Direktur Utama Wika Agung Budi Waskito mengatakan, rencananya, proyek ini akan berlangsung selama 36 bulan kalender kerja. Diharapkan proyek ini bisa selesai tepat waktu yaitu pada 2023 mendatngan dengan kualitas yang sangat baik.
Nantinya, proyek tersebut akan terdiri dari dua lajur produksi, dimana masing-masing lajur akan ditunjang dengan fasilitas produksi utama. Seperti Rotary Dryer berkapasitas 196 ton/jam (wet base), Rotary Kiln berkapasitas 178 ton/jam (wet base), Electric Furnace berkapasitas 72 MVA serta peralatan penunjang lainnya.
“WIKA menyambut positif kepercayaan besar yang diberikan oleh PT. CNI. Insha Allah, proyek ini dapat selesai tepat waktu dengan kualitas yang memuaskan dan bisa menjadi titik ungkit kebangkitan industri berbasis mineral di tanah air dan dunia,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Minggu (29/11/2020).
Sementara itu, Direktur Utama PT CNI Derian Sakmiwata mengatakan, dengan pembangunan fasilitas smelter ini diharapkan bisa menggenjot produk nikel di tanah air. Sehingga berefek domino bagi perekonomian nasional.
Nantinya fasiltas produksi utama pada pabrik tersebut adalah Ore preparation facility dan Hydrometallurgical plant berkapasitas 3,6 juta ton per tahun. Kemudian Limestone treatment plant berkapasitas 770 ribu ton per tahun, Sulfuric Acid Plant berkapasitas 550 ribu ton per tahun, Residue storage facilites berkapasitas 970 ribu ton tailing serta peralatan penunjang lainnya.
“Semoga dengan semangat merah putih yang menjadi semangat kita semua, komoditas nikel menjadi harapan untuk menggenjot pertumbuhan industri logam dasar, sekaligus pertumbuhan ekonomi nasional,” ucapnya.
Sebagai informasi, proyek pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnuan nikel dalam pengoperasiannya kelak akan menggunakan rute Rotary Kiln – Electric Furnace yang sudah terbukti (untuk mengolah bijih nikel kadar 1.59% Ni menjadi ferronickel dengan kadar 22%.
Berbeda dengan pabrik nikel di Indonesia pada umumnya yang menggunakan electric furnace tipe circular, pabrik ini menggunakan electric furnace tipe rectangular yang memiliki keunggulan. Misalnya, memiliki konsumsi energi per ton atau kWh per ton yang lebih efisien karena menggunakan desain electrode yang tercelup slag.
Lalu, memiliki service life yang lebih lama karena fleksibilitas struktur rectangular yang sangat baik mengatasi masalah ekspansi furnace. Kemudian, Memiliki tingkat recovery Ni yang lebih baik, melalui bagian slag settling yang diperpanjang oleh dimensi rectangular.
Sumber: okezone.com