbangan. Dan neraca nikel dunia dipekirakan mengalami defisit 25.000 ton pada 2021, dari kebutuhan nikel sebesar 128.020 ton. Sementara untuk persedian nikel pada 30 Desember 2021 tercatat 103.020 ton, jumlah ini turun dari persedian nikel tahun lalu.
Permintaan nikel dunia datang dari pabrik baja anti karat (stainless steel) China yang tumbuh 15% pada tahun 2021. Permintaan ini tumbuh seiring dengan pemulihan ekonomi global. Selain itu permintaan juga tumbuh dari baterai kendaraan listrik.
Penjualan mobil listrik dunia pada November 2021 naik 72% year-on-year menjadi 721.000 unit. Ini memecahkan rekor baru penjualan dalam sebulan. Hingga November 2021, penjualan mobil listrik dunia tercatat 5,5 juta unit dan diperkirakan mencapai 6,5 juta unit di akhir tahun 2021.
Walaupun penjualan mobil listrik memiliki kinerja cemerlang pada tahun 2021, namun kontribusi terhadap permintaan nikel diperkirakan masih kecil dibandingkan pabrik baja anti karat (stainless steel) pada tahun 2022. Harga nikel tahun ini diperkirakan lebih tenang karena pasar nikel global diperkirakan mengalami surplus pasokan tahun depan.
Chen Ruirui memperkirakan neraca pasokan nikel akan surplus 45.000 ton tahun 2022. Ini karena pulihnya tambang nikel selaras dengan kebangkitan ekonomi global. (Fia/Syarif)